“Tutup pintunya!” perintah Arga kepada Saryn yang mengikuti dirinya dari arah belakang. Saryn dengan masih mengeluh, meskipun sebatas dalam hatinya, tapi dia menuruti perintah dari atasannya itu. “Kenapa pak ‘direktur’ datang, bukankah pak direktur sedang menikmati istirahat di rumah?” Sindir Saryn. “Apa yang baru saja kau lakukan disana?” Tanya Arga dengan begitu angkuhnya. “Maaf pak direktur. menurut saya tidak ada yang salah bagi saya memperdalam ikatan dengan karyawan yang lain.” jawab Saryn sengaja seolah menguji kesabaran milik Arga. Arga yang saat itu membelakangi Saryn menghadap keluar gedung hanya bisa mendengus saat dia mendengar jawaban dari gadis itu. Arga sangat menyadari jika Saryn sengaja mencari masalah dengannya. Entah apa penyebabnya, tapi Arga merasa jika Saryn ingin sekali memicu pertikaian dengan dirinya. “Jika itu maumu…” “Anda bilang apa pak Direktur?” tanya Saryn yang tidak mendengar ucapan Arga yang begitu lirih barusan. “Tidak. Setelah ini kau bisa p
Setelah Saryn kembali duduk di tempat yang tadinya di duduki oleh Arga, Arga segera pergi dari kantor dan seolah menyerahkan semua urusan kantornya kepada Saryn.“Hallo!” Saat Arga pergi dari kantor itu, Dia masih sempat menelepon seseorang, yang ternyata itu adalah Medy.“Aku ingin ke tempatmu.”“Siap Tuan Saya akan menjemput tuan sekarang!” Jawab Medy dengan tegas. “Tidak perlu, aku akan pergi sendiri,” Ucap Arga.“Tapi Bos–”“Ini perintah!” “Siap Bos. Saya akan menunggu Bos di tempat saya.”Arga pergi menuju ke tempat Medy dengan menunggangi sebuah Lamborghini Veneno.Itu adalah salah satu mobil yang ada di garasi milik Arga. Mobil itu dari segi harga memang tidak sebanding dengan Bugati Divo miliknya tapi untuk kecepatan hampir sama karena keduanya sama-sama mobil sport dengan kekuatan mesin yang tidak berbeda jauh.Sekitar 25 menit Arga berkendara.Arga kini sudah berada di depan gerbang, tempat milik Medy. Sebuah Villa dengan ukuran sedang.Penjagaan di villa itu cukup ketat.
"Selamat datang Tuan!" Sapa Medy yang melihat Arga yang datang sebagai seorang Arga, bukan Vlad.Arga menganggukkan kepalanya.Medy mengawal Arga untuk masuk ke dalam villanya.Tidak lupa Pritin juga menyajikan minuman untuk Arga. Sebuah wine spesial yang hanya disuguhkan oleh Medy kepada Arga selaku bosnya.Arga diam sesaat disaat dia meminum Wine di gelas yang dia pegang. Setelah gelas itu di letakkan kembali di meja, Arga mulai berbicara lagi."Bagaimana kabar anak itu?" Tanya Arga.Anak yang dimaksudkan oleh Arga adalah adik Saryn, Welly."Semuanya berjalan dengan normal dan lancar Tuan." Jawab Medy dengan sikapnya yang tegas."Kalau begitu antarkan aku kesana. Aku ingin melihat kondisinya." Ucap Arga dengan berdiri dari tempat duduknya.Dengan cepat, Medy juga berdiri dari duduknya.“Siap Tuan!” Jawab laki laki bertubuh besar itu.Sebelum Medy beranjak dari sana, sempat dia memberikan pesan kepada Pritin, “Kamu tetap disini. Ingat, jangan terlalu memaksakan diri untuk melakukan
***Kini mobil milik Arga berhenti di sebuah rumah yang lumayan besar. Sebuah rumah dengan tiga lantai.Saat Medy dan Arga datang saat itu, waktu masih cukup siang. Welly masih pergi ke sekolah dengan diantarkan oleh orang-orang kepercayaan Medy.Tepat saat Arga duduk di sebuah sofa di ruang tamu Rumah itu, Welly baru saja pulang.“Welly?” Sapa Arga.Welly sedikit merasa takut awalnya, dia bersembunyi di balik orang kepercayaan Medy yang merawat dan juga mengantarkan dia pergi ke sekolah.“Jangan Takut.” Ucap Arga.“Paman kenapa ada disini?” Tanya Welly.Medy yang mendengar Arga di panggil Paman kembali menahan tawanya, “Pfft!” Arga menunduk dan sedikit menggelengkan kepalanya, “Kenapa kamu memanggil aku Paman? Panggil saja aku kakak.”“Kakak?” Tanya Welly.“Iya… Karena aku masih muda dan aku juga teman kakak perempuanmu, Kak Saryn.” jawab Arga dengan tersenyum.“Kakakku?” tanya Welly.Setelah berhenti sejenak Welly lanjut bertanya, “Dimana kak Saryn?”