Danish terdiam meratapi nasib buruknya hari ini. Bu Siti benar-benar tega menyuruhnya menjadi guru privat Alexa. Sementara itu, Alexa masih tersenyum penuh kemenangan. Alexa akan merasa sangat senang jika harus menghabiskan banyak waktu bersama Danish, walau harus diisi dengan banyak rumus dan soal latihan Matematika.
Beberapa menit telah berlalu, tetapi Danish dan Alexa masih belum beranjak dari hadapan Bu Siti. Bu Siti yang semula sedang asyik menonton tutorial mengolah ubi cilembu langsung melipat kedua tangannya di depan dadanya.
“Lio, Alexa, kenapa kalian masih di sini? Lebih baik les privatnya segera dimulai,” kata Bu Siti.
Lamunan Danish pun terhenti mendengar perkataan Bu Siti. Danish pura-pura mencari alasan agar bisa terbebas dari semua ini.
“Bu Siti, mohon maaf saya engga bisa jadi guru privat A
Rule number 6:“Danish Adelio paling pintar” Sesi les privat hari ini diadakan di Chicken Ranger, salah satu restoran makanan cepat saji yang cukup terkenal. Danish berjalan masuk ke dalam Chicken Ranger, lalu dengan kejamnya tega menyuruh Alexa untuk membawa setumpuk buku Matematika tebal dari Bu Siti.“Nih, loe yang bawa bukunya semua,” kata Danish.“Ih, Kak Danish! Ini berat banget,” kata Alexa. Alexa berusaha menahan beban berat yang kini berpindah dalam genggaman tangannya. Sementara itu, Danish hanya menggelengkan kepalanya dan tidak mempedulikan Alexa yang sedang kesulitan. Danish menunjuk salah satu meja yang terletak di sudut restoran dan memutuskan untuk duduk di sana. Alexa meletakkan tas dan semua bukunya di atas meja sambil memijat tangan
Alexa sedang malas-malasan di kamarnya sambil memainkan ponselnya. Kamar Alexa sangat berantakan seperti kapal pecah. Tiba-tiba, Mami Yuliani membuka pintu kamar Alexa, seolah tahu kalau kamar anaknya sedang dalam kondisi yang berantakan. Mami Yuliani langsung melipat kedua tangannya di depan dadanya dan cemberut.“Alexandra! Kamar kamu berantakan sekali kayak kapal pecah!” seru Mami Yuliani. Alexa tersentak dan langsung menyimpan ponselnya. Otak Alexa seketika itu juga langsung berputar mencari pembelaan agar tidak dimarahi Mami Yuliani.“Yah, Mami! Kamar berantakan itu ciri-ciri orang kreatif,” kata Alexa asal.“Kreatif? Alasan saja kamu! Cepat rapikan kamarmu atau Mami engga kasih uang jajan minggu ini!” Mami Yuliani mengancam Alexa. Ancaman Mami Yuliani terdengar begitu mengeri
Union Pub and Club, itulah nama tempat yang sedang dikunjungi Sellena untuk bersenang-senang pada malam hari ini. Sellena sudah lama menjadi langganan tempat ini, tepatnya sejak dirinya mulai hobi mengunjungi diskotek dan merasakan ingar-bingar dunia gemerlap. Sellena melakukan semua itu hanya untuk bersenang-senang dan melupakan beban hidupnya yang terasa berat. Sellena meneguk minuman beralkohol di tangannya. Suasana Union Pub and Club masih tergolong sepi, padahal hari ini adalah hari Sabtu. Sellena merasa begitu kesepian dan memutuskan untuk meraih ponselnya. Sellena menekan nomor ponsel seseorang sambil tersenyum sinis. Di seberang sana, ponsel Alexa berdering. Alexa berpikir kalau Danish meneleponnya, namun ternyata panggilan tersebut berasal dari nomor tidak dikenal. Alexa mengernyitkan dahinya dan sengaja mengabaikan panggilan te
