Konferensi pers hari ini berlangsung dengan sangat kacau. Sellena tidak berhasil merebut kembali hati dan simpati dari para penggemarnya. Sementara itu, pertanyaan yang diajukan oleh para wartawan terkesan begitu kejam dan menjatuhkan Sellena. Sellena sama sekali tidak dapat membela dirinya.
Sellena menyandarkan tubuhnya pada sebuah sofa dalam sebuah ruangan dan meraih ponselnya. Lagi-lagi, Sellena harus merasa sangat kesal karena halaman Instagramnya kebanjiran komentar negatif dan hujatan dari para warganet yang sangat kejam. Sellena ingin sekali menangis dan berteriak sekencang mungkin. Lambe Dojen memang telah berhasil menghancurkan Sellena dalam sekejap.
“Lambe Dojen! Aku benci Lambe Dojen!” seru Sellena.
Sellena kembali berteriak. Sementara itu, Danish dan Frey datang menhampirinya. Danish memilih untuk cuek dan
Frey sedang sibuk berbicara dengan seseorang di telepon. Sementara itu, Danish masih memilih untuk berpura-pura cuek sambil sibuk bermain game di ponselnya. Danish memilih untuk berpura-pura cuek karena masih merasa sangat malas untuk berbicara dengan Frey. Akhir-akhir ini, Frey sangat sering menunjukkan sikap egoisnya yang terkesan ingin memang sendiri. Frey berbicara di telepon dengan nada yang mulai sedikit tinggi hingga mencuri perhatian Danish. Danish mulai bermaksud mendengarkan isi percakapan Frey di telepon tersebut.“Apa? Batal? Jadi semua jadwal yang sudah disepakati harus batal? Danish Adelio engga salah! Semua itu gara-gara ulah Sellena. Danish Adelio tetap aktor dan model terbaik. Coba tolong profesional sedikit, dong!” Frey berbicara panjang lebar. Frey sempat beradu argumen hingga akhirnya memut
Frey benar-benar tidak menyangka bahwa perbuatannya akan membawa dampak sangat besar untuk karier Danish Adelio. Karier Danish Adelio yang semula begitu meningkat pesat, kini menurun secara drastis. Frey tidak bisa hanya menyalahkan perbuatan Sellena sana, tetapi semua ini adalah kesalahan dirinya juga. Jika Frey tidak merencanakan semua rencana aneh ini, mungkin Danish tidak akan seperti ini. Frey menatap layar ponselnya. Frey menyesal karena hampir semua klien membatalkan rencana kerja samanya dengan Danish Adelio. Penyesalan selalu datang terlambat. Frey ingin sekali rasanya memutar waktu dan memperbaiki kesalahannya, walau rasanya sangat tidak mungkin untuk dilakukannya. Frey juga ingin sekali rasanya meminta maaf kepada Danish. Namun, Frey tidak yakin Danish mau menerima permintaan maafnya. Frey mulai melamun dan memikirkan cara men
Alexa masih memilih untuk diam dan berpikir sejenak. Alexa tidak tahu cara berbicara yang baik dan benar kepada Pak Damar sekarang. Sementara itu, Pak Damar kembali menyapa Alexa dengan ramah.“Halo, apakah betul ini dengan Alexandra Amora?” tanya Pak Damar.“I-iya, betul! Saya Alexandra. Maaf, Pak Damar ada perlu apa, ya?” tanya Alexa.“Jadi, kamu masih ingat saya? Saya ingat waktu itu pernah memberikan kartu nama saya ke kamu waktu kita sempat bertemu di Rooftop Café waktu acara fan meeting Danish Adelio,” kata Pak Damar ramah. Alexa memutar kedua bola matanya. Alexa membuka memori dalam otaknya dan baru saja ingatannya sempurna. Alexa yakin Pak Damar yang meneleponnya sekarang adalah Pak Damar yang sempat ditemuinya di Rooftop Café waktu itu. Alexa segera berjalan menuju laci meja belajarnya dan baru menyadari kalau dirinya masi
Alexa sedang mematut dirinya di depan cermin sambil kembali mengoleskan lipstick di bibirnya. Alexa sudah berada di lokasi, sesuai dengan alamat yang dikirimkan Pak Damar semalam. Alexa benar-benar merasa tidak percaya diri. Alexa merasa tidak layak untuk menjadi seorang aktris, apalagi untuk bersanding dengan Danish Adelio. Alexa melirik jam tangannya.“Apa aku mundur saja, ya?” gumam Alexa pelan. Alexa benar-benar ragu sekarang hingga membuatnya mulai melamun. Lamunan Alexa terhenti saat Pak Damar meneleponnya. Dengan penuh keraguan, Alexa terpaksa mengangkat panggilan telepon tersebut.“Halo, Pak Damar! Saya sudah ada di lokasi, tapi-“ Alexa semakin merasa ragu.“Tapi apa, Alexa? Saya yakin dengan kemampuanmu,” kata Pak Damar memberi semangat.“Saya merasa saya engga berbakat, Pak! Saya engga pantas,” kata Alexa.&ld
