Kimberly Miro menoleh dan tersenyum penuh kemenangan ketika mobil-mobil lain mengikutinya berhenti.
Entah mengapa Jamie Stanford merasa bahwa wanita ini, istrinya, kekasihnya, yang gila dan sangat gila makin terlihat cantik malam ini, dengan angin yang menerbangkan anak-anak rambutnya, cahaya lampu jalan yang jatuh di wajahnya yang penuh kesenangan, tekat dan adrenalin yang berkobar di mata hijau zamrud yang cantik.
Penggambaran tentangnya mirip dengan malaikat yang sedang kesetanan, cantik, menawan, berapi-api dan penuh pesona yang bisa menggetarkan surgawi dan mengguncang bumi.
"Seperti yang diharapkan oleh seorang setan Lyly, huuuu"
"Yey, tidak bisakah kau tinggalkan kami beberapa martabat"
Satu-persatu anak-anak muda nakal dan kaya itu turun dari mobil dengan seringai dan berjabat tangan dengan Kimberly sambil mengangkat alis "Siapa ini?" tanya anak lelaki i
Ketika mereka sampai di rumah dan Kimberly Miro mematikan mesin mobil, hati yang tertekan dan berat sedikit lebih baik, hobi lama memang membantunya sedikit lebih tenang dan rileks.Orang-orang bilang ia pencari kematian, gila, dan jelmaan setan, tapi siapa peduli? Setiap orang punya cara sendiri dalam berkompromi dengan masalah hidupnya.Ia bukan pencari kematian, bukan gila, tapi mungkin memang jelmaan setan, jelmaan setan pencari pemicu hormon endorfin dan oksitosin, meningkatkan perasaan euforia dan kesenangan, lebih baik dari ganja dan narkoba, membuatnya melayang tinggi saat memperoleh kemenangan atau selamat dari maut sehingga ia kecanduan seperti orang gila kadang-kadang.Ia sudah melakukannya bertahun-tahun, berteriak, bernyanyi, berolahraga, bersosialisasi, mendapat teman baru sekaligus lawan untuk mengurangi tensi tinggi, marah, frustasi dan depresinya, Sehingga ia kembali bergairah dalan hid
Seluruh tubuh Jamie Stanford mendadak langsung kaku , mereka bahkan baru menikah dua bulan, bagaimana sampai pada titik ini. Ada ketakutan nyata dalam dirinya dan juga penyesalan karena terlalu mendesak dan menekan Kimberly Miro untuk menanyakan alasan dia setuju menikahinya."Hmm" gumam Jamie Stanford jelas enggan, dan juga melingkarkan lengannya disekitar tubuh kurus istrinya.Kimberly Miro mengangkat wajahnya yang tadi terkubur di bahu Jamie Stanford, menatap bagian samping wajah yang selalu serius dan kaku itu dengan penuh pertimbangan "Sebelumnya kau bertanya kenapa aku setuju menikah denganmu?" tanyanya serius, tidak ada lagi candaan, tidak ada lagi olokkan.Jamie Stanford mengangguk, merasakan tubuh dalam pelukannya sedikit menyusut dan sekarang dagunya tepat di puncak kepala Kimberly Miro sehingga ia bisa mencium bau sampo Kimberly yang ringan.Ada perasaan gelisah samar yang ia r
Kimberly Miro menggeleng lemah "Karena aku memandang rendah diriku sendiri. Adakalanya saat melihat pantulan diriku di cermin, aku akan merasa melihat sesosok pelacur, jalang dan bajingan tidak punya hati" suaranya makin lama makin redup dan terdengar putus asa "Aku merasa tidak percaya diri setiap saat dan ketakutan. Takut jika orang-orang akan membenciku, takut diremehkan dan diinjak-injak. Aku bisa bermain, bermain sepuas hati selama kau punya banyak uang dan pengaruh. Makanya aku bekerja keras dan terkadang mengunakan cara curang"Mereka terdiam cukup lama, Jamie Stanford hanya menatap mata hijau zamrud Kimberly Miro dan tidak mengatakan apa-apa, membuat Kimberly Miro.Mata Jamie Stanford berwarna amber yang mirip mata serigala, ditatap tajam oleh mata itu, meski masih di batasi kacamata, masih membuat jantung Kimberly Miro bergetar ketakutan, seolah-olah seseorang mengintip kedalam batinnya, melihat rahasia-rahasia gelap yang coba
"Berhenti menatap" gerutu Kimberly Miro dan menutup area tertentunya dengan tangannya.Jamie Stanford mendongak dari gundukan licin tanpa rambut di antara paha Kimberly Miro yang sudah ditutup aksesnya oleh dua tangan dengan jari-jari kurus dan panjang. Sebuah kecemburuan dan ketidaksenangan yang gelap menguasainya matanya."Apa mereka sampai di sana?" tanya Jamie Stanford menurunkan tubuhnya terhadap Kimberly Miro dan mengambil tangan yang menganggu, menariknya ke atas kepala Kimberly Miro dengan satu tangan "Gunakan akalmu sebelum menjawab!" Kata-katanya kasar, parau dan kacau.Kimberly Miro terengah-engah, matanya melebar. Tubuh besar dan jantan orang ini di usianya yang sudah lebih dari tiga puluhan nampak sangat mengintimidasi, oh sial, kenapa baru sekarang orang ini marah?Persetanan dengan kata tidak mau menyerah."Y-ya, dan eh, tidak" jawab Kimberl
