Begitulah sekarang keadaan Ratu. Pasca operasi amputasi kakinya, kondisi psikis gadis itu kian memburuk. Kehilangan sebelah kaki seakan melenyapkan seluruh harapan hidupnya. Jika boleh memilih, ia ingin mati saja daripada hidup dengan fisik yang tak lagi sempurna. Semua mencemaskannya. Semua sedih melihat kondisinya. Kedua orangtua dan juga adik kembarnya tak henti-hentinya menyemangati, namun sepertinya sia-sia. Harapan dan asa tak lagi milik Ratu. Semua telah padam seiring satu kakinya yang terbuang.
“Kak… Kakak harus semangat lagi. Jangan buat kita ikutan sedih melihat Kakak seperti ini,” pujuk Raka dengan harapan yang tak pernah padam. Namun Ratu, diatas kursi rodanya, hanya tersenyum sumbang. “Kami tahu apa yang Kakak rasakan. Ini memang sulit untuk Kakak. Tapi, jika Kakak bersikap seperti ini terus, itu sama saja Kakak membuat semua orang juga jadi bersedih,” sambung Riko tak kalah menyemangati. Ratu menggeleng. Raut wajahnya datar. Ia lantas memandang kedua adiknya secara bergantian. Namun tatapan itu begitu kosong, seperti tak ada cahaya kehidupan yang terpancar dari kedua bola matanya yang dulu tampak cantik dan indah. “Terima kasih untuk perhatian yang kalian berikan. Tapi apapun itu, kalian tak kan pernah bisa mengerti apa yang Kakak rasakan. Kehilangan kaki sama saja kehilangan seluruh hidup. Tak ada guna dan hanya menambah beban saja. Yang Kakak inginkan sekarang hanyallah sendiri. Kakak ingin sendiri bukan berarti Kakak tak pandai berterima kasih. Kakak mohon kalian mengerti dan berhenti menghibur karena itu sama sekali tak berarti.” Dingin suara Ratu, namun kedua adiknya cukup menegrti. Akhirnya Raka dan Riko menyerah. Tak ada gunanya memberi semangati kepada orang yang tak ingin bangkit dari keterpurukannya sendiri. Sia-sia seribu kalimat indah. Sia-sia sejuta perlakuan manja jika akhirnya terbuang kedalam tong sampah. Ratu ingin sendiri. Ia sepertinya mencoba berdamai dengan perasaannya sendiri. Ingin mencari arah kemana asa akan berlabuh dan menemukan jalannya. Ketulusan Raka dan Riko tak berarti apa-apa selain membuat luka Ratu kian menganga dan berdarah. Pak Dibyo sangat khawatir melihat keadaan putrinya. Tak ada yang bisa diperbuatnya untuk mengembalikan kebahagiaan Ratu seperti sedia kala. Padahal beliau sangat rindu mendengar tawa dan canda Ratu seperti dulu. Pak Dibyo selalu berusaha mencari cara bagaimana mengembalikan keceriaan putri sulungnya itu, walaupun ia sendiri tak tahu darimana jalannya sekaligus tak yakin. “Kita harus mencari cara agar Ratu bisa kembali seperti dulu, Ma?” “Tapi bagaimana caranya, Pa?”Pak Dibyo terdiam. Sepertinya ia sedang berpikir keras mencari solusi terbaik bagi putrinya. Pikiran Bu Dibyo sendiri sudah lama lumpuh. Yang ada dibenaknya hanya menyesali keadaan psikis Ratu yang tak beranjak pulih. “Papa tahu kita semua bingung, Ma. Namun jangan sampai kebingungan itu membuat kita lupa bagaimana caranya mengembalikan psikis Ratu seperti dulu lagi.” “Mama sudah tak bisa berpikir lagi, Pa. Yang ada dibenak Mama hanyalah memikirkan perasaan Ratu yang terpuruk dan terus-terusan mengurung diri.” “Papa akan terus mencari caranya, Ma.” Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Akhirnya setelah dianjurkan beberapa kolega dan kerabat dekat, Pak Dibyo lantas menghubungi Dokter Erika, dokter khusus spesialis rehabilitasi medice untuk diundang ke rumah. Untung akhirnya Ratu mau menemui dokter tersebut. Tentunya setelah diberi pengertian sama Papa dan Mamanya, kalau semua ini semata demi kesembuhannya. “Ratu mengalami fenomena fantom,” ujar Dokter Erika setelah memeriksa keadaan Ratu. Mereka membahas hal tersebut hanya bertiga di ruang keluarga. “Fenomena fantom?” Pak Dibyo dan isterinya tampak