Malam itu adalah malam paling indah dalam hidup Alexa. Ini bukanlah mimpi. Danish benar-benar mencium Alexa semalam. Alexa terus tersenyum tanpa henti, bahkan saat dirinya tertidur, Alexa yakin kalau senyumnya tidak hilang.
Malam terasa begitu singkat dan digantikan dengan pagi. Aroma bekas hujan semalam telah hilang digantikan dengan cahaya matahari yang masih bersinar malu-malu. Alexa masih tertidur dengan lelapnya hingga terdengar sayup-sayup suara ketukan pintu. Alexa membuka kedua matanya dengan malas dan berjalan ke ambang pintu. Alexa membuka pintu kamarnya dan berpikir bahwa Danish berada di balik pintu tersebut.
“Kak Danish Adelio!” seru Alexa.
Dugaan Alexa salah. Bu Siti muncul di balik pintu sambil melipat kedua tangannya. Kedua mata Alexa membulat karena kaget.
“Alexa! Kamu tahu ini sudah jam b
Perkataan Didin seakan-akan membuat jantung Alexa berhenti berdetak. Alexa tidak mampu menyembunyikan kegugupannya sekarang. Alexa terlihat salah tingkah dan terpaksa memberanikan diri bertanya kepada Didin untuk menghilangkan rasa penasarannya.“Didin, maksud kamu apa? Kamu lihat aku berciuman sama siapa?” tanya Alexa.“Iya, Ra! Aku lihat kamu berciuman dengan pangeran katak,” kata Didin sambil tertawa.“Hah? Kamu lihat di mana?” tanya Alexa.“Aku lihat dalam mimpiku,” kata Didin. Didin tertawa terbahak-bahak dengan gaya kemayu. Didin ternyata hanya bercanda. Didin tidak tahu kalau jantung Alexa hampir saja copot mendengar perkataan Didin.“Malika, kamu engga ketawa? Ketawa, dong!” seru Didin“Eh, iya! Lucu banget,” kata Malika sambil pura-pura tertawa.&
Alexa merasa begitu bahagia atas pencapaiannya hari ini. Alexa merasa tidak sia-sia begadang selama kurang lebih seminggu terakhir, walaupun masih harus menghadapi babak kedua dan babak ketiga dalam lomba ini.Alexa memutar otaknya dan ingin membelikan sesuatu untuk Danish sebagai ungkapan rasa terima kasih. Namun, Alexa tidak tahu makanan atau minuman kesukaan Danish. Alexa tersenyum dan memutuskan untuk menghampiri Bu Siti yang sedang sibuk mengunggah beberapa foto ke media sosialnya.“Bu Siti, boleh aku tanya sesuatu?” tanya Alexa.“Kamu mau tanya apa, Ra? Kalau kamu mau tanya rumus Matematika, jangan sekarang. Saya sedang sibuk unggah foto,” jawab Bu Siti datar. Alexa menghela napasnya dan berusaha untuk tetap sabar. Bu Siti masih terus fokus pada layar ponselnya dan tidak menatap mata Alexa sebagai lawan bicaranya.“Bu Siti tahu apa makanan atau mi
Alexa menutup pintu kamar 413 dan menyandarkan tubuhnya di daun pintu. Hati Alexa dipenuhi oleh perasaan menyesal dan bersalah. Kecerobohan Alexa telah merusak momen romantisnya bersama Danish malam hari ini. Alexa memang bodoh karena telah menyimpan tiramisu truffle yang sangat berharga itu secara sembarangan hingga membuatnya tengik. Alexa meraih ponselnya dan mengirim sebuah pesan Whatsapp kepada Danish berisi permintaan maaf.To: Danish AdelioAku minta maaf soal tragedi tiramisu truffle tadi. Alexa menimang ponselnya dalam diam. Tidak lama kemudian, sebuah pesan Whatsapp dari Danish masuk ke dalam ponsel Alexa. From: Danish AdelioOh, lupakan!I’m starving. Could you grab something to eat for me? Alexa meringis dan semak
