Share

Chapter 20

Pagi-pagi sekali Vela membelikan segelas kopi untuk Ilana juga mengajaknya berbicara di taman belakang gedung perusahaan.

Ilana menerima segelas kopi tanpa berpikir panjang.

"Kamu pasti kesulitan kemarin," ucap Vela setelah duduk di sebuah gazebo di taman tersebut. Sesekali Vela memperhatikan langit yang dihiasi beberapa awan. Cuaca hari ini amat cerah.

"Ya, perempuan gila yang cari masalah itu, aku enggak tahu dia seorang manajer," sahut Ilana. Kemudian menyeruput kopinya, "terlalu manis."

"Itu kopi instan. Lain kali mau aku belikan kopi pahit?"

"Kenapa mesti beli? Kak Vela bisa bikinin aku kopi di pantry," sahut Ilana. Meski kemanisan dia tetap menyeruput kopi tersebut karena rasanya tidak enak membuang pemberian orang lain.

"Kalau kamu tahu Bu Helen seorang manajer, apa kamu akan lebih sopan?" tanya Vela masuk ke pokok pembicaraan. Vela merasa gelisah sejak kemarin dan juga merasa bersalah, karena hampir saja Ilana kehilangan pekerjaan. Dia berterima kasih karena Erna tidak menurut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status