Share

Bab 61

"Silakan diminum, Pak."

Dara meletakkan secangkir teh ke atas meja di depan Sadewa. Tangan gadis itu sedikit gemetar, sebab merasa gugup dan takut rencananya akan gagal, bahkan mungkin ketahuan.

"Terima kasih. Oh ya, Nenek kamu mana? Dia sudah tidur?" Mata Sadewa mengedar. Meneliti isi rumah sederhana itu yang hanya memiliki dua kamar, ruang tamu, dan satu ruangan lagi yang ia yakini adalah dapur, sebab barusan Dara muncul dari sana.

"Jam segini Nenek saya sudah tidur."

Sadewa mengangguk. "Bagaimana kondisinya pasca pulang dari rumah sakit?" tanyanya kemudian.

"Nenek sudah baikan. Terima kasih karena Bapak sudah membayar biaya rumah sakitnya. Kami berhutang budi sama Bapak."

"Tidak usah dipikirkan. Saya hanya ingin membantu kalian." Sadewa mengambil ponsel dalam saku jas. Memainkan benda tersebut seraya sesekali melirik Dara yang nampak gelisah.

"Kamu kenapa? Kok saya perhatikan seperti gelisah begitu?"

"Ah ... tidak. Saya hanya gerah. Oh ya, silakan diminum tehnya. Saya ke belak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status