"Berikan uang itu padaku atau kalian akan tanggung akibatnya setelah Ethan tau kalau kalian telah menipunya!" ucap Nada dingin.Mendangar nama Ethan dan ancaman yang sama, Dolly tidak dapat menahan kemarahannya. Dia juga tidak bisa bertahan dengan keputusannya untuk tidak memberikan uang itu pada Nada. Setiap kali mendengar nama Ethan, selalu saja ada getaran hebat dalam dirinya. Getar ketakutan dan rasa khawatir."Kamu-" Dolly geram.Wanita itu memutar tubuh kasar dan cepat, lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Dia mengambil uang yang diminta oleh Nada dan sebuah tas lusuh, lalu memasukkan uang itu ke dalamnya. Dia kembali menemui Nada."Ambil ini, Bocah serakah!" marah Dolly sembari melemparkan uang dan tas lusuh pada Nada. Setelah melemparkan uang itu ke bawa, Dolly langsung pergi karena kesal.Lembaran uang kertas itu tabur saat Dolly melemparkan ke bawah. Meski harus mendapatkan penghinaan, Nada tidak peduli. Yang terpenting baginya adalah uang untuk biaya op
"James, maaf. Aku angkat telepon dulu," ucap Nada, lalu mendekatkan ponselnya pada telinga.Nada tetep di tempat duduknya tanpa menyingkir karena dia pikir tidak ada yang penting yang perlu di tutupi. Toh dia hanya menerima telepon dari Ethan, bukan dari orang lain."Halo," sapa Nada."Nada, apa kamu belum pulang?" tanya Ethan.Hari ini Ethan memang sudah bilang tidak bisa menjemput Nada. Nada juga tidak memintanya menjemput dan saat ini dia sudah berada di rumah.Nada mengarahkan pandangnya pada James yang duduk diam menunggunya."Kenapa?" Nada tidak menjawab pertanyaan Ethan, tapi malah memberi pertanyaan lain kenapa Ethan menghubunginya."Nada, di rumah tidak ada makanan. Aku juga malas mau masak, tapi aku lapar.""Kenapa tidak masak mie saja yang cepat? Di dalam lemari makanan masih ada beberapa bungkus mie," ucap Nada."Tidak mau, aku mau masakan istriku." Ethan menolak masak nasi.Lagi-lagi Nada melihat James. Dia merasa ragu untuk mengatakan pada Ethan bila dia tidak bisa pulan
"Jadi benar, kalian sudah menikah?" James masih ingin mendengar dan berharap Nada akan mengatakan bila yang diucapkan tadi salah."Seperti apa yang kamu dengar," sahut Ethan mewakili jawaban Nada.Ethan menunjukkan sikap bila dia adalah suami Nada dan tidak memberikan kesempatan pada James untuk berpikir bila mereka hanya bersandiwara atau yang lainnya yang mungkin James pikir masih memiliki kesempatan untuk mendekati istrinya.Ethan tidak membutuhkan izin dari James untuk duduk berdampingan dengan Nada. Setelah melepas rangkulannya pada tubuh Nada, dia menuntun Nada untuk duduk. Ethan juga dengan tenang dan santai mengangkat tangan dan melambai untuk memanggil pelayan karena dia harus memesan makanan."Sayang, apa kamu sudah pesan makanan?" tanya Ethan dengan suara sangat lembut pada Nada.Nada merasa tidak enak hati pada James saat melihat sikap James tiba-tiba diam setelah kedatangan Ethan dan mengetahui bila dirinya sudah menikah, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Ethan memang
Nada kembali menghela napas panjang sepanjang kesabarannya menunggu kata-kata fitnah apa lagi yang akan dilakukan oleh Danica untuknya. Dia sudah merasa muak dan terbiasa dengan hinaan dan makian yang dilakukan oleh Danica dan keluarganya sehingga Nada sudah merasa kebal.Danica memasang wajah seakan dia adalah orang yang menjadi korban dan sedih memikirkan nasib orang tuanya setelah apa yang dilakukan Nada pada mereka. Semua itu dilakukan jelas saja hanya untuk menarik perhatian dan simpati orang-orang padanya, namun membuat mereka membenci dan memandang Nada kejam."Kamu sangat tidak tau diri, Nada! Kamu serakah!" Kembali Danica mengulang bila Nada adalah orang yang serakah."Nona, memangnya apa yang dia lakukan dan mengapa kamu mengatakan dia serakah?" Tiba-tiba orang yang duduk di dekat mereka bertanya dengan aura ingin tau masalah mereka.Danica tersenyum dalam hati karena ternyata apa yang dilakukan mendapat respon yang baik dan berhasil memancing orang-orang memandang sebelah m