heran. Mereka saling berpandangan. Belum pernah mereka mendengar istilah itu selama ini. “Fenomena fantom merupakan musuh utama para pasien pasca amputasi, dimana persepsi sensasi berkelanjutan dari bagian tubuh pasien yang telah diamputasi masih terasa ada, sesekali,” jelas Dokter Erika. Bu Dibyo menangis mengenang nasib anaknya. “Disaat-saat tertentu Ratu masih merasakan bagian kakinya yang hilang. Menurutnya tadi, saat bangun tidur, dia sering merasa kakinya masih utuh. Dan ketika dia coba berjalan, dia pun jatuh ke lantai dan tersadar bahwa semua itu hanya perasaannya,” urai Dokter Erika lagi. “Jadi apa yang harus kami lakukan pada Ratu, Dok?” “Sebaiknya Ratu segera menggunakan prostesis atau kaki tiruan untuk mempercepat proses adaptasinya. Karena kalau saya lihat, puntungnya sudah siap menerima prostesis. Lagipula, tekanan prostesis akan memperkecil rangsangan nyeri sehingga pengiriman sinyal fantom ke otak jadi terhambat,” jelas Dokter Erika panjang lebar. Pak dan Bu Dibyo sontak mengangguk. Sinar harapan terbit di wajah keduanya. Tanpa menunggu dan berlama-lama lagi, sesuai rekomendasi Dokter Erika, esoknya Pak Dibyo langsung menghubungi tim medis terkait untuk melakukan proses pengukuran kaki Ratu. Selanjutnya tim produksi akan segera membuatkan kaki palsu untuk Ratu. Pak Dibyo lega. Setidaknya ia berharap setelah ini Ratu akan kembali memperoleh kebahagiaannya yang dulu. Ratu juga dianjurkan masuk kelas konsultasi khusus yang ditangani langsung Dokter Erika. Awalnya gadis itu menolak. Ia sempat marah-marah karena dianggap sudah tak mampu berbuat apa-apa. Tapi atas bujukan keluarga, akhirnya Ratu mau juga melaksanakannnya. Di stadium pasca prostesis, Ratu diajarkan cara memakai dan merawat prostesis. Kemudian diterapkan dengan caranya berjalan, duduk, atau jongkok dengan menggunakan prostesis. Ratu juga diberi terapi lanjutan berupa edukasi. Setiap hari Dokter Erika meninjau perkembangan Ratu. Isi terapinya macam-macam, ada fisioterapi, kelas psikologis, kelas menulis, terapi bicara, latihan bersama keluarga, latihan individual, serta kelas umum seperti senam dan seminar. Di rumah keluarga Dibyo, Dokter Erika juga mendatangkan pekerja sosial yang bertugas mengecek fasilitas dan memberi pengarahan pada Ratu. Dokter Erika tak pernah menyerah untuk membuat Ratu bisa mandiri. Dokter yang benar-benar luar biasa. “Kamu memang cacat seumur hidup, Ratu. Namun bukan berarti hidupmu berhenti sampai disini. Jadi setidaknya dengan ini kamu tidak tergantung pada orang lain,” nasihat Dokter Erika. “Terima kasih, Dok. Apapun kondisi fisik yang saya miliki, saya mulai mengerti dan mulai bisa berkompromi dengan diri sendiri,” ujar Ratu dengan perasaan haru. “Kamu harus bangkit Ratu. Jangan biarkan keadaan meracuni hidupmu.” Menurut Dokter Erika, para keluarga memang harus berempati pada Ratu, tapi ia tetap harus diajarkan mandiri. Untuk itu jugalah Ratu di rehabilitasi. Setidaknya dengan begitu ia bisa mengurus diri sendiri, seperti makan, minum, memakai prostesis dan melakukan aktivitas sehari-hari lainnya. Memang melatihnya tidak sebentar, butuh kesabaran dan ketekunan. “Terima kasih Dokter,” ucap Pak Dibyo saat menjenguk Ratu di kelas rehabilitasi. Beliau senang melihat perkembangan Ratu yang mulai mau bersosialisasi kembali. “Sudah kewajiban saya, Pak,” sahut dokter Erika tersenyum. ‘Mudah-mudahan setelah ini Ratu lebih percaya diri dan juga mandiri.” Dokter Erika mengangguk. “Di Barat orang-orangnya sangat liberal dan individualis, Pak Dibyo. Tapi keuntungannya mereka jadi lebih mandiri, termasuk juga orang-orang yang sudah diamputasi. Sementara di lingkungan kita sistem kekerabatannya masih tinggi. Jadi, orang-orang cacat terbiasa selalu dilayani