Vyolin akhirnya terbangun dari tidur nyenyaknya, ketika suara ketukan palu terdengar berisik dari halaman depan rumah. Dengan tubuh yang mulai berat untuk diajak melangkah, Vyolin bangkit dari tempat tidurnya dan menyibak tirai jendela kamar.
Semesta telah terang, dengan udara yang terasa hangat. Dari balkon kamarnya, Vyolin bisa melihat Kevin yang tampak sibuk dengan palu dan kayu di halaman.Rasa ingin tahu, membuat Vyolin segera berjalan turun dari kamar dan langsung menghampiri Kevin. Julia juga tampak berada di sana, sedang menyirami bunga-bunga."Mas, kamu gak kerja?" tanya Vyolin yang datang masih dengan daster tidurnya."Hari sabtu, Sayang. Libur," jawab Kevin dengan lembutnya."Oh, iya. Aku lupa," sahut Vyolin. Sejatinya dia hampir tak pernah lagi begitu peduli pada pergantian hari. Baginya semua hari sama saja."Kamu lagi bikin apa, Mas?" tanya Vyolin lagi."Mm, mau coba bikiKelelahan, Vyolin kembali tertidur di jam makan siang. Sementara Kevin tak bisa menahan rasa laparnya setelah berperang, segera dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Di dalam kamar mandi, tatapan Kevin langsung tertuju pada bath-up yang terisi penuh air. Tanpa sabun atau apa pun, bisa dipastikan bath-up itu belum digunakan. Dan begitu terkejutnya Kevin, melihat ada ponsel di dalamnya."Hape Vyolin?" gumam Kevin sembari mengambil ponsel itu.Melalui sticker hello kitty berwarna pink yang ada di ponsel itu, bisa dipastikan bahwa itu adalah ponsel milik istrinya. Kevin lalu segera mengeringkan ponsel itu dengan handuk."Bisa-bisanya jatuh ke air," gumam Kevin lagi.Terlalu lama berada di dalam air, ponsel Vyolin pun mati. Kevin hanya bisa mendiamkannya dulu, sampai selesai dirinya mandi. Dengan hanya terbelit handuk, Kevin segera membawa ponsel itu ke dapur.Julia yang sedang duduk santai menonton televisi di ruang keluarga, hanya menoleh sebentar pada Kevin yang berjalan mel
"Jangan berharap, Kapten. Kita ke sana untuk liburan, bukan untuk selingkuh!" ucap Vyolin lalu tersenyum ramah.Tomo tersenyum lemas, lalu merasa heran pada sikap Rianti yang tidak tegas. Kalau Rianti memang ingin bermain-main, maka dia akan senang hati mengikuti permainannya."Suami kamu salah satu yang terkaya di Jakarta. Apa gak akan ada pengaruh buruk kalau kita dilihat orang-orang?" tanya Tomo."Itu sebabnya saya pakai penyamaran, Kapten. Jadi lebih baik kita diem aja sampai keluar dulu dari Indonesia," jawab Rianti setengah berbisik.Rianti memang tak pernah mendapatkan pengawalan khusus selama menjadi bagian dari keluarga elit Baskoro Group. Tak seperti mertuanya yang selalu dikawal ketat.Keluarga mereka juga tak sering mendapat berita negatif, karena CEO Baskoro Group selalu meminta orang-orangnya untuk mengontrol media. Namun, Rianti tetap selalu diwanti-wanti untuk menjaga sikap. Sepanjang perjalanan menuju Maldives, keduanya banyak mengobrol tentang kehidupan pribadi masi
Setelah mencuci wajahnya di westafel, Vyolin merasa menjadi lebih tenang. Ponsel yang tak kunjung menyala, dia letakkan lagi di tempat penyimpanan beras. Setelah memastikan pintu dan semua jendela terkunci, dia pun pergi beristirahat di kamar.Kevin dan Julia belum juga pulang, mereka masih asyik berbincang di sebuah restoran. Menghabiskan makan malam bersama keponanakannya, Kevin merasa kurang karena ketidakikutsertaan Vyolin.Tak ingin terlalu lama meninggalkan Vyolin sendirian di rumah, Kevin pun segera mengajak Julia untuk pulang setelah mengantar anak Julia kembali ke asrama.Dengan kecepatan sedang, Kevin melajukan mobilnya. Berusaha lolos dari kemacetan Jakarta, akan tetapi nyatanya mereka harus terjebak juga beberapa saat tertahan di jalan."Ah, aku lupa hapenya lagi mati," gumam Kevin saat memegangi ponselnya berpikir untuk menghubungi Vyolin."Dia pasti baik-baik aja," ucap Vyolin."Hu'um.