Danica mengedarkan pandangnya ke seluruh orang di sekitarnya. Orang-orang yang tadinya memandang hina dan jijik pada Nada, kini beralih memandang curiga dan mencemoohnya. Tatapan itu lebih tajam dan menyakitkan dari mereka memandang Nada sehingga mau tidak mau Danica harus menuruti semua yang dikatakan oleh Nada."Ayo, berikan tas palsumu itu padaku!" minta Nada lagi dan masih mengulurkan tangan pada Danica.Dengan ragu dan tidak rela, Danica akhirnya memberikan tas mahalnya pada Nada. Bola matanya sudah berkaca-kaca menahan malu dan takut. Tangannya saja sudah mulai gemetar. Nada mengambil tas dari tangan Danica dengan gerakan cepat dan terlihat seolah merebut karena dia kesal. Bibirnya mulai mengembangkan senyum tipis melihat tangan dan wajah Danica."Silakan kalian nilai sendiri, apakah tas ini palsu atau asli!" Nada memberikan tas Danica pada seorang wanita yang duduk tidak jauh dari mereka berdiri.Wanita itu menmgambil tas Danica dan tanpa harus menelitinya dalam waktu yang lam
"Nada." Ethan memegang lengan Nada dan menghentikan langkah mereka.Nada memutar serong tubuh menghadap Ethan dan langsung menatap matanya."Tadi kamu bilang, orang tuamu mempunyai utang. Aku tidak mengerti?" ucap Ethan menunjukkan wajah bingungnya."Oh, itu," desah Nada.Nada kembali memutar tubuh dan lurus, lalu melanjutkan langkah mereka. Ethan pun mengikutinya dan berjalan di sampingnya, masih menunggu jawaban Nada."Mereka memang memiliki utang padaku. Sayangnya, setelah aku menikah, mereka tidak mau membayarnya," jelas Nada."Aku tidak mengerti," sahut Ethan.Nada kembali menoleh dan melihatnya, juga langkahnya terhenti. Untuk sesaat tatapan mereka saling beradu dan Ethan setia menunggu penjelasannya.Ada keraguan dalam sorot mata Nada saat harus menjawab dan menjelaskan apa yang terjadi padanya, hingga akhirnya dia bisa menikah dengan Ethan. Hanya saja tatapan mata Ethan yang menunggu dan meminta penjelasan tidak mungkin dihindarinya."Maaf bila tadi membuatmu tidak nyaman," uc
Nada langsung merebahkan diri di atas tempat tidur dengan mata terpejam. Rasanya hari ini sangat melelahkan, apalagi dia bertemu dengan Danica di tempat umum dan Danica menghinanya. Untung Nada bukan tipe wanita yang rela dihina dan dia juga memiliki senjata untuk balik menjatuhkan Danica."Dasar keluarga aneh!" gumamnya masih dengan mata tertutup.Nada tidak tau saat berbicara seperti itu, ada Ethan yang beberapa detik lalu telah berdiri di dekatnya sembari memandangi wajahnya. Ethan memang tidak menguntit Nada masuk ke dalam kamarnya, tetapi dia pun masuk ke dalam kamarnya sendiri. Hanya saja setelah duduk dan memikirkan apa yang terjadi di restauran dan bagaimana cara James melihat Nada, pikiran Ethan tidak tenang. Hingga akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamar Nada.Mendengar Nada bergumam dan berkeluh tentang keluarganya yang aneh, kecurigaan Ethan semakin tidak mengerti. Beberapa saat menunggu untuk mendengar hal lain lagi dari Nada, tetapi tidak ada. Hingga akhirnya ...."Ehe
"Apa yang bisa saya bantu, Nona?" Seorang pria berkumis berdiri di hadapannya.Nada memperhatikan ke sekitar tempatnya berdiri saat ini. Ada banyak barang di sana. Dia merasa tidak yakin datang ke sana, tapi di sisi lain dia merasa tempat itu yang paling cocok dan bisa didatangi yang bisa membantunya."Nona," sapa pria itu lagi karena Nada masih mengabaikannya."Iya," sahut Nada mengarahkan pandangnya pada pria itu, lalu berjalan mendekatinya."Ada yang bisa saya lakukan untuk membantu Anda?" tanya pria itu lagi."Tentu saja," jawab Nada. "Aku ingin menjual barang-barang ini," ucap Nada.Nada menunjukkan barang-barang yang ingin dia jual dan meletakkan di atas meja. Barang-barang itu hasil dia merampas milik Danica saat itu. Dia tau barang-barang milik Danica memiliki harga yang mahal. Dengan menjualnya, Nada berharap bisa menambah biaya pengobatan Bethany."Apa ini milik Anda sendiri?" Pria itu menatap Nada dengan sorot mata menyelidik."Tentu saja. Semua barang ini milikku," bohong