Share

DRAMA NAGIH UTANG

"Kamu memang menyebalkan, ya, Mita. Perhitungan sama saudara. Masa utang segitu ditagih-tagih! Kamu juga Dodi, sama saja dengan istrimu. Dasar suami takut istri. Awas, ya, aku bilang ke mama!"

"Mba jangan kayak anak kecil, dong! Kami datang pun baik-baik. Gak menghina-hina. Mita tadi udah jelaskan bahwa kami sedang butuh uang.. Jangan dikit-dikit lapor mama. Bersikappah dewasa, Mba. Gini aja sekarang mas Agus dan mba ada berapa untuk cicilan, kami terima.," kataku.

Tumben aku bisa ngomong tegas sama mba Winda. Mungkin karena lagi kepepet juga. Lagian kakakku ini memang seperti anak kecil. Main laporkan saja sama mama. Dasar tukang adu domba.

"Gak ada, kita juga lagi banyak keperluan. Kalau kalian gak punya beras, bawa aja seliter. Entar aku ambilin!"

"Iya, Ta. Kami sedang banyak keperluan, jadi belum bisa bayar," timpal mas Agus.

Benar kata orang. Giliran pinjem ngemis-ngemis, pas ditagih marah-marah atau banyak alasan. Jiwa kerdil, begitu emang, maunya lari dari tanggung jawab.

"Gel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status