Share

Bab 15 (Berharap)

"Mira, jangan tinggalkan Abang, Abang minta maaf. Abang janji tidak akan lagi menyakitimu,"

Bang Hasan menghambur kepelukanku ketika aku baru saja membukakan pintu, dia menangis tersedu, sembari terus memohon.

Aku hanya diam di tempat, masih bingung dengan apa yang terjadi.

Bang Hasan sungguh terlihat kotor dan berantakan. Wangi parfum dan keringatnya telah menjadi satu.

Pelan kutarik Bang Hasan untuk menatapku.

"Abang kenapa?" tanyaku. Yang di tanya malah diam saja. "Kenapa begini?" tanyaku lagi sembari menilai Bang Hasan dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Kamu tadi kemana Mir, mau meninggalkan Abangkah? Abang kesana kemari mencarimu."

Nada suaranya terdengar cemas.

"Awalnya iya, tapi setelah ke rumah Ratih, Ratih memujukku untuk jangan gegabah. Akhirnya aku pulang dan berganti baju lalu ke pabrik. Aku bekerja hari ini," jawabku sedikit berbohong.

"Kamu mau tinggalkan Abang awalnya?" tanya Bang Hasan sembari menatap mataku, dalam.

"Iya, aku nggak bisa lagi hidup dengan o
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status