“Dia sekarang sedang sibuk be
Setelah panggilan video di tutup oleh Saryn. Arga kembali masuk ke dalam rumah untuk menemui Welly.Laki-laki itu sebenarnya saat ini sedang mencoba untuk menenangkan hati dan pikirannya.Begitu banyak hal yang ada di dalam pikirannya dan membuat dia merasa tidak tenang, Oleh karena itu saat ini ia mencoba untuk menenangkan pikirannya dengan bertemu dengan Welly. Mereka berdua saat ini bercanda seolah-olah mereka benar-benar adalah sebuah keluarga. Tidak sedikitpun terlihat perselisihan di antara keduanya.Begitu juga dengan Welly, Cukup lama dia tidak bertemu dengan kakak perempuannya membuat pria kecil itu merasa senang disaat ditemani oleh Arga. Dan lagi, yang membuat Welly Merasa senang adalah karena Arga Meminta nya untuk memanggil dengan sebutan Kakak.***Tidak terasa kini waktu sudah sore, Bahkan Saryn pun Sudah ndak pulang dari kantor.Sesuai dengan apa yang dibicarakan tadi pagi, Setelah pulang kantor dia ditunggu oleh Brian, Cery dan juga Carla.“Kalian ada di sini?” Tan
Arga, yang baru saja hendak pulang mendapatkan kabar dari Paman Rais.PAman Rais mengabarkan jika orang yang dia tinggalkan untuk mengawasi Saryn mengirimkan laporan kepadanya. Laporannya begitu jelas, Saryn pergi bersama dengan tiga teman kantornya.. Akan tetapi, Saryn harus satu mobil dengan satu teman pria dari kantornya.“Perintahkan mereka untuk terus mengawasi dia dengan baik, jangan ganggu jika memang tidak perlu.”“Siap Tuan!” Jawab paman Rais.Tadi pagi saat Saryn pergi ke kantor membawa mobil milik Arga paman Rais mengikutinya untuk melihat apakan Saryn benar-benar pergi ke kantor. Ternyata Saruyn benar-benar pergi ke kantor, karena itu paman Rais kembali pulang dan meninggalkan beberapa orang untuk mengawasi Saryn.Saryn tidak tahu jika dirinya terus di awasi oleh orang suruhan paman Rais.Saryn dan ketiga orang tadi kini sedang menikmati minuman di meja mereka, orang-orang suruhan paman Rais dengan jelas melihat mereka dari jauh.Mereka berbincang-bincang.Briant sepertin
Tanpa dia sadari kini Saryn menyandarkan kepalanya di bahu Brian.Dia merasakan kepalanya yang terasa berat dan pusing.“Sepertinya kamu harus mengantarkannya pulang lebih dulu…” Ucap Cery dengan mengedipkan satu matanya kepada Brian.Brian yang mengerti akan apa yang di maksudkan oleh Cery menjawabnya dengan senyuman yang terlihat jelas jika itu adalah sebuah senyuman licik dan jahat.Anak buah paman Rais sebelumnya beberapa saat yang lalu telah mengabarkan kepada nya tentang apa yang terjadi pada Saryn.Tentunya saat itu juga paman Rais memerintahkan kepada anak buahnya itu untuk terus mengawasi dan menjaga Saryn. Sementara itu paman Rais mengabarkan apa yang terjadi kepada Arga.“Kalau begitu aku akan mengantarkannya pergi.” Ucap Brian dengan berusaha untuk mengangkat Saryn pergi.Anak buah paman Rais mengawasi dan mengikuti kemana Brian pergi membawa Saryn yang dalam kondisi setengah sadar itu.Mereka tidak mengambil tindakan karena mereka masih berharap jika Brian akan benar-bena
“Tuan–”“Plak!” Suara tamparan bergema di ruangan hotel itu.Bersamaan dengan suara tamparan itu terdengar juga suara membentak dari anak buah paman Rais yang masih ada disana untuk membantu Arga. “Diam!”Arga mengangkat satu tangannya sebatas dada untuk menghentikan anak buah paman Rais.Setelah itu Arga bertanya kepada Briant.Kenapa dia berani berbuat seperti itu? Selain itu apakah ada orang lain yang terlibat dalam masalah ini?Arga dengan gemetar hanya bisa menjawab jika sebelumnya dia tidak tahu jika Saryn adalah tunangan Arga, terkait masalah ada orang yang membantu atau tidak dengan serius Briant menjawab jika itu tidak ada.Namun, takut jika Arga akan mendapatkan bukti-bukti lain, dan Briant dianggap telah berbohong kepadanya, dengan masih tetap gemetar, Briant berbicara tentang Cery dan Carla.Akan tetapi, Briant menjelaskan kepada Arga jika Cery dan Carla tidak terlibat dalam masalah ini. Biant hanya menjelaskan kepada Arga jika Cery dan Carla membantu mendekatkan dirinya d