Mereka berdua sudah berada di daerah perbatasan antara sekte aliran putih dan sekte aliran hitam. Sebentar lagi mereka tiba di tempat yang lebih aman. Masuk ke dalam daerah kekuasaan sekte aliran putih tidak menjamin kejahatan menjadi lebih sedikit. Tetap saja sama, tetapi kemungkinan mereka diserang lebih kecil. Hari ini mereka akan beristirahat lebih dulu. Mereka masuk ke desa itu dan memesan penginapan. Mereka pergi ke rumah makan setelahnya. Sudah lama mereka tidak makan makanan yang enak. Keduanya memesan makanan dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya. "Selamat makan!" ucap Lou Ouyang. Di atas meja mereka ada 15 porsi makanan dengan berbagai jenis hidangan. Diantara hidangan itu ada 4 porsi yam bakar. Keduanya sangat menyukai ayam bakar. Lou Ouyang pun makan dengan lahap. Begitu juga Liu Heng. Keduanya menikmati makanan yang mereka makan. Hanya saja ada yang mengganggu mereka. Tiba-tiba seseorang duduk di sebelah Lou Ouyang. Spontan keduanya langsung melirik ke arah ora
Liu Heng maju lebih dulu. Tanpa basI-basi dia langsung menyerang. Liu Heng muncul di depan satu lawannya. Dia langsung menggunakan jurus Tanpa Bentuk. Musuhnya kaget. Saat dia ingin menahan Tebasan Liu Heng. Ternyata salah dan dia pun berakhir dengan kepala yang terjatuh ke tanah. Liu Heng berhasil membunuh salah satu dari mereka. Sangat mudah. Yang lainnya langsung mundur. Mereka langsung menarik senjata mereka. Lou Ouyang mendekati Liu Heng. Keduanya saling membelakangi. Keduanya akan melindungi punggung satu sama lain. Ini adalah cara terbaik untuk meminimalisir kemungkinan di serang dari arah belakang. "Bunuh mereka!" teriak pria besar yang dipukuli Lou Ouyang tadi malam. Liu Heng dengan mengeluarkan teknik Perubahan Iblis miliknya. Hanya sedikit, tato hitam itu hanya muncul di wajah sebelah kiri Liu Heng saja. Dia menggunakan topeng karena itu tato hitam itu tidak terlihat jelas. Hanya saja aura jahat dan gelap meluap dari tubuh Liu Heng. Lawannya bahkan sampai merinding. "A
Pria besar tadi pergi dari sana. Tiba-tiba saja beberapa orang menghadang pria itu. Mereka terlihat tidak bersahabat. Pria besar itu memiliki insting untuk pergi dari sana. Dia ingin membalik badan, tetapi ternyata ada yang menghadang dirinya. Dia sudah dikepung dari berbagai arah. Tidak ada jalan untuk melarikan diri lagi. "Kau akan mati di sini. Hari ini." "Apa salahku?" Pria besar itu bingung. Dia tidak merasa melakukan kesalahan pada semua orang di sana."Tidak perlu tahu."Mereka langsung menyerang pria besar itu. Pria besar itu sudah mencoba melawan sebisa dirinya, tetapi lawannya terlalu banyak. Dia pun dikalahkan. Tidak ada kemungkinan untuknya untuk melarikan diri lagi. Satu Tebasan pun dilakukan. Blassssh!"Aaaaarrgh!" jerit pria besar itu. Dia mati. ***Liu Heng menoleh ke belakang. Dia merasakan sesuat, tetapi dia kembali fokus. Dia dan Lou Ouyang melanjutkan perjalanan mereka. Jalan yang mereka tempuh adalah jalan yang bisa dilewati oleh banyak orang. Hanya saja har
"Kenapa kau melakukan itu?" keluh Lui Bi. "Kalau kau ingin mengambil tanaman obat Kau harus mengambilnya dari akar. Kalau kau hanya memotong sebagian saja. Itu akan mengurangi manfaat dari tanaman obatnya. Saat digunakan membuat pill, itu akan mengurangi efek dari obat itu. Misal saja obat yang dibuat adalah pill penyembuh yan seharusnya bisa menyembuhkan luka dalam waktu dua menit, tetapi karena cara tanaman obatnya tidak sempurna, maka efek penyembuhannya baru mulai bekerja saat empat menit. Cara memanen tanaman obat itu sangatlah penting," jelas Lui Bi. Bu Yunshi dan Bu Longshi mengangguk paham. Mereka tidak terlalu paham cara memanen tanaman obat. Ini pertama kalinya dia mencoba. Bu bersaudara ingin mencoba menoleh tanaman obat menjadi pill. Lui Bi tidak punya kemampuan untuk mengolah tanaman obat seperti ahli alkimia. Dia juga hanya manusia bisa. Hanya saja Lui Bi punya pengetahuan yang banyak. Dia membaca banyak buku karena itu anggota yang lainnya sering bertanya kepada dirin