Jamie Stanford mencium kening Kimberly Miro sangat lama, menikmati keheningan harmonis dan momen manis yang hanya mereka berdua yang tahu betapa indahnya, sebelum turun dan mencabut dirinya keluar lalu berbaring di samping istrinya yang nampak sepuluh kali lebih menawan.Saat Jamie Stanford menarik Kimberly Miro kedalam pelukannya, wanita cantik itu berbaring miring dengan kepala bersandar di dadanya dan jari-jari tangannya yang panjang dan kurus mulai nakal berkeliaran di dadanya."Yah, tadi itu agak WOW" Aku Kimberly Miro agak terkekeh, merasa puas dengan dirinya sendiri."Benar" Jamie Stanford membenarkan, wajahnya masih datar seperti biasa, hanya matanya yang penuh kepuasan dan kesenangan, tangannya yang besar membelai punggung Istrinya, membelai dari tengkuk hingga pantatnya. Belaiannya penuh kasih sayang."Kau luar biasa" puji Kimberly Miro, siapa saja akan melayang mendengar sanjun
Prevkaya, memang ibukota dengan kehidupan kelewat bebas, dua orang yang sedang berpelukan di jalanan bahkan berciuman di tempat-tempat umum mungkin sudah pemandangan sehari-hari.Tapi, untuk melihat mantan kekasih yang belum dilupakan, berciuman panas dengan suaminya didepan mata kepala sendiri, mungkin pemandangan bencana alam. Badai, gempa bumi, dan longsoran bahkan topan hingga banjir bandang. Hatinya berdenyut kesakitan, kesedihan itu meresap hingga tulang-tulangnya.Harry Kaminsky baru saja mematikan mesin mobilnya ketika pasangan suami istri itu datang kearah mobilnya. Dari luar keadaan didalam mobilnya tidak bisa di ketahui, tapi apa yang berada di luar ia bisa melihatnya dengan jelas.Ia benar-benar kaku, pasangan itu berciuman mesra cukup lama. Lalu ia mendengar gumaman teredam. Nampaknya mereka sedang membicarakan sesuatu. Ia menurunkan sedikit kaca jendela mobilnya agar bisa mendengar dengan jelas
Harry Kaminsky masih ingat bagaimana ia pertama kali bertemu Kimberly Miro, itu adalah hari pertama mereka masuk kelas di sekolah menengah pertama.Kimberly Miro muda berjalan ke bagian depan kelas yang dibuat lebih tinggi, dia berjalan penuh percaya diri, tubuh kurusnya kecoklatan sisa-sisa liburan musim panasnya di negara tropis, tapi tidak menutupi pesonanya.Senyumnya sangat manis dan penuh percaya diri, ketika ia berbicara dua gigi kelincinya akan terlihat jelas, lesung dangkal akan muncul di pipinya, dan matanya akan sedikit menyipit membuat ia tampak lebih lucu dan manis "Halo semua" dia menyapa dan tidak sekalipun nampak canggung mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas dengan senyum manisnya tentu saja.Tapi, tidak lama dia nampak malu, berkedip polos menghadapi puluhan pasang mata yang memandangnya dengan rasa ingin tahu, namun gadis manis itu tidak segera mengenalkan dirinya, malah menggaruk
Ingatan kebersamaan mereka bagai lingkaran setan yang brutal, kejam dan tak henti-hentinya melukai perasaan Harry Kaminsky saat mengenang semua hal tetang masa lalu mereka, banyak hal manis yang tampak biasa tapi begitu indah dan bermakna.Tapi semua tinggal kenangan, dan dia ditinggalkan sendiri dan tenggelam dalam kenangan itu. Penuh kesedihan dan rasa sakit.Harry Kaminsky hanya tahu bahwa yang dia butuhkan sekarang hanya mabuk dan mencoba melupakan Kimberly Miro dari ingatkan yang menyesakkan itu.Ditemani oleh dua 'nyonya rumah' atau hostess yang tersenyum sangat ramah, Harry mencoba menyusun kembali perasaan yang bercerai-berai. Selain penampilan terlihat menarik, mereka juga berpakaian serba minim dan dandan yang indah, terlihat menggoda.Nyonya rumah club 9 Cloud terkenal dengan kepribadian yang menarik, wajah rupawan dan body yang wow. Mereka berbicara dengan menyenangkan, beretika dan