Share

Bertemu Lagi!?

Keesokan harinya, Claudia berangkat kerja dengan menumpang motor Vespa merah milik Dirga. Lumayan untuk menghemat pengeluaran karena kampus Dirga sekarang menjadi tempat kerja Claudia.

Ya, Claudia akan menjadi seorang dosen!

“Perlu gue anterin ke dalam nggak, Mbak?” tanya Dirga saat mereka sampai dan Claudia sedang menyerahkan helm padanya. 

Claudia pun langsung menggeleng, “Nggak perlu, Mbak tahu kok ruangan prodi di mana.”

Detik berikutnya, saat berbalik ke arah kampus, Claudia memiringkan kepalanya sedikit. Dia tampak bingung.

Kok … kayaknya beda, ya?’ batin Claudia dalam hati, berubah jadi tidak yakin karena menyadari area kampus yang sebelumnya sedang dalam perbaikan telah selesai, membuat tempat tersebut agak berbeda dari kali terakhir dia berkunjung.

Melihat kebingungan Claudia membuat Dirga mendengus tidak percaya. “Kalau nggak tahu, jangan pura-pura sok tahu. Daripada nyasar, mending gue an–”

“DIRGAAAAA!”

Ucapan Dirga terpotong oleh suara melengking dari arah kiri. Baik Dirga maupun Claudia kompak menoleh.

Terlihat seorang gadis muda nan cantik mendadak menubruk dan menggandeng lengan Dirga mesra, membuat ekspresi pemuda itu berubah dingin. “Aruna,” panggil Dirga dengan alis tertaut. 

“Pagi, Dirgaku sayang!” balas gadis bernama Aruna itu.

Aruna, Claudia mengenali nama tersebut. Itu adalah nama pacar Dirga yang sering diceritakan oleh ibu pemuda tersebut!

“Jangan kayak gini,” tegur Dirga dingin kepada sang kekasih seraya menepis tangan Aruna.

Claudia sedikit mencibir melihat bagaimana cara Dirga merespons Aruna. Namanya pacar, kok dikasarin begitu? Harusnya senang dong disapa mesra?

“Ish, galak banget sih,” balas Aruna. “Tapi nggak apa-apa, masih ganteng.” Gadis itu tertawa kecil.

Setelah membalas santai kekasihnya, Aruna melirik ke arah Claudia, tampak penasaran. “Umh, kamu siapanya Dirga?” 

Ditodong pertanyaan seperti itu oleh Aruna membuat Claudia refleks tersenyum. “Nama saya Claudia, dosen baru di sini. Kebetulan tinggal di kamar loteng rumahnya Dirga.”

Mendengar itu, Aruna langsung terbelalak dan menarik pandangan tidak sopannya. “O-oh, maaf, Bu, hehe,” cengir Aruna. Tadinya, dia pikir Claudia adalah gadis yang sedang berusaha merebut Dirga-nya, tapi ternyata dia salah!

Claudia tersenyum. “Nggak apa-apa. Ibu paham perasaan kamu. Jadi pacar bocah ganteng ini pasti membuatmu was-was, ya?” candanya, membuat Aruna tertawa. 

Melihat Aruna begitu manis dan juga berstatus sebagai kekasih Dirga, Claudia pun bertanya, “Kamu berangkat naik apa ke sini?” Itu bukan hanya pertanyaan basa-basi, melainkan karena Claudia merasa tak enak. “Apa gara-gara Ibu numpang Dirga, kamu jadi nggak dijemput dia?”

Dirga memutar bola matanya. “Mana ada. Memangnya gue sopir sampai harus anter Aruna tiap hari?” balasnya ketus membuat Claudia melotot, memperingatkan pemuda itu untuk jaga mulut kepada wanita.

Aruna tertawa, lalu berkata, “Gapapa, Bu, hehe. Aku memang biasanya ke sini bareng sopir kok, sekalian bareng sama Daddy juga yang tiap pagi ke kantor.” Dia menunjuk ke satu arah, membuat Claudia ikut menoleh.

Di arah yang ditunjuk Aruna, Claudia melihat sebuah mobil hitam masih terparkir setelah mengantarkan gadis tersebut. Seorang pria baru saja masuk ke dalam mobil, sepertinya itu sopir yang tadi membukakan pintu untuk Aruna. 

Namun, melihat mobil itu, Claudia mengerutkan dahi.

Ini perasaanku … atau mobil itu familier?’ batin Claudia seraya terus memerhatikan mobil tersebut. ‘Seperti pernah lihat ….

Akan tetapi, karena tidak kunjung bisa mengingat di mana dan siapa dari kenalannya yang punya mobil serupa, Claudia menggelengkan kepala. ‘Claudia, Claudia, soal mobil orang aja dipikirin. Nggak penting! Fokus sama hari pertamamu kerja!’ batinnya.

Akhirnya, Claudia pun menengok ke arah Dirga dan Aruna. “Ya sudah, sisa lima belas menit. Cepat kalian masuk kelas,” peringatnya.

Kedua sejoli itu menurut dan mereka pun masuk kampus, menuju tempat tujuan masing-masing.

Di saat Claudia berjalan meninggalkan tempat tersebut, di dalam mobil hitam gelap yang tadi sempat Claudia perhatikan, sepasang mata hitam menusuk milik seorang pria tengah memperhatikan gerak-geriknya.

Sudut bibir pria itu melengkung membentuk seringai tipis yang menggoda. “Siapa yang menduga kita akan bertemu lagi di sini … Claudia?”

**

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status