" Apa maksud mu? " tanya Juan yang terheran-heran.
Bajra Mahesa mendengus, menatap tak suka pada Juan. " jangan berpura-pura, kamu mungkin bisa menipu semua orang dengan wajah so baik mu, tapi tidak dengan ku. " berkata dengan percaya diri. " Sesuai dengan taruhan kita, kamu harus melepaskan ke tiga gadis itu dari belenggu guna-guna mu itu. "
Kedua alis Juan mengerut. " Guna-guna? Apa yang kamu bicarakan? Guna-guna apa? "
Bajra Mahesa kembali mendengus, lalu berjalan menghampiri Juan. " Apa kamu sedang berakting? " tuduhnya. " maaf, tapi tipu muslihat mu tak akan bekerja padaku untuk kedua kalinya. "
Juan dan Andara saling bertukang pandang. Mereka berdua tak mengerti dengan apa yang di bicarakan oleh Bajra Mahesa.
Sedangkan para murid yang tengah menantikan pertandingan tersebut kebingungan karena mereka belum juga memulai pertandingan.
Seperti yang dikatakan oleh Gentala, mereka pun akhirnya memulai pertandingan yang sempat tertunda.Sebelum memulai bertanding, Juan sempat bertanya pada gurunya, memintanya saran untuk jenis kekuatan apa yang harus ia gunakan untuk melawan? Akan tetapi Gentala tersenyum, memegang ke dua bahu muridnya lalu menjawab dengan santai. " Yang bertanding itu adalah dirimu bukan aku, maka kamu pikirkan saja sendiri. "Juan tertegun sejenak. " Apa guru tak ingin memberiku saran? "" Aku di sini untuk mengevaluasi dirimu, bukan membantumu, " timpalnya, merapihkan baju Juan. " kalau begitu selamat berjuang dan pastikan untuk memenangkan pertandingan ini, dan jangan sampai membuat guru mu ini malu, jika tidak? maka aku tak akan memberi tahumu rahasia kecil ku. " bisiknya, Juan terdiam menatap wajah gurunya. " Ingat, kamu harus memenangkan pertandingan ini dan membuat gurumu ini bangga, kalau begitu, guru mu yang tampan i
Setelah pertandingan telah selesai, Bajra Mahesa pun di bawa ke ruang pengobatan oleh pihak pengurus. SedangkanPara murid yang tadi memasang taruhan pada Bajra Mahesa pun mendesah kecewa, mereka tak menyangka kalau Juan si pemula ternyata menyembunyikan kekuatannya, mereka berpikir awalnya uang taruhan itu akan kembali pada mereka, namun siapa sangka bahwa ada dua orang yang memasang taruhan pada Juan, dan orang itu adalah Ling ling dan Rahadyan.Ling ling yang senang karena mendapat taruhan pun memutuskan untuk mentraktir teman-temannya untuk makan sepuasnya, akan tetapi Rengganis yang merasa kesal dan marah pada Ling ling karena menjadikan Juan sebagai bahan taruhan. ia pun menolak memakan uang hasil taruhan itu." Kalau begitu, itu terserah padamu, lagi pula sejak awal aku tak pernah berpikir untuk membelikan mu, cukup Aku, Andara, Ju. . . an, kemana mereka pergi? " mereka bertiga pun kebingungan atas menghilangnya Juan
" Apa?! " teriak Yodha Wisesa beserta Ayu Ningrum secara bersamaan, mereka tak pernah menduga dengan apa yang Gentala katakan." Tuan, bisakah anda menjelaskan Jenis racun apa yang terdapat tubuh cucu kami? " Tanya Yodha Wisesa dengan kedua tangan yang gemetar menahan amarah.Gentala terdiam, tak langsung menjawab, menaruh kembali segelas teh di tangannya di atas meja.Keduanya menunggu dengan sabar menanti jawaban dari Gentala termasuk Juan sendiri.Beberapa saat kemudian, Gentala pun mulai menjelaskan asal mula racun itu.Racun itu berasal dari sebuah bunga berwarna hitam pekat yang di campur dengan darah hewan spiritual yang memiliki racun. Biasanya racun itu akan di campurkan dengan makanan atau pun minuman, sebab racun itu tak memiliki bau sama sekali.Jenis bunga hitam ini biasanya tumbuh saat musim hujan mendatang. Namun b
" Kamu sudah bangun? " tanya Gentala.Juan mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, tangannya meremas bajunya di bagian dadanya " Apa yang terjadi? Apa aku pingsan? "" Kenapa kamu tak bilang? bahwa tubuh mu ada yang terasa sakit, lihat! masalah yang kamu timbulkan, aku harus mempobong tubuh mu yang berat itu. "Kepala Juan tertunduk menyadari akan kesalahannya seraya mengatakan maaf dengan suara lirihnya.Gentala yang sudah bosan mendengar kata maaf yang keluar dari mulut muridnya membuatnya mendesah frustasi sekaligus kesal. " Maaf! sudah berapa ratus kali aku mendengar kata maaf dari mu?! "Kepala Juan semakin tertunduk membuat Gentala menjadi tak tega melihatnya seperti itu, tangannya memijit keningnya lalu menghela nafas, " lain kali jika kamu merasa ada yang sakit, katakan saja, jangan memendamnya sendiri, kamu tahu betapa khawatirnya dan cema