oleh keluarganya. Jadi, setidaknya tirulah dampak positif dari cara pandang mereka.” ***Tak ada yang tak bisa di dunia ini selagi manusia mau berusaha. Upaya Pak Dibyo dan keluarga dalam penyembuhan fisik dan pemulihan psikis Ratu mulai menampakkan hasilnya. Kini Ratu tak lagi berkawan dengan kursi rodanya. Ia pun sekarang tampak lebih optimis dalam menjalani hari-harinya. Ratu juga selalu berusaha menggunakan prostesisnya dan selalu belajar berjalan layaknya orang yang berkaki normal. Untung kedua orangtuanya dan adik-adiknya sangat perhatian dan selalu membantu, jadi kemampuan Ratu dalam menggunakan prostesis terbilang cepat prosesnya. Suatu hari Lila datang kembali ke rumah Ratu. Tak seperti biasanya kali ini Ratu menyambut Lila dengan senyum yang sedikit merekah. Dari wajah cantiknya juga dibinari dengan harapan. Kepercayaan diri sahabatnya itu sepertinya perlahan sudah bangkit kembali, pikir Lila. Gadis berambut pendek itu sangat senang melihat perubahan sikap Ratu tersebut. Lila adalah salah
Hari pasti berganti, namun hati belum tentu bisa mengimbangi. Ada banyak peristiwa yang menimbulkan duka, menyisakan luka. Belum satu mongering, timbul lula baru yang menambah pedih. Namun apa yang bisa manusia lakukan demi menghadapi itu semua? Apakah terus terpuruk, berdiam diri dan kalah? Apa terus menyesali takdir dengan mengurainya tanpa berusaha untuk mengubah? Tuhan selalu menciptakan jalan untuk semua masalah yang diberikan. Berdoa dan berusaha adalah jalan terbaik untuk melenyapkan segala cobaan yang mendera. Pagi ini Reksa tidak ada jadwal siaran, jadi ia bisa beres-beres kamar dan juga nyuci baju yang kelihatannya sudah mulai menggunung. Kalau dulu, boro-boro beberes kamar dan nyuci baju, nyuci CD-nya sendiri saja pembantu di rumah yang mengerjakan. Ah, ingat rumahnya Reksa menjadi sedih. Walau bagaimanapun pahitnya, tapi banyak kenangan manis yang telah terlukis di sana. Sekarang keadaan su
Bertahan adalah salah satu sifat alami manusia yang dianugerahkan Tuhan. Kemana pun tempatnya dan kapan pun saatnya, jika hal itu terjadi makan manusia punya akal dan naluri untuk menyiasati. Ada banyak keraguan dan juga rasa enggan. Merubah kebiasaan dan beradaptasi dengan lingkungan memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk itulah akal dan pikiran manusia diciptakan, untuk membantu mengatasi segala macam masalah untuk menaklukan keadaan. Saat lamunan terus menjelajahi masa lalunya, menerobos lorong waktu, Reksa dikejutkan oleh sebuah suara. Tika, adik pertama Barudin, tiba-tiba mengetuk pintu kamar dan memanggil Reksa dari luar. Reksa terpaksa memutus lamunannya dan bangun dari rebahan. Terbersit heran dan tanya dalam hati Reksa. Tak seperti biasanya Tika memanggilnya seperti saat ini. Ada apa gerangan? Apakah sesuatu yang penting yang ingin disampaikan gadis kecil itu? &
Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Lingkungan baru berarti kau harus mampu menyesuaikan diri, bahkan kadang dituntut menjadi pribadi yang baru. Saat semua tak dapat diatasi, maka masalah akan menanti. Adat dan kebiasaan setiap daerah memang berbeda, namun semua bisa diatasi dengan etika. Saat perilaku dibarengi dengan adab bertamu yang berlaku, maka aman sentosalah hidupmu yang baru. Begitu pula sebaliknya. Jodi Mulya adalah penyiar senior sekaligus manajer tak resmi di radio Gantara AM, tempat di mana sekarang Reksa bekerja. Radio Gantara AM adalah anak cabang dari radio Khatulistiwa FM yang ada di Pontianak yang cabangnya tersebar di beberapa kota yang ada di Kalimantan Barat seperti Mempawah, Singkawang, Ngabang, Ketapang, Sanggau dan juga Sintang. Kalau boleh jujur, sebenarnya pengelolaan radio Gantara AM sangat jauh kata manajemen sebuah ra
