Hari ini tepat pukul 17:00 ponsel Alexa berdering. Alexa yang baru saja selesai bersiap-siap langsung tersenyum saat membaca nama Danish muncul di layar ponselnya. Alexa mengangkat telepon dari Danish.“Halo, Ra! Gue udah ada di depan rumah loe,” kata Danish.“Oke, oke! Tunggu sebentar,” kata Alexa. Danish rupanya benar-benar menepati janjinya untuk menjemput Alexa di hari Valentine. Hati Alexa seakan sudah berubah menjadi taman bunga karena merasa sangat bahagia sekarang. Alexa mengamati bayangan dirinya di cermin sekali lagi untuk memastikan penampilannya sudah sangat sempurna untuk bertemu Danish hari ini.“Please be nice,” kata Alexa. Alexa memejamkan kedua matanya sebentar dan merasakan detak jantungnya berubah menjadi sangat kencang Alexa melangkahkan kakinya perlahan keluar dari kamarnya. Alexa sangat berharap kalau kencan di hari Valentine dengan Danish akan berjalan dengan lancar.--Danish bersandar di mobilnya sambil memainkan ponseln
Acara makan malam berjalan seperti biasa, walau Danish lebih banyak menghabiskan makanannya dalam diam. Alexa merasa bersalah karena takut kalau pertanyaan tadi menyinggung perasaan Danish. Alexa mungkin berniat untuk meminta maaf kepada Danish setelah Danish menghabiskan makanannya. Danish baru saja menghabiskan steak miliknya dan langsung angkat bicara.“Alexa, gue mau bicara,” kata Danish.“Kak, Alexa mau bicara,” kata Alexa. Keduanya berbicara secara bersamaan. Danish menatap lurus ke arah Alexa dengan tatapan bingung hingga membuat Alexa salah tingkah.“Silahkan, Kak Danish bicara duluan,” kata Alexa.“Well,” kata Danish. Danish berdeham kemudian menyerahkan sebuah kotak kado kepada Alexa. Alexa menatapnya dengan bingung.“Alexandra,” kata Danish.“Ini apa, Kak? Ini buat aku?” tanya Alexa.“Alexandra, gue gak punya banyak waktu hari ini. Apa loe mau pura-pura jadi pacar gue?” Danish melontarkan pertanyaan tersebut hingga membuat Alexa terdiam.
Alexa baru saja mengalami salah satu kejadian paling menyebalkan dalam hidupnya. Sementara itu, Alexa bisa melihat Danish masih saja tersenyum penuh kemenangan. Alexa berpikir kalau Danish tidak akan membuat ulah lagi hari ini, tetapi lagi-lagi Danish kembali mengatakan sesuatu yang membuat Alexa kesal.“Nih, totalnya jadi sekian. Lihat apa yang loe pesan, hitung totalnya, dan jangan lupa transfer ke gue.” Danish memberikan struk makan malamnya pada Alexa.“Hah? Lagi? Aku pikir Kak Danish yang bayar hari ini,” kata Alexa.“Karena loe bukan pacar gue,” kata Danish. Alexa terdiam dan menghela napasya. Alexa ingin berkomentar, tetapi cukup sadar diri akan perkataan Danish. Alexa memang bukan pacar Danish. Alexa hanya berpura-pura menjadi pacar Danish dan harus mengikuti setiap permainan yang ada.“Nih, sudah aku transfer,” kata Alexa.“Hmmm, ayo kita pulang sekarang, Ra,” kata Danish. Alexa mengangguk. Danish berdiri dari kursinya dan berjalan keluar Garden Café.
