Han, Maafkan Aku! Han terus mengikuti taksi yang membawa istrinya yang tidak tahu entah kemana tujuannya, mengabaikan beberapa, panggilan dari ibunya.Kesabaran Han hampir habis menghadapi kekeras kepalaan Lerina, taksi membelok ke sebuah tempat dan Han tahu itu tempat apa.Lerina tidak kunjung turun, hingga Han menyadari sesuatu, istrinya itu tidak membawa apapun dari rumah, ia pun turun dan menghampiri taksinya."Anda sudah membuat saya rugi, sebagai bayarannya, Anda harus menemani Saya!" bentak sopir taksi, tapi kata-katanya sangat menjijikkan di dengar. Ia berbalik dan wajahnya menyeringai dengan tangan yang siap mencengkeram Lerina. Dalam hati mengatakan, ini lebih dari bayaran, meski wajah penumpangnya terlihat berantakan, tapi dia tetap terlihat cantik.Ceklek"Apa yang akan Kau lakukan ha? Kau mau menyentuhnya?" Han menarik kerah belakang sopir itu sampai keluar, membaliknya dan...,BughArgghBughArgghBughArghhPria itu tidak sempat melawan, Han sudah menghajarnya denga
Paman, Keluarkan Aku Dari Sini! Dengan gerakan tangan, pria itu mengusir bartender keluar meninggalkan ia dan Han di dalam ruangan pribadi miliknya."Apa ada yang mengganggu perusahaanmu?" tebak pria itu setelah Han duduk. Kebiasaan Han akan menemuinya bila ada yang mengganggu perusahaannya. Han menyandarkan tubuhnya di sofa, kini mereka duduk berhadapan, "Lebih dari itu," katanya menatap wajah lawan bicaranya."What? Memangnya apa yang lebih penting dari perusahaanmu?" pria itu cukup heran."Putraku hilang dari sekolahnya, aku ingin Kau mencarinya sampai dapat." Terdengar berat suara Han saat mengatakannya.Pria itu menegakkan tubuhnya, "Ini masalah serius, Han.""Kalau tidak serius untuk apa aku datang kesini?" jawab Han. Pria itu mengangguk paham."Markus, temukan anakku secepatnya, berapapun yang Kau minta aku akan mengabulkannya," lanjut Han lagi. Orang-orang yang disuruhnya sampai sekarang belum menemukan titik temu dimana Sean berada, itulah sebabnya Han mendatangi Markus.
Tipu Muslihat Antonio[Kalian tidak akan menemukanku, kalau Lerina tidak ikut] Pesan dari Antonio membuat Markus mendesah. Ingin memaki, ternyata mereka di permainkan, saat di apatemen dia mengirimkan sebuah alamat lain yang cukup jauh, tapi saat mereka hampir mencapai alamat itu, Antonio kembali mengirimkan pesan lagi."Shittt!" "Ada apa?" tanya Han yang sedikit terkejut. Ekspresi Markus berubah, wajahnya menahan kekesalan. "Hentikan mobilnya, Han!" ucapnya cepat.CkiiitttMobil yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi itu pun berhenti tiba-tiba. Han menatap kesamping menunggu apa yang akan di katakan oleh Markus."Antonio mempermainkan kita," desahnya. Tangannya kembali membuka pesan dari Antonio ingin memperlihatkannya pada Han. "What?""Bacalah!" Menyodorkan ponsel miliknya pada Han.Seketika rahang Han mengeras, ia meninju setir dengan penuh amarah, "Aku akan menghabisinya, Markus!" lontarnya kasar.Han tidak akan main-main kali ini. Mereka cukup lama berdiam di tepi jala
Lerina, Ibu Kandungnya. Rivera sedang berada di bandara untuk melakukan boarding pass, Antonio baru saja menghubunginya agar segera datang ke toronto. Tanpa berpikir dua kali, Rivera pun mengiyakan dan segera bersiap karena tiket sudah di pesan oleh tunangannya itu. Siapa yang tidak senang, ini untuk pertama kali Antonio memintanya untuk datang menyusulnya. Mungkinkah ada kejutan? Rivera tampak bahagia selama masa perjalanan. Membayangkan mereka akan berlibur menghabiskan waktu bersama. Rivera di jemput oleh Antonio sendiri dan betapa terkejutnya gadis itu kala melihat anak yang sedang bersama Antonio, dia Sean putra Han Zoku tengah tertidur di pangkuan Antonio."Antonio, ada apa ini?" Tentu saja Rivera tidak sabar untuk bertanya. Kecurigaan merambat di hatinya, "Kenapa ada Sean di sini? Apa, yang Kau rencanakan Antonio?" Seketika perasaan Rivera menjadi was-was. Antonio mengundang kehancuran dirinya sendiri. "Ssstttt! Kau boleh bertanya saat di rumah," kata Antonio dengan san
