Share

BAB 47

"Gunayanto, sini, jangan main gundu dulu, ikut saya lepas burung dara, kamu ikut pegangin kandangnya." hardik ayah tirinya.

Gunayanto main gundu itu untuk cari uang, karena gundu yang di menangkan bisa dijual lagi.

Ayah tiri nya ini sangat jahat, gundunya suka diambil dan diam diam di jual, kalau Gunayanto tidak kasih, gundu sebanyak sekaleng dibuang ke sumur.

Sebenarnya Gunayanto tidak mau pergi, tidak tahu , kenapa hari ini , dia malas keluar rumah, terutama kejalan besar yang banyak mobil.

"Cepatan, mau saya pukul ya pakai rotan." Bentak Cingsi.

Pingan menagis tidak ingin Cingsi pergi. Menurut ibunya itulah pertanda tidak baik, jika mau pergi di tangisi anak berumur belum 1 tahun.

Tapi akhirnya mereka pergi ke tanggul di komplek perumaham mewah di kawasan P. Cingsi melepas burung daranya dan di tunggu dengan kandangnya , yang berisi dara betina, di rumahnya. Rencananya. 

Takdir berbicara lain, begitu dekat dengan rumah mereka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status