Jantung Alexa berdebar sangat kencang. Di hadapannya sudah ada beberapa gelas minuman beralkohol. Alexa seolah bisa membaca rencana jahat Sellena sebentar lagi. Alexa benar-benar merutuki kebodohannya hari ini. Alexa tidak seharusnya melakukan semua ini. Alexa memejamkan kedua matanya sebentar. Alexa ingat perkataan Danish di Chicken Ranger beberapa hari yang lalu.“You should take care of yourself. Sebentar lagi usia loe sudah 17 tahun. Loe harus bisa membedakan mana yang baik dan buruk,” kata Alexa dalam hatinya. Perkataan Danish terus terbayang dalam benak Alexa. Alexa takut kalau Danish akan marah padanya jika mengetahui perbuatan bodoh Alexa. Namun, Alexa tidak mau kalau Sellena menganggapnya lemah. Alexa membalas tatapan sinis Sellena.“Apa tujuan loe mengundang gue ke sini?” tanya Ale
Danish sudah mencoba menghubungi Alexa berkali-kali, namun Alexa selalu mengabaikan panggilannya. Hal tersebut membuat Danish sangat panik sekarang. Di manakah Alexa berada? Suara Alexa terdengar begitu menghawatirkan. Danish yakin kalau firasatnya tidak salah. Alexa benar-benar butuh bantuannya sekarang. Danish melangkahkan kakinya untuk kembali menemui teman-temannya. Theo, Garry, dan Mike seolah dapat membaca wajah kusut Danish sekarang. Mereka menatap Danish heran.“Lio, apa yang terjadi? Muka loe kusut kayak habis ketemu kochenglanak,” kata Theo.“Ah, jangan-jangan loe habis dimarahi Pak Damar, ya? Makanya, loe jangan suka bolos kalau shooting,” kata Garry. Garry, Theo, dan Mike malah tertawa dan tidak memahami situasi genting yang dialami Danish sekarang. Danish menatap ketiga sahabatn
Alexa masih memiliki sedikit kesadaran. Alexa bisa menghirup aroma parfum Danish di setiap tarikan napasnya. Awalnya, Alexa berpikir semua ini hanya halusinasi, tetapi aroma parfum Danish benar-benar meyakinkannya sekarang. Danish telah datang menolongnya. Alexa samar-samar kembali mendegar suara Danish.“Alexa? What happened? Loe kenapa?” tanya Danish.“Kak Danish, you’re the cutest man in the world! Don’t leave me!” seru Alexa. Danish mengernyitkan dahinya. Sepertinya Alexa dalam keadaan mabuk berat sehingga kesadaran dan ingatannya terganggu. Alexa pasti akan berbicara di luar kesadarannya sekarang.“Ra? You’re so drunk! Dasar bodoh! Loe masih kecil, bisa-bisanya loe minum alkohol,” kata Danish.“Kak Danish, don’t leave me! Aku sangat ketakutan. I’m so scared
Danish berjalan kembali menuju mobilnya untuk menjemput Alexa. Danish menggendong Alexa dengan susah payah hingga sampai di depan kamar 413. Alexa dapat merasakan dekapan hangat Danish dan wajah tampan Danish, walau penghilatan Alexa sedikit kabur.“Kak Danish! Kak Danish ganteng banget hari ini,” kata Alexa. Alexa memeluk Danish dengan sangat erat. Danish kaget bukan main.“Ra, apa yang loe lakukan? Ngapain loe peluk-peluk gue segala!” seru Danish.“I don’t care! Aku gak peduli. Aku mau peluk Kak Danish karena Kak Danish ganteng banget sekarang,” kata Alexa.“Ra! Stop it!” seru Danish. Alexa tidak menghiraukan Danish. Alexa melepaskan pelukannya, lalu mencubit kedua pipi Danish karena gemas. Danish semakin kehabisan kata-katanya.&
Rule number 7:“Danish Adelio adalah seorang pahlawan” Matahari sudah tinggi dan Alexa membuka kedua matanya perlahan. Alexa sudah tidak dalam kondisi mabuk berat dan kesadarannya sudah kembali. Alexa mengucek-ngucek kedua matanya dan memegang kepalanya yang masih sedikit terasa pening. Alexa sadar kalau dirinya tidak sedang berada dalam kamarnya. Alexa berusaha mengingat kejadian semalam, namun sepertinya Alexa gagal. Alexa nyaris tidak mampu mengingatnya.“Oh, my head hurts so bad!” seru Alexa. Alexa memijat kepalanya perlahan dan duduk di tempat tidurnya. Sementara itu, Danish baru saja selesai mandi pagi. Danish serta-merta keluar dari dalam kamar mandi dengan kondisi tubuh dan rambut yang masih cukup basah. D