Danish benar-benar tidak dapat menerima semua kenyataan ini. Bagaimana bisa seorang Alexandra menjadi orang kepercayaan Pak Damar untuk dapat menyelamatkan karier Danish dari kehancuran? Rasa gengsi dan ego Danish yang terlalu tinggi memang sangat sulit untuk diruntuhkan. Danish memilih untuk pergi menyendiri untuk menjernihkan pikirannya. Namun, Pak Damar tetap saja dapat menemukan Danish. Pak Damar memanggil nama Danish kencang.“Danish Adelio!” seru Pak Damar. Danish menghela napasnya dan membalikkan badannya. Rasanya sangat malas untuk menatap kedua mata Pak Damar.“Danish Adelio, saya mohon sekali ini saja kamu mau mengikuti permohonan saya. Saya yakin Alexandra adalah orang yang tepat,” kata Pak Damar.“Dari mana Bapak tahu? Dari mana juga Bapak kenal dia?” tanya Danish penas
Alexa tidak menyangka hidupnya akan berubah drastis setelah proses shooting sebuah videoklip lagu bersama Danish. Hidupnya benar-benar berbeda dari sebelumnya. Hari ini, Alexa menyadari hampir seluruh mata di sekolahnya memandangi Alexa saat Alexa berjalan di koridor sekolahnya.Para siswa banyak yang mulai menjadi pengagum rahasia Alexa, mengingat Alexa sebenarnya memiliki wajah yang sangat cantik. Para siswa banyak yang sudah mulai tertarik untuk meminta nomor ponsel Alexa atau hanya sekedar untuk bertukar nama akun Instagram dengan Alexa.Para siswi juga ikut kerap memandangi Alexa. Memang, Alexa berpikir bahwa kebanyakan dari para siswi merasa iri atas keberhasilannya dan kesempatan Alexa untuk dekat dengan Danish. Namun, Alexa tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang akan menghalangi langkah ke depannya untuk terus mengembangkan kariernya bersama Danish. Alexa juga berpikir bahwa masih ada sebagian siswi yang memandangi Alexa karena merasa kagum dengan ke
Rule number 14:“Alexa masih tetap hanya pacar pura-pura Danish dan dilarang jatuh cinta!” Danish masih terus mengamati Frey yang sedang sibuk berbicara di telepon dengan seseorang. Danish sudah tidak dapat menghitung jumlah orang yang menelepon Frey hari ini. Ponsel Frey seperti tidak berhenti berdering sejak tadi pagi. Danish yakin semuanya kini kembali berlomba-lomba untuk memberikan tawaran pekerjaan kepada Danish juga Alexa. Danish tidak habis pikir bahwa Alexa benar-benar seperti malaikat penyelamat hidupnya. Banyak yang langsung beranggapan bahwa Danish sangat cocok bersanding dengan Alexa untuk melakukan pemotretan untuk sejumlah brand ambassador ternama. Setelah kemunculan Alexa di sini, karier Danish kembali meningkat pesat. Danish mulai melamun memikirka
Alexa baru tiba di rumahnya saat langit sudah gelap. Alexa melirik jam tangannya, lalu menghela napasnya. Alexa baru sadar kalau Alexa lupa mengabari Mami Yuliani kalau dirinya akan pulang terlambat. Alexa sudah pasrah jika suasana hatinya akan semakin berantakan saat terkena omelan Mami Yuliani. Namun, reaksi Mami Yuliani hari ini sungguh kembali di luar dugaan Alexa. Mami Yuliani tersenyum dan menyambut kepulangan Alexa.“Eh, Alexa sudah pulang! Ayo, makan dulu! Bagaimana hari ini? Mami yakin kamu sudah bawa pulang banyak uang, kan?” tanya Mami Yuliani santai.“Uang? Uang apa?” tanya Alexa.“Ah, kamu ini! Kamu sekarang sudah menjadi artis terkenal. Mami yakin kamu selalu dapat uang banyak setiap hari. Jadi, uangnya bisa Mami pakai untuk tambahan arisan?” tanya Mami Yuliani. Kedua mata Alexa membulat karena kaget mendengar perkataan Mami Yuliani. Alexa