Alexa sengaja bangun lebih pagi hari ini. Hal itu sengaja dilakukannya bukan untuk belajar, melainkan untuk pergi membelikan sarapan untuk Danish. Alexa merasa kasihan pada Danish yang belum sempat makan sejak semalam. Beberapa saat kemudian, Alexa sudah tiba kembali di hotel sambil menenteng sebuah kantong plastik berisi sandwich dan cappuccino. Rambut panjangnya yang diikat ekor kuda bergoyang mengikuti langkahnya, berbarengan dengan senyumnya yang merekah. Alexa hendak mengetuk pintu kamar hotel Danish, namun tiba-tiba jantungnya berdebar kencang. Pipi Alexa bersemu kemerahan membayangkan Danish membuka pintu dengan rambut yang masih berantakan, tetapi tetap tampan maksimal. Alexa memutuskan untuk mengambil secarik kertas kecil dan pulpen. Alexa mulai menuliskan sesuatu di sana sambil terus tersenyum tanpa henti. Set
Danish terus menarik lengan Alexa menjauh dari warung pecel lele. Danish tidak peduli dengan tatapan heran Bu Siti, Malika, dan Didin. Hal terpenting baginya sekarang adalah bertemu Alexa. Alexa heran melihat sikap Danish dan langsung angkat bicara.“Kak Danish, tunggu! Kita mau ke mana?” tanya Alexa. Danish menghentikan langkahnya dan melepaskan lengan Alexa. Danish berdiri berhadapan dengan Alexa, kemudian menatap Alexa lekat-lekat hingga membuat Alexa salah tingkah. Danish mendekatkan wajahnya, lalu berbisik pelan di telinga Alexa.“I’m starving. Let’s grab something for dinner,” kata Danish.“Hah?” Alexa seperti mendadak bodoh.“Astaga! Gue lapar. Gue mau loe menemani gue cari makan malam,” kata Danish. Alexa tertawa dan mengangguk setuju
Danish masih memilih untuk diam dan tidak menjawab pertanyaan Alexa. Alexa semakin gemas dan memukul lengan Danish.“Kak Danish jawab, dong!” seru Alexa.“Loe mau gue jawab apa? Eh, Ra! Semua itu cuma perasaan loe saja. Gue bersikap manis sama loe? Jangan harap! Mimpi!” Danish berbicara dengan nada angkuhnya. Danish langsung membalikkan badannya. Danish berjalan secepat kilat hingga membuat Alexa kesusahan untuk mengejarnya.“Ih, Kak Danish! Tunggu, dong!” seru Alexa. Danish hanya tersenyum dan membiarkan Alexa mengejarnya dengan susah payah. Danish berusaha menepis sebuah fakta bahwa jantungnya berdebar sedikit lebih kencang dari biasanya.-- Alexa masih mengatur napasnya karena kelelahan mengejar Dan
Bu Siti masih merasakan euforia setelah SMA Galaxy Nusantara berhasil menjadi juara pertama lomba cerdas cermat Matematika. Bu Siti meminta Alexa, Didin, dan Malika berfoto bersama kepala sekolah sambil memamerkan piala besar yang telah diperoleh. Sesi foto tersebut berlangsung sangat lama hingga membuat Alexa pegal karena diminta tersenyum terus-menerus.“Ayo, kalian harus senyum, dong! Foto yang tadi masih belum bagus,” kata Bu Siti. Alexa, Malika, dan Didin memasang senyum palsunya agar tidak terkena ocehan kemarahan Bu Siti yang lebih galak dari harimau. Setelah sekian lama, akhirnya sesi pemotretan hari ini selesai juga. Alexa menarik napas lega dan hendak segera kembali ke kelasnya. Alexa baru membalikkan badannya, namun Bu Siti kembali memanggilnya.“Alexandra, saya mau berterima kasih kepada kamu karena sudah mau membantu saya dalam lomba ini,” kata Bu Siti.
Alexa mematut dirinya berkali-kali di depan cermin untuk memastikan penampilannya sudah sempurna. Jantungnya berdebar sangat kencang sekarang. Alexa sudah tidak mampu menyembunyikan perasaan gugupnya dan sudah tidak mampu membendung perasaannya sekarang. Alexa melirik jam tangannya. Waktu masih tersisa setengah jam lagi, namun Alexa sudah tiba di Empire Grill. Alexa benar-benar tidak ingin datang terlambat. Alexa hanya berharap Danish segera tiba di Empire Grill untuk menepati janjinya. Alexa sekali lagi mematut dirinya di depan cermin. Tiba-tiba, ponsel Alexa berdering. Jantung Alexa berdebar semakin kencang saat membaca nama Danish muncul di layar ponselnya. Alexa segera mengangkat telepon tersebut.“Halo, Ra!