BAB 41. BULAN MADU IMPIAN.Setelah menempuh delapan jam lebih perjalanan, Rianti dan Kapten Tomo akhirnya di Maldives. Keindahan Male benar-benar membuat Rianti merasa terharu, terakhir dia datang adalah saat bulan madu dengan Mike. Dan sekarang, dia kembali bersama laki-laki yang berbeda.Adaaran Vrestige Vadoo, hotel yang menjadi pilihan Rianti dan Tomo. Jarak hotel hanya lima belas menit dari Bandara, dan sejak lima belas menit di speedboth itu lah Tomo semakin terpesona pada Rianti.Menggunakan kaca mata senada, keduanya tampak serasi andai menjadi pasangan. Rambut panjang Rianti tergerai, bebas diterpa angin. Senyumannya bahagianya memberi kesan indah di mata Tomo."Maldives memang yang terbaik!" seru Rianti ketika telah tiba di hotel."Kamu keliatan senang sekali, Rianti. Saya senang melihatnya," sahut Tomo."Saya ke sini mau senang-senang, Kapten," ujar Rianti lagi.Memesan dua
Dua hari setelah mendapati pesan Mike di ponsel Vyolin, Kevin berusaha tak menunjukkan sikap dingin. Kesalahan yang telah dibuat Vyolin, tentu membuat perasaan Kevin tak lagi sama. Berat baginya untuk bisa benar-benar melupakan semua."Sayang, ini hape barunya. Semoga kamu suka," ucap Kevin sepulangnya ke rumah di jam makan malam.Akhir-akhir ini, Kevin merasa tak terlalu nyaman untuk pulang cepat ke rumah. Dia memilih untuk menghabiskan waktu mengurus pekerjaan di kantor, untuk mengalihkan perhatiaannya."Sebenarnya kamu gak perlu beliin hape lagi, Mas. Aku berasa males mau main hape sekarang. Tapi, makasih, ya," sahut Vyolin lalu mengambil uluran ponsel dari tangan Kevin.Ponsel type terbaru, dengan harga yang lumayan menguras kantong. Kevin tak banyak berpikir untuk mengeluarkan berapa pun uang untuk kebutuhan Vyolin."Kan kamu tetap harus punya untuk komunikasi kita. Ya udah, aku mau mandi dulu," ujar Kevin la
Mencoba nomor ponsel yang baru, Vyolin menghubungi sahabat-sahabatnya. Sarah pun memutuskan untuk mendatangi rumah Vyolin, ingin mengetahui kabar Vyolin yang beberapa hari ini tak menghubunginya lagi.Julia sedang sibuk membuat kue di dapur saat Sarah datang, dia memutuskan untuk jualan kue online agar mengisi waktu luang. Sarah dan Vyolin pun merasa nyaman bisa bicara berduaan saja di kamar Vyolin. "Kevin kerja?" tanya Sarah ketika mereka baru saja duduk santai di balkon kamar."Iya. Akhir-akhir ini dia keliatan sibuk banget. Pulang ngantor, dia lanjut kerja di kamar calon bayi. Bahkan, sering ketiduran di sana," jawab Vyolin."Ohya? Mungkin dia ngejos kerja buat nanti persiapan persalinan kamu, Bestie. Lelaki bertanggung jawab banget emang Si Kevin," ujar Sarah."Iya. Tapi … dia jadi jarang ngajak aku ngobrol. Aku juga sering tidur sendirian sekarang di kamar," sahut Vyolin."Ya udah, santai aja.
Selalu diperlakukan semena-mena oleh Mike, membuat kebersihan hati Andrew kian terkikis. Kejujuran dan kesetiaannya pada Baskoro Group juga sudah tidak bisa dipegang lagi. Namun, Mike yang terlalu buta tak bisa melihatnya.Menuruti keinginan Mike, Andrew kembali meminta bantuan Brandon. Brandon pun merasa ragu karena sulit baginya mendapatkan akses. Namun,iming-iming upah yang menggiurkan dari Andrew, membuatnya tak ingin menyerah begitu saja. Mike mengirim tiga ratus juta ke rekening Andrew, dan Andrew hanya membayar Brandon tak sampai setengahnya. Seringai kepuasan begitu terpancar di wajah Andrew ketika kembali bisa dengan mudah membengkakkan saldo ATM-nya.**Setelah memastikan Kevin telah berangkat bekerja di pagi hari, Brandon memulai rencananya. Dia akan datang bertamu ke rumah Vyolin dengan berdalih ingin melakukan tugas pendataan warga, mandat dari Pak RT. Julia dengan senang hati menyambut Brandon untu
BAB 45. AKSITak ingin menyerah begitu saja, Tomo segera bangkit dari ketersungkurannya. Serangan demi serangan pun berlangsung, bakatnya yang pernah menguasai taekwondo akhirnya terpakai juga. Rion yang berperawakan tak terlalu berisi, memilih untuk menjadi penonton dan membiarkan para pesuruh mereka menyerang Tomo. Stephen yang lama tak bertarung, langsung maju menunjukkan kebolehannya hingga beberapa kali Tomo terkena bogem mentah.Merasa akan habis kekuatan bila terus menyerang, akhirnya Tomo memilih berpikir untuk mencari jalan kabur. Beruntung Stephen dan Rion tak terlalu memperhatikan jalan keluar, Tomo pun berusaha melepas diri dari kepungan dan berlari meninggalkan gedung.Merasa telah hampir mati, Tomo terus berlari hingga menemukan lagi jalan raya, Tomo terus berlari. Stephen dan anak buahnya yang kewalahan karena jurus-jurus Tomo pun memutuskan untuk tak mengejar. Mereka semua tak menyangka akan ada perlawanan seng