Share

Yunita Mengajak Rujuk

"Aku mau pulang dulu, ya, Pak," ujar Yunita. Hanya sebentar singgah di rumah sederhana itu. Meskipun sudah tua, bapaknya tetap lihai membersihkan rumah. Pokoknya tidak sempat mempermalukan reputasinya sebagai anak karena sang Bapak tidak berkekurangan.

"Loh, kok gak nginap? Bapak masih kangen, Nak."

"Lain kali saja, Pak. Mas Fajar lagi sibuk buka usaha dan aku sebagai istri harus mendukungnya."

"Oh ya sudah. Kamu harus menjadi istri yang berbakti. Titip salam buat suami, mertua dan anakmu."

"Iya, Pak. Sehat-sehat di sini, ya," pamit Yunita, memeluk bapaknya sekilas.

Di jalan menuju pangkalan ojek, Yunita berpapasan dengan dua tetangga. Ia tersenyum dan menyapa dengan ramahnya.

"Wah, berani juga kamu datang ke kampung ini, Yuni?" celetuk salah satu ibu-ibu itu, tersenyum mengejek.

"Lah, apa ada larangannya? Ini kampung kelahiranku dan aku ke sini mau menjenguk Bapak. Ada yang salah?" Yunita jadi berang.

"Gak ada sih. Tapi apa kamu sudah cerita kalau anakmu sudah meninggal gara-gar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status