Hari ini Alexa memutuskan untuk pergi berjalan-jalan sendirian di sebuah pusat perbelanjaan untuk menghilangkan penatnya. Alexa masih ingat betul kejadian semalam yang membuatnya sulit untuk tidur. Alexa sudah resmi pura-pura menjadi pacar Danish, tetapi Alexa memilih untuk diam dan tidak menceritakan hal ini kepada siapa-siapa, termasuk kepada Kayla dan Belle. Lalu, apa yang akan dilakukan Danish selanjutnya? Apakah Alexa berhak untuk merindukan Danish, walaupun bukan pacar sungguhan Danish? Alexa menggelengkan kepalanya dan mengeluarkan parfum milik Danish dari dalam tasnya. Alexa langsung tersenyum dan menekan nomor ponsel Danish. Di seberang sana, Danish menyadari ponselnya berdering. Danish membaca nama Alexa muncul di layar ponselnya, lalu mengangkat telepon tersebut. Danish berbicara dengan nada angkuhnya.“Alexa, ngapain loe telepon gue? Loe gak tau kalau gue lagi sibuk,” kata Danish.“Oh, Kak Danish. Kak Danish jawabannya dingin banget kayak es batu, d
Alexa sudah menghabiskan es krim Oreo miliknya tanpa sisa. Sementara itu, Alexa menatap Danish yang sedang melamun hingga es krim cokelat miliknya mulai mencair. Alexa menepuk pundak Danish.“Kak Danish, gak sayang apa itu es krim Kak Danish sampe mencair gitu?” tanya Alexa.“Oh, astaga! Gue tadi lupa udah pamit sama kru di lokasi shooting atau belum.” Danish berusaha mencari alasan lain.“Jadi, Kak Danish sengaja ke sini padahal shooting hari ini belum selesai? Aku minta maaf kalau begitu,” kata Alexa.“Oh, engga! Loe telepon pas banget gue sudah selesai shooting,” kata Danish. Alexa hanya mengangguk sambil tersenyum. Alexa sungguh terharu karena tidak menyangka kalau Danish benar-benar ada di hadapannya sekarang. Danish memilih untuk menghabiskan es krim miliknya sebelum benar-benar mencair seutuhnya.“Makasih, Ra! Es krim ini enak,” kata Danish.“Tuh, kan! Sudah dua kali hari ini Kak Danish bilang makasih sama aku. Tumben banget Kak Danish punya akhlak,” kata Alexa.“Ap
Rule number 1“Di depan teman-teman Danish, Alexa pacar Danish sungguhan” Alexa kaget bukan main saat melihat mobil Danish terpakir di halaman sekolahnya. Alexa mengedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan penglihatannya tidak salah dan ternyata Alexa betul-betul melihat Danish sedang melambaikan tangannya sambil tersenyum kepadanya.“Ngapain Kak Danish ada di sini? Jangan-jangan dia mau minta maaf soal kemarin,” kata Alexa. Alexa melangkahkan kakinya mendekat kepada Danish. Alexa menatap Danish heran dan Danish langsung menarik lengan Alexa untuk masuk ke dalam mobilnya sebelum Alexa sempat kembali berbicara.“Ra, pokoknya loe harus ikut gue sekarang. Penting!” kata Danish.“Hah? Ikut Kak Danish ke mana?” Alexa bingung.“Nih, kita ke mall terus loe ganti baju dulu di sana,” kata Danish. Danish melemparkan sebuah paper bag kepada Alexa. Alexa membukanya dan melihat ada sebuah gaun kasual di dalamnya.“Ini buat aku? Tumben Kak Danish engga pelit,” kat
Alexa sedang memainkan ponselnya dan membuka aplikasi Instagram. Alexa menjelajahi setiap foto yang muncul di beranda Instagram miliknya, hingga kedua matanya tertuju pada sebuah poster acara fan meeting Danish Adelio yang akan diselenggarakan esok hari di Rooftop Café. Rooftop Café merupakan salah satu kafe terkenal di Jakarta dan tidak pernah sepi pengunjung.“Kak Danish besok mau fan meeting? Kak Danish kenapa engga cerita sama aku,” kata Alexa. Alexa langsung merasa kesal karena Danish tidak menceritakan rencana fan meeting yang akan diselenggarakan esok hari. Danish pun tidak mengajak Alexa untuk turut hadir dalam acara fan meeting tersebut. Alexa langsung menekan nomor ponsel Danish saat itu juga untuk meluapkan seluruh emosinya. Di seberang sana, Danish yang sedang sibuk mempersiapkan acara fan meeting mengernyitkan dahinya saat melihat nama Alexa muncul di layar ponselnya. Danish yang sedang tidak mau diganggu langsung menolak panggilan Alexa.“Yah, ken
Alexa sudah tiba di Rooftop Café. Alexa membawa kemeja biru tua milik Danish menggunakan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegang ponsel yang ditempelkan di telinga kanan Alexa. Alexa sudah beberapa kali mencoba menelepon Danish, tetapi Danish masih saja belum mengangkat telepon Alexa.“Gimana, sih? Dia yang minta tolong, dia yang susah dihubungi,” kata Alexa. Alexa sudah mencoba berkali-kali menelepon Danish, tetapi Danish tidak kunjung mengangkat teleponnya. Alexa sempat memutuskan untuk nekat masuk ke dalam, meskipun bukan kru dan tidak memiliki undangan. Alexa mencoba masuk, tetapi langkahnya terhenti karena adanya seorang kru wanita yang memandanginya dengan sinis di pintu masuk.“Mbak, maaf apakah Mbak punya undangan fan meeting untuk hari ini?” tanya kru wanita tersebut.“Mbak, saya engga punya undangan. Saya diminta mengantarkan ini untuk Danish Adelio,” kata Alexa. Alexa menunjuk kemeja biru tua yang ada di tangan kirinya. Kru wanita tersebut