Persaingan antar manusia adalah ketentuan hukum alam yang tak bisa dielakkan. Jika kau lebih unggul maka kaulah yang akan menjadi pemenang. Dan jika kau orang yang lemah maka nama pecundang akan disandang. Keistimewaan datangnya dari Tuhan, dan tak ada manusia yang tak diberi kelebihan, walau dengan jenis dan kadar yang tentu saja berbeda-beda. Tinggal bagaimana manusia menjalani dan menjadikan kelebihan tersebut, mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun terhadap orang lain. Ingatan Reksa mengembara. Dulu, setiap minggu radio Galaxy FM selalu mengadakan rapat mingguan yang dihadiri oleh seluruh penyiar, staf serta manajer untuk mengevaluasi siaran, termasuk perkembangan dari penyiar-penyiar freelance yang baru masuk. Jika penyiar freelance tersebut mengalami perkembangan yang cukup bagus di udara, melalui rating dan respon pendengar, maka ia akan diangkat levelnya menjadi pen
Usaha tak akan mengkhianati hasil. Jika kita bersungguh-sungguh menjalankan apa yang kita cita-citakan, niscaya akan berbuah manis hasilnya. Namun tak ada pencapian yang tanpa rintangan. Seperti pendaki, untuk mencapai puncak kita mesti melalui jalan yang terjal dan berliku. Tak jarang di sisi kanan kiri terdapat jurang yang mengintai dan menganga, yang setiap saat dapat membuat kita terpeleset dan jatuh jika lengah dan tak fokus saat menjalaninya. Namun setelah berhasil melewati itu semua apa yang kita dapat? Adalah kepuasan bathin yang melebihi segala-galanya. Lila menatap puas distro baru mereka, cabang DivaNine yang akan segera ia resmikan. Bangunan berlantai dua seluas 400m2 itu terlihat cantik dengan paduan warna orange dan putih yang elegan, khas distro. Logo DIV2NINE yang terpampang di atas bangunan, dengan hurup-hurup timbul yang terbuat dari bahan galvanis, membuat distro ini tak kalah keren den
Ternyata yang di dalam mobil itu adalah Ratu. Papanya yang turun lebih duluan membukakan pintu untuknya dan membimbing Ratu keluar. Tak terkira asa kaget yang melanda hati Lila. Bagaimana tidak? Ia yang sudah hopeless dengan kehadiran Ratu di dalam lingkar bisnis fashion mereka, tahu-tahu mendapatkan sosok mitra sekaligus sahabat itu ada disini. Benar-benar menjadi sebuah kejutan bagi dirinya dan juga bagi masa depan Div2Nine.“Ratu…!” Tak sadar Lila berteriak dan segera menyongsong Ratu. “Kok nggak kasi kabar, sih?” tanya Lila sambil menyunggingkan senyum dan mengangguk kearah Pak Dibyo.Ratu hanya tersenyum melihat kekagetan Lila. Ia sendiri senang membuat kejutan ini dan berhasil. Sudah seabad rasanya ia mengurung diri di rumah, sekarang saatnya ia mengepakan sayap untuk terbang, menikmati semesta alam yang tak berhenti menghadirkan keindahan baik di hati maupun perasaan.“Tiba-tiba Ratu minta diantar dis
“Selamat siang Gantara Listeners, seperti biasa Reksada Dirga kembali menyapa kalian semua di gelombang 817 AM. Seperti biasa Reksa akan menyajikan info-info terkini tentang musik, film dan dunia showbiz. Pastikan selama dua jam ke depan kamu stay tune disini karena akan banyak info-info menarik untuk kalian semua. Well, sebagai pembuka Reksa hadirkan satu track cantik dari One Direction, Gotta Be You. Enjoy this one…”Saat lagu itu mengalun, Reksa malah terbawa suasana hatinya sendiri. Ingatannya mengembara seperti film yang memutar slide demi slide kisah kasihnya dulu bersama Ratu. Perjumpaan mereka, kisah kasih yang terjalin tanpa ada suatu masalah yang merintangi. Canda, tawa, cemburu dan juga cinta. Sungguh menjadi sebuah kenangan yang tak mungkin akan terlupakan. Semua yang mereka lalui selama ini telah mewarnai hubungan keduanya. Ratu sangat menyukai lagu One Direction ini, dan bukan tanpa sebab pula Reksa mengudarakan untuk pendengarnya. Ia ingi