Share

Penawaran II ( Tidak Bisa Menolak)

Serena ngedumel usai kepergian Usai kepergian Gifran yang seenak jidatnya meninggalkannya sendirian di atas rooftop. Lekas Serena melangkah turun ke parkiran melajukan motornya menuju toko kue milik keluarganya. Membelah jalanan di siang hari, dengan berjuang melawan debu dan polusi hanya agara bisa sampai di toko keunya. Serena turun dari motor usai memarkirkan di bawah pohon yang ada di sudut parkiran. Kemudian masuk ke dalam toko mencari keberadaan Lela sahabatnya. 

"Lela mana?" tanyanya pada Cinta saat berpapasan di depan etalase kue.

"Dalam di ruangan Kakak!" jawab Cinta sambil memasukkan kue baru yang matang, ke dalam etalase.

Serena melangkah menuju ruangannya. Sampai di depan pintu kayu jati berwarna putih tulang, ia membuka dan mendapati Lela yang tengah tiduran di atas sofa.

"Ck! Nih anak kebiasaan banget tiduran di ruang kerja orang," gerutunya sambil meletakkan tasnya ke atas meja.

Meraih gelas yang ada di dispenser sambil menuangkan air, ia menegukkan ke dalam rongga mulut, untuk membasahi kerongkongan yang kering, setelah habis berdebat dengan si Pria Kedondong.

Serena lekas duduk di kursi kerjanya dan mengecek laporan sembari menunggu Lela terbangun.

Tiga puluh menit berlalu, Lela terperanjak bangun. Mendapati Serena yang sibuk mengecek laporan keuangan toko cake milik keluarganya.

"Dari mana aja sih loh?" gue udah nungguin sampai karatan tau," ujar Lela sembari melangkah menuju dispenser mengambil air membasahi tenggorokannya.

"Gue, habis ketemuan si Pria Kedondong," ujar Serena seraya menutup laporan dan melangkah ke sofa duduk di samping temannya.

Kembali menjatuhkan tubuhnya di atas sofa samping sahabatnya Lela pun bertanya "Jadi apa keputusan lo?" sambil meletakkan gelas ke atas meja. 

Mengembuskan nafasnya melalui hidung, Serena menjawab, "Belum ada keputusan, malah gue nolak tawarannya." Usai mengucapkan kalimat itu Serena memejamkan kedua matanya.

"Astaga...astaga... kamu itu bego! Mikirnya terlalu lama. Kamu itu harusnya bersyukur ditawarkan bertunangan dengan CEO Glow & Bright secara langsung oleh Papanya. Asal kamu tau yah, banyak perempuan diluar sana yang mengantri untuk dijadikan istri seorang Gifran Aleandro Castanyo. Ini kesempatan yang besar jangan sampai kamu melewatkan, dan nantinya kamu juga akan menyesal."

Jengah mendengar omelan sahabatnya. Serena menimpali "Nggak usah ceramahin aku! Urus hubunganmu sendiri dengan Sam!" Malas banget tiap kali datang pasti bertengkar lagi," tebak  Serena yang sudah tau kebiasaan sahabatnya itu, jika datang berkunjung mendadak ke toko tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Tuh kan pengertian banget. Belum juga diomongin udah tau aja," sahut Lela tersenyun manis seraya memeluk Serena dengan senang.

"Sudah ah, risih tau dipeluk-peluk begini sama kamu," ucap Serena berusaha melepaskan pelukan Lela. 

"Sensi amat sih. Mentang-mentang abis ketemuan dengan calon pangeran si Carlos Daniel Go Jun Pyo," cibir Lela melihat Serena bersiap-siap.

Beranjak dari sofa. Melangkah ke meja kerjanya, Serena meraih tasnya. "Pulang ah. Mau tiduran sejenak menghilangkan penat yang bersarang di kepala. Seperti mau pecah saja," ucap Serena melangkah. Lalu diikuti Lela di belakangnya. 

Sementara itu di kediaman Castanyo, Gifran disambut Papanya yang berdiri di ujung tangga saat akan naik ke atas menuju kamarnya. "Bagaimana, kamu sudah berbicara dengan Serena?" tanya Antoni menghentikan langkah Gifran. 

Bersitatap dengan papanya Gifran pun berkata "Belum," jawabnya berbohong.

"Kamu ingatkan, waktumu tinggal dua hari lagi. Kalau tidak berhasil, siap-siap mau tidak mau, kamu harus menerima posisimu akan ditendang dari jabatanmu!" ujar Antoni berlalu meninggalkan Gifran yang masih diam terpaku menatap kepergian Papanya.