Aku Membencimu, Antonio! "Paman!"DegAntonio yang mematung sambil menatap wanita yang baru saja ia patahkan hatinya, mencerna kalimat wanita itu barusan, segera mebalik tubuhnya, mendengar dirinya di sebut paman oleh Sean.Tatapannya memaku pada anak berusia enam tahun yang kata Rivera adalah putra kandung Lerina. Antonio menelisik wajah imut nan tampan dengan rambut bergelombangnya. Menyesuaikan dengan penuturan Rivera tadi.Tidak, Antonio sudah mengetahui masa lalu Lerina yang menikahi Han dengan seorang anak. Antonio menyangkalnya. Kalau hanya mirip itu adalah hal yang biasa, bisa saja hanya kebetulan."Paman!" Mata bulat itu berkedip, membawanya keingatan saat memperhatikan wajah Lerina dan dia mengedipkan matanya.Mirip. Bila di perhatikan lebih lama, kemiripan itu memang terlihat. "Paman, aku lapar," ucap Sean tanpa rasa takut lagi. Dua hari bersama Antonio dia merasa pria itu tidak akan melukai dirinya."Tuan, maaf! Makanannya baru saja matang!" Seorang pelayan datang dari da
Sean KaburDi kediaman Kakek Zoku, ia baru saja mendapat kabar dari Ben, asistennya tentang masalah yang sedang di hadapi Han, cucunya."Apa perlu kita turun tangan, Tuan besar?" Ben akhirnya bertanya setelah beberapa saat tidak ada tanggapan dari Kakek Zoku."Tidak perlu, biarkan Han menyelesaikan masalah ini," jawabnya seraya mengangkat tangannya."Bagaimana dengan keselamatan Tuan muda kecil?" Ben mengingatkannya tentang Sean yanf berada di tangan Antonio."Antonio tidak akan menyakitinya, bila sampai itu terjadi, maka aku akan menghancurkannya hingga menjadi serpihan tak berharga." Perkataan Tuan Zoku tidak main-main."Tapi, Tuan muda Han belum bisa menyelamatkan Tuan muda kecil, Tuan," sela Ben lagi.Kakek Zoku menghela napas, "Han pasti merencanakan sesuatu, ini masalah pribadi. Antonio menginginkan cucu menantuku. Biarkan dia menyelesaikannya, Ben. Cobaan ini belum seberapa, kalau aku turun tangan membantunya, aku khawatir, cobaan di masa depan pun, Han tidak sanggup mengatasin
Ya Tuhan, Kirim Daddy Dan Mommyku kesini! Rivera segera bangkit ke kamar mandi, dengan sedikit meringis menahan rasa sakit akibat perbuatan Antonio, dia merutuki dirinya yang mau saja di suruh datang ke toronto. Dia yang terlalu polos menilai Antonio benar-benar sudah menerimanya sebagai tunangan.Rivera mengguyur tubuhnya di malam yang dingin itu, tidak sampai satu jam, dia pun keluar dengan memakai handuk. Rivera melihat tasnya, ternyata pria yang menculiknya dari hotel turut membawa tasnya kesini. Rivera mengenakan pakaiannya dan segera keluar, melihat kedua pelayan wanita yang berjalan modar-mandir di dalam rumah itu ia mengerutkan kening."Matilah, aku! Bagaimana bila anak itu tidak berhasil di temukan?" Pelayan bertubuh gempal itu menangis dan ketakutan.Apa terjadi sesuatu? Batin Rivera. "Kau itu, tidur sudah seperti panda," balas temannya yang ikut menyalahkan dirinya.Rivera tidak tahan untuk bertanya, "Apa yang terjadi dan siapa yang tidak di temukan?"Keduanya sontak te
Misi LerinaHan sudah bersiap di kediaman Markus dan akan menuju ke bandara. Sedangkan Lerina tengah mengumpul pelayan di rumahnya."Jangan memberitahu, tuan, bila aku tidak berada di rumah!" Lerina memberi peringatan pada mereka. "Apa yang akan mereka katakan, Nyonya?" tanya nany untuk memperjelas segalanya. "Katakan saja aku tidur, atau sedang di kamar mandi, lagi pula Kalian tidak perlu takut, setiap suamiku menelpon aku akan mengangkatnya, hanya untuk berjaga bila satu waktu ponselku tidak bisa ia hubungi," jelas Lerina.Semua mengangguk mengerti. Lerina segera mempersiapkan tasnya dan menyuruh nany membawanya ke dalam mobil yang masih ada di dalam garasi.Lerina bernapas lega, untung saja mertuanya kembali kerumah mereka, kalau tidak, tentu sulit untuk pergi dari rumah ini."Nany, saat melewati pagar biarkan kaca mobil terbuka agar pengawal itu tidak curiga, aku akan sembunyi di dalam bagasi!" titah Lerina yang segera di angguki oleh nany."Nyonya, mungkin setelah ini aku a