Sejak saat itu mereka pun tumbuh bersama menghadapi segala macam kondisi baik itu hujan maupun panas atau pun suka dan duka. Menjalani kehidupan tanpa ada beban sedikit pun, meski terkadang mereka selalu berakhir dengan mendapat luka berat di sekujur tubuh mereka. Tapi mereka tak pernah mengeluh sama sekali, asalkan mereka selalu bersama maka semua itu bukanlah masalah besar. Mereka bahkan melakukan sumpah untuk tidak meninggalkan satu sama lain, jika ada salah satu dari mereka yang mati maka yang satunya pun akan ikut mati.Beberapa tahun kemudian, mereka pun telah tumbuh remaja, berkat kehadiran Gentala, Nayaka pun tumbuh menjadi seorang remaja periang, sedangkan Gentala sendiri tetap sama tak ada yang berubah darinya kecuali ukuran tubuhnya yang sudah tumbuh sebesar seukuran Kambing dewasa, dengan memiliki tinggi yang sedikit lebih tinggi dari tubuh Nayaka.Nayaka yang menyadari perubahan tubuh Gentala yang m
Gentala membuka kedua matanya dan mendapati dirinya tengah berada di sebuah tempat yang di mana semuanya berwarna putih, matanya memindai setiap jengkal tempat itu hingga dirinya menangkap siluet yang tak asing baginya. " Ibunda? "Gentala pun berjalan menghampiri siluet itu yang kini mulai terlihat jelas. Langkahnya terhenti begitu siluet itu benar-benar ibunya yang sedang dalam berbentuk manusia.Klan Naga Istimewa tak hanya di karuniai kekuatan yang luar biasa saja, semua anggota Klan Naga Istimewa pun memiliki bentuk tubuh manusia dan mereka bebas menggunakan wujud mana pun asalkan usia mereka sudah mencapai umur remaja, karena kebenciannya pada manusia, membuat Gentala enggan untuk merubah bentuk tubuhnya menjadi sosok manusia." Ibunda! " serunya lalu berlari dengan air mata yang keluar dari kelopak matanya.grep,Gentala memeluk erat tubuh ibunya dengan di penuhi rasa r
Setelah berhasil mengeluarkan Nayaka dari balik semak-semak, Gentala pun kebingungan setelahnya karena tak tahu bagaimana caranya untuk memeriksa tubuh sahabatnya dengan kuku-kuku tajamnya? Apakah ia harus merubah wujudnya menjadi sosok manusia? Sosok yang paling ia benci karena mereka telah membantai seluruh anggota Klannya, padahal sahabatnya sendiri adalah manusia, namun entah kenapa? Gentala tak pernah membencinya, apa mungkin karena sahabat manusianya ini lah yang telah menyelamatkan hidupnya? Jika di pikir kembali, Gentala belum pernah membalas budi pada Nayaka. Ia pun akhirnya memutuskan untuk merubah wujudnya menjadi sosok manusia, anggap saja sebagai balas budi terhadap sahabatnya itu. Jari tangannya perlahan ia simpan di pergelangan tangan Nayaka, seraya menutup kedua kelopak matanya. memfokuskan diri untuk memeriksanya. Tak lama kemudian, tiba-tiba kedua bola mata nya melebar, mendapati denyu
" Apa kamu sungguh-sungguh tak melihat sahabat ku?! " Tanya Nayaka kembali untuk memastikan, karena seingatnya ia di lempar ke jurang itu bersama sahabatnya, dan sangat tak mungkin bagi sahabatnya itu pergi meninggalkannya seorang diri karena mereka telah berjanji untuk hidup semati.Gentala mengela nafas, seraya menggerutu di dalam hati dengan sikap sang sahabat yang begitu keras kepala. " Sudah berapa kali aku menjelaskannya padamu, aku tak pernah melihat sosok yang kamu bilang itu. " terangnya dengan nada sedikit kesal. " Karena sosok itu adalah aku, dasar bodoh." Tambahnya di dalam hati.Nayaka pun terdiam sejenak menatap kedua mata Gentala untuk menemukan jejak kebohongan, yang sayangnya ia tak menemukannya sama sekali membuatnya mendesah kecewa sekaligus pasrah dan tak bisa berkata apa-apa lagi, apa sahabatnya itu telah benar-benar meninggalkan dirinya?. " Apa dia membenciku karena sudah membuatnya terluka? Atau karena dia