Chapter 35
Shower Movies
Lexy tersenyum seraya mengangkat kedua alisnya. "Ya, aku."
Sunshine mundur satu langkah. "Lexy...," desahnya seraya semakin mencoba membebaskan pergelangan tangannya dari cengkeraman Lexy.
"Ada apa?" tanya Lexy yang ekspresinya berubah datar.
"S-sejak kapan ingatanmu kembali?" Suara Sunshine bergetar, nyaris terbata-bata.
Lexy mengeratkan cengkeramannya di pergelangan tangan Sunshine, ia maju satu langkah dan menatap langsung mata Sunshine. "Kenapa kau sangat takut?"
Sunshine menggeleng pelan, sangat pelan hingga nyaris tidak terlih
Chapter 36 A Thousand Rose Petals Kembali Sunshine terperanjat karena Lexy yang telah berada di depannya dengan tubuh dan rambut yang masih dipenuhi busa sabun. "A-aku...." "Airnya nyaris meluap." Lexy mematikan kran air lalu mengulurkan tangannya. "Bergabung denganku sepertinya lebih baik dari pada melamun." Entah dorongan dari mana, Sunshine menurut. Ia menerima uluran tangan Lexy. Mereka berada di bawah pancuran shower dengan posisi saling memeluk. "Mau kubantu menggunakan sampo dan sabun?" tanya Lexy setelah mematikan kran. Dibantu menggunakan sabun? Berarti.... Tidak! Itu adalah fantasi paling gila yang tiba-tiba muncul di otak Sunshine. "Aku bisa sendiri," sahutnya seraya melepaskan lengannya dari pinggang Lexy dan kembali menutupi dadanya menggunakan lengannya. Lexy tersenyum,
Chapter 37 A Kiss Penjagaan di istana sangat ketat, seluruh tamu undangan yang hadir diperiksa harus melewati pemeriksaan dengan sangat detail. Seharusnya tidak akan ada bahaya di tengah pesta yang sebentar lagi akan dimulai. "Apa akan ada sesuatu terjadi?" tanya Sunshine dengan kedua alis yang berkerut. Bibir Lexy membentuk lengkungan senyum. "Karena akan ada beberapa pejabat muda dan putra pejabat yang hadir mewakili orang tua mereka, aku tidak ingin kau menarik perhatian mereka jika kau menjauh dariku." Sunshine terkekeh karena jawaban Lexy. "Seluruh daratan Spanyol atau mungkin Eropa tahu jika aku adalah calon menantu di sini." Lexy menyentuh anak rambut di kening Sunshine menggunakan ujung jemarinya. "Pria yang menginginkanmu tidak peduli
Chapter 38 Big Deal Memang benar jika Lexy bersikap selayaknya orang yang tidak mengenal Poppy, tetapi hal itu tidak lantas membuat Sunshine dapat bernapas lega. Bahkan membuat setiap detak jantung yang berdenyut di dadanya seolah harus melalui keresahan yang sangat mengganggu hidupnya. Poppy dan Lexy akan sering bertemu karena mereka kini dalam lingkungan kerja yang sama. Lexy bisa bersikap biasa saja di depan seluruh staf dan orang-orang yang ia hadapi, tetapi di depan Poppy, dipastikan hal itu tidak akan bekerja. Poppy akan menaruh curiga jika Lexy terus mengabaikannya dan gadis mana yang akan terima jika kisah cintanya berakhir begitu saja tanpa kesepakatan dari kedua belah pihak. Lagi pula bukankah kisah cinta Lexy dan Poppy bukannya menang belum berakhir?