Menggelengkan kepala usai mendengar perkataan papanya "Apa aku ini anak tiri diperlakukan seperti itu," gerutunya. Kemudian melanjutkan niatnya menuju ke kamar dengan menaiki sat per satu anak tangga menuju kamarnya. 

Usai membersihkan dan berganti pakaian santai. Gifran meraih ponselnya yang terletak diatas nakas kemudian menghubungi Serena sembari berjalan ke arah balkon kamar menatap ke arah langit dengan hiasan bintang-bintang bertaburan sangat indah menjadi pemandangan tersendiri bagi penduduk bumi. 

"Kita ketemu di tempat biasa satu jam lagi!" seru Gifran sembari mengakhiri panggilan tersebut.

Di seberang sana, Serena yang bersantai di atas ranjang dengan membaca novel online favoritnya menggeram kesal karena Gifran seenak jidatnya menelpon lalu menyuruhnya keluar malam ini untuk bertemu.

"Dasar laki-laki kedondong! mau apa lagi sih dia!" gerutu Serena. Kemudian bangkit meraih jaket dan dompetnya. Tak lupa kunci motor. Menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, Raja dan Ratu heran melihat penampilan anak perawan mereka. 

"Kamu mau ke mana malam-malam begini?" tegur Ratu mengikutinya sampai mengeluarkan motor dari bagasi.

Naik ke atas motornya sembari memasang helm " Aku keluar sebentar. Ada yang mau kubeli," bohong Serena pada Ratu. Serena lekas melajukan kendaraan roda duanya membelah jalanan di malam hari menuju cafe yang disepakati. 

Di dalam cafe mereka kembali duduk saling berhadapan. Gifran yang datang memakai pakaian casual terlihat lebih tampan ketimbang berpakaian formal. Serena yang duduk dihadapannya, terpaku  melihat penampilan laki-laki Kedondong itu.

Sedang dirinya saat ini, bisa dikatakan penampilannya natural tanpa makeup sama sekali. Rambutnya sedikit berantakan karena terkena terpaan angin malam yang begitu dingin menusuk hingga ke tulang. 

"Jadi langsung saja, anda tidak punya pilihan selain menuruti permintaan Papa. Kalau anda menolak, saya bisa membongkar ke hadapan wartawan kalau saat itu anda benar-benar memukul saya!" ancam Gifran dengan formal.

"Jadi bagaimana, Apa keputusan anda ?saya tidak mau menunggu lagi!" ucap Gifran dingin.

Hati Serena menciut. Menelan salivanya, "Beri saya waktu Tuan, Saya belum mengatakan kepada kedua orang tuaku mengenai rencana pertunangan ini. Saya tidak ingin mereka syok saat tahu penyebab kita bisa bertunangan," sahut Serena yang mendadak keberaniannya tadi siang hilang. 

Usai menyesap kopi yang masih mengepulkan asap ke udara Gifran berkata "Kalau soal itu anda tidak usah khawatir. Besok mereka akan menyetujui pertunangan ini, saya akan menjamin itu," imbuh Gifran percaya diri seraya melipat kedua tangannya didada.

"Hm...begini saya memberitahumu terlebih dulu supaya kamu tidak terkejut nantinya. Setelah acara  pertunangan, akan dilangsungkan rencana pernikahan sesegera mungkin, tujuannya apa? Untuk menarik kembali kepercayaan investor yang sudah bekerja sama dengan perusahaan kami sebelumnya.

Wajah Serena mendadak pucat seketika. Ia menggaruk tengkuk lehernya, lalu beralih mengusap kedua lengannya, dan berusaha menelaah apa yang dikatakan Si laki-laki kedondong di depannya saat ini bukanlah suatu mimpi.

"A-apa harus menikah juga ?" tanyanya gugup.

"Melihat kegelisahan yang tampak di raut wajah Serena, Gifran tau apa yang ada di pikiran gadis itu. "Kalau masalah berhubungan suami istri yang anda khawatirkan, itu tidak akan pernah terjadi. Karena sejatinya kita hanya berakting di hadapan kedua orang tua kita. Kalau kita ini pasangan suami istri yang harmonis. Diluar dari mereka, Kita hanya 'Pura-Pura Menikah!" jelas Gifran mengutarakan.

"Saya rasa penjelasanku sudah cukup. Anda harus bersiap-siap nantinya. Permisi!" ucap Gifran seraya mengambil kunci mobil di atas meja dan melangkah keluar.

"Dasar laki-laki kedondong nggak punya hati! Seenaknya saja main tinggal saat sudah ngomong. Dasar monster! Kalau hanya ini yang mau diomongin bisa di telpon juga kan! Ngga usah nyuruh orang keluar malam-malam begini. Apalagi malam ini dingin!" omel Serena panjang lebar seraya berjalan keluar meninggalkan area cafe memilih kembali ke rumah. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status