Share

KEPEMIHAKAN TAKDIR DAN HUTANG LAURA

"Baik, ditunggu pesanannya, Tuan."

Manu tak menyahut, tak berniat juga untuk menoleh ke arah pelayan kasir yang nampak salah tingkah ddi depannya. Pria itu mengscan barcode yang ada di hadapannya, membayar harga menu kopi yang ia pesan. Setelahnya, Manu duduk di kursi pemesanan take away, memainkan ponselnya tanpa peduli setiap pasang mata wanita yang kini menatapnya penuh memuja.

Manu bukannya ingin tebar pesona hingga memesan kopi langsung ke cafe yang terletak di dekat kantornya. Ia bisa saja memesan secara online, tapi Manu tidak melakukannya karena ia juga ingin mencari angin segar, kelelahan ditimbun pekerjaan yang tak ada habisnya.

Saat pesanannya telah jadi, Manu segera beranjak menuju meja kasir. Saat hampir saja mengambil alih pesanannya, seorang pria berpakaian formal khas sepertinya baru saja tiba di sebelahnya.

"Espresso satu."

"Maaf atas ketidaknyamanannya, Tuan, tapi stok kopi Espresso sudah habis. Mungkin Tuan bisa datang lain waktu lagi. Sekali lagi, maaf atas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status