Chapter 39 Don't Care Sunshine tersenyum ramah ke arah Lexy lalu mengalihkan pandangannya kepada Jessie dan kembali ke arah Lexy. "Yang Mulia," sapanya dengan nada yang sangat sopan. "Kami berencana minum kopi di sini, apa kau mau bergabung?" tanya Lexy. Sunshine tersenyum. "Tidak," jawabannya singkat. "Kalau begitu biar aku mengantarkanmu kembali," ucap Lexy seraya mengulurkan tangannya kepada Sunshine. Namun, Sunshine tidak menerima uluran tangan Lexy. Gadis itu mengangguk ramah lalu berucap, "Silakan nikmati waktu kalian, sampai jumpa." "Amor, tunggu...." Lexy menyusul langkah Sunshine yang menjauhinya. "Mi Amor...." Sunshine sama sekali tidak memperlambat langkahnya, ia tetap melangkah bahkan cenderung mempercepat langkahnya. "Aku sudah mendengarnya, kau ingin menikmat
CHAPTER 40 Earn Me! Sunshine memutar bola matanya seraya kembali naik ke atas tempat tidur. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ucapnya dengan nada kesal seraya menarik selimut. Claudia menahan selimut yang ditarik oleh Sunshine. "Tapi, ini pukul dua belas malam dan di luar sangat dingin." "Dia menggunakan payung." Sunshine menghampaskan punggungnya ke atas tempat tidur. "Dia berdiri di sana lebih dari tiga jam." "Kenapa kau tidak menyuruhnya untuk pergi?" "Cariño...." Claudia menatap putrinya dengan tatapan memperingatkan. Sunshine kembali duduk. "Baiklah, kenapa tidak kau suruh dia masuk atau mungkin menginap di sini? Aku telah mengatakan jika aku bersedia bicara dengannya besok. Aku perlu waktu, Mom." "Cariño, dia sedang
Chapter 41She Doesn't Love You "Seperti yang kukatakan tadi, aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita," ucap Lexy lambat-lambat setelah Poppy duduk di sofa. "Aku ingin memperbaiki hubunganku bersama Sunshine.""Tidak, aku tidak ingin kita berakhir," ucap Poppy terdengar panik."Aku tidak bisa." Lexy menghela napasnya dan berujar, "aku mencintai Sunshine.""Kau juga mengatakan jika mencintaiku," sembur Poppy tidak terima. "Kau mengatakan jika kau menikahi hanya Sunny karena peraturan, kau tidak mencintai Sunny!"Lexy menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa, ia tersenyum. "Apa aku pernah mengatakan tidak mencintai Sunshine?"Poppy menelan ludah. "Jika kau mencintainya, kau tidak akan bermain api bersamaku di belakang Sunny."Bibir Lexy mengulas senyum tipis. "Itu adakah kebodohanku dan kuharap kau mengerti keputusan yang kuambil saat ini."Poppy menggeleng. "Tidak, Lexy. Aku tidak bisa menerima keputusanmu."&
Chapter 42We Have Done "Kau mengenal Charlotte?" tanya Vanilla."Jadi, benar dia...." Sunshine tidak menyelesaikan kalimatnya."Ya. Aku pria itu," ucap Beck diiringi senyum mengejek yang ia tujukan untuk dirinya. "Charlotte tidak pernah menceritakan kalau dia bersahabat dengan calon Ratu kami."Sunshine tersenyum karena ucapan Beck. Ia memang tidak pernah mengunggah foto di media sosial selain untuk urusan pekerjaan hingga wajar saja jika tidak akan ada siapa pun yang berani mengaku mengenalnya secara akrab karena tidak tidak adanya bukti. "Kami lumayan akrab dan Charlotte menunjukkan fotomu beberapa kali padaku."Beck memasukkan laptop ke dalam tas lalu bangkit. "Charlotte teman kecil Nick, aku teman kecil Vanilla."Bibir Sunshine membentuk huruf O sembari mengerjapkan matanya beberapa kali. "Kebetulan yang indah."Beck mengedikkan bahunya. "Ya, sayangnya tidak berakhir indah.""Kenapa kau tidak mengejar
Chapter 43Big CatsSunshine duduk di kursi penumpang di samping Beck mengemudikan sebuah Porche berwarna merah, sekilas ia ke arah mantan tunangan Vanilla dan Charlotte kemudian kembali menatap jalanan. Ia tidak mengerti untuk apa Vanilla mengutus Beck untuk menjemputnya, padahal ia bisa saja menuju ke tempat tinggal Vanilla tanpa Beck karena Mona sangat bisa untuk diandalkan atau setidaknya Vanilla seharusnya mengutus sopir. Bukan mantan tunangannya dan Charlotte.Susana terasa sedikit kaku karena Sunshine tidak tahu harus bagaimana membuka percakapan dengan pria yang baru dua kali ia jumpai. Memang mereka pernah mengobrol dan makan siang bersama di satu meja, tetapi bukan berarti ia tidak merasa canggung apa lagi posisi mereka hanya berdua di dalam mobil."Jadi, tempat mana saja yang sudah kau kunjungi?" tanya Beck memecah keheningan.Sunshine berdehem pelan. "Hanya berkeliling tanpa tujuan dan berakhir dengan mengunjungi beberapa tempat makan yan