"Jangan masuk lagi!" tegas Lou Ouyang. Liu Heng dengan keras kepalanya, dia tetap masuk ke dalam sana. Dia tidak mendengarkan perkataan Lou Ouyang sama sekali. Itu membuat Lou Ouyang kesal. Pada akhirnya mereka masuk ke dalam sana. Keduanya mulai berjalan dan berkeliling lagi. Hasilnya seperti apa yang Liu Heng lakukan tadi. Tidak ada siapa pun di sana. Nihil. Liu Heng menggaruk kepalanya, dia bingung sendiri. Dia yakin kalau ada sesuatu di sana yang membuat desa itu membeku. Tidak mungkin desa itu membeku tanpa sebab sama sekali. Sangat mustahil itu terjadi. "Sudah selesai?" tanya Lou Ouyang. Liu Heng diam. Dia berpikir cukup lama di sana. Kakinya sudah membeku sampai ke bagian lutut. Entah kali ini sedikit lebih lembat dari sebelumnya. Ini agak aneh bagi Liu Heng. Dia pun mengangguk."Baiklah, kalau begitu kita akan keluar," jawab Liu Heng.Liu Heng berencana untuk melanjutkan perjalanannya dengan cara memutar. Sedikit memutar tidak masalah. Awalnya begitu, tetapi Liu Heng menya
"Cepat cari mereka!" teriak penduduk desa. Mereka terus mencari keberadaan Dong Xing dan Dong Hien yang merupakan hewan roh. Hewan roh dan hewan sihir punya ciri yang berbeda dan salah duanya adalah hewan sihir tidak bisa bicara dan hewan roh bisa bicara kejak kecil, hewan roh bisa berubah wujud menjadi manusia dan Hewan sihir tidak bisa. Perbedaan lainnya adalah hewan roh lebih tidak bringas. Mereka tidak sembarang menyerang manusia atau makhluk lain. "Kakak, aku ingin bertemu dengan ibu," ucap Dong Hien. Mereka babak belur dipukuli oleh para penduduk desa. Mereka berdua ingin dibunuh oleh mereka karena mereka adalah hewan roh jenis rubah. Keduanya datang ke sana bersama dengan ibu mereka. Awalnya baik-baik saja. Mereka bisa hidup damai selam satu bulan, tetapi tiba-tiba saja ibu mereka jatuh cinta dengan manusia. Jatuh cinta dengan manusia yang salah. Manusia itu pun mengetahui kalau ibu mereka bukan manusia dan langsung diadukan ke seluruh penduduk desa. Dengan cepat ibu merek
Liu Heng dan Lou Ouyang sekarang tidak hanya berdua. Mereka sekarang melakukan perjalanan ke sekte Teratai Es bertempat ditambah Dong Xing dan Dong Hien. Dong Hien dan Dong Xing adalah hewan roh yang masih anak-anak. Mereka masih punya potensi menjadi kuat. Bahkan kemungkinannya sangat besar. Hanya saja terlalu berisik membawa hewan roh. Liu Heng tidak boleh membiarkan kedua saudara kembar itu ketahuan kalau mereka adalah hewan roh karena bisa memancing orang yang ingin membunuh keduanya. Hewan roh dan manusia memang tidak saling menyukai satu sama lain. Lebih tepatnya manusia membenci hewan roh karena kejadian di masa lalu. Hewan roh juga tidak menyukai manusia, tetapi hanya sebatas tidak suka. Mereka tidak akan membunuh manusia kecuali manusia yang lebih dulu mengusik mereka. "Gunakan ini! Kalian jangan melepaskannya," pinta Liu Heng sambil memberikan topeng dan jubah kepada Dong Xing dan Dong Hien. Si kembar punya ekor karena itu harus mengenakan jubah untuk menutup ekor mereka.
Dong Xing dan Dong Hien sangat menempel pada Liu Heng. Hanya Liu Heng yang mereka percayai. Mereka sedang ketakutan karena terlalu ramai manusia di sana karena itu mereka ketakutan. Keduanya trauma dengan kejadian di desa sebelumnya. Setiap kali melihat manusia, yang muncul di kepala mereka adalah Kejadian mereka dipukuli sampai babak belur. Itu melekat pada diri mereka berdua. Liu Heng mengelus kepala si kembar. "Aku ada di sini," ucap Liu Heng. Dia mencoba menenangkan si kembar. Sudah dibilang begitu pun, tetap saja keduanya ketakutan. Mereka menggenggam baju Liu Heng dengan erat, takut terlepas dan kehilangan Liu Heng. Padahal Liu Heng tidak akan meninggalkan mereka berdua. Liu Heng memang kejam dan manipulatif, tetapi dia juga masih punya hati. Tidak akan tega dia meninggalkan dua anak kecil yang polos dan tidak bersalah. Setelah tiba di toko, Liu Heng mengajak si kembar ke restoran. Tempat makanan yang cukup mahal dan enak. Liu Heng langsung memesan makanan untuk mereka semua.