Karina memang sudah lama menyukai Glen, namun sepertinya Glen sudah memiliki tambatan hati. Padahal selama ini Karina sudah melakukan usaha yang maksimal demi bisa selalu bersama Glen.Melihat Glen langsung meninggalkannya dan mendekati perempuan yang bersama Leon alis mata Karina bertaut. Apakah gadis itu yang kini sudah ada di dalam hatinya?Karina menatap wajah perempuan itu, terlihat biasa dan tidak berkelas sama sekali. Bahkan bisa dikatakan standar saja menurutnya. Mungkin dia memiliki sesuatu yang tidak dimilikinya kah?Karina akhirnya menjawab penasaran dihatinya dengan mencoba mendekati perempuan itu sambil berusaha mengorek informasi hubungan yang terjadi diantara mereka."Hai, boleh aku duduk disini?" Naira yang sedang asyik memainkan ponselnya terkejut mendapati Karina sudah duduk disebelahnya. Dia hanya bisa mengangguk karena sebenarnya ini adalah tempat umum dan siapa saja boleh duduk disitu.Dia hanya tersenyum tipis melihat orang diajak bicaranya hanya melihat sekilas
Glen masih terpaku menatap wajah Naira, dia menatap wajah ayu di depannya tanpa berkedip. Matanya menyusuri wajah sampai ke tubuh Naira yang berbalut pakaian yang membuatnya menelan ludahnya tanpa sadar.Melihat pandangan aneh mata Glen ke arahnya membuat Naira segera menutup rapat dirinya dengan menutup dadanya yang memang agak sedikit terbuka. Dia lupa mengganti bajunya saat keluar tadi.Sambil mendelik tajam Naira menyentak Glen, "Liat apa kamu! Jangan mesum ya liat tuh kamu sampe ileran! "Mendadak Glen mengusap mulutnya, dan kejadian itu membuat Naira terkekeh geli.Melihat Naira tertawa tentu saja Glen menjadi malu karena sikapnya. "Hei.. Kamu memang seksi kok, ngga salah kan kalau mata aku jadi senang liatin kamu terus?"Sontak tawa Naira langsung terhenti, mukanya semakin merah karena Glen berkata seperti itu. Tidak sadar tangan Naira melayangkan tinjunya ke lengan Glen. Tentu saja Glen kaget dan sempat terhuyung sejenak."Gila, tenaganya gede juga. Kalau dia nambahin sedikit
Glen menarik nafasnya lega karena apa yang diinginkannya berjalan sesuai dengan rencana. Dia memang sudah merencanakan semua ini saat masih di tanah air. Glen ingin menyatakan perasaannya dilakukan di kota Cinta ini.Sedangkan Naira tersenyum sangat manis hingga membuat Glen tidak berhenti menatapnya. Kemudian mereka pergi merayakan hari jadi mereka ke sebuah tempat makan yang romantis. Bahkan Glen sudah menyiapkan hadiah sebuah cincin bertahtakan berlian yang selalu dia bawa kemana-mana agar bisa memberikan cincin tersebut kapan saja saat dia menyatakan cintanya pada Naira.Tatapan cinta mereka terlihat sepanjang jalan, jari mereka yang bertaut kini saling menggenggam dengan erat seolah khawatir terlepas. Saat mereka sedang menikmati makanan, Glen mengeluarkan cincin tersebut dan memberikannya pada Naira.Tentu saja Naira kaget, dia tidak menyangka jika ternyata Glen seromantis itu padanya. Kembali netranya berkaca-kaca tidak dapat menahan rasa haru dihatinya. Saat Glen memasukkan ci
Laura terdiam saat Leon memintanya untuk memaafkan Mama Lisa. Terus terang hatinya masih sakit sampai saat ini. Laura juga tau kalau Mama Lisa juga sakit hati karena perlakuan ayahnya.Tidak disangka jika ternyata ayahnya Marko dulu memiliki hubungan dengan mamanya Leon. Bahkan mereka hampir saja menikah, jika saja maminya Laura tidak mengatakan kehamilannya.Marko akhirnya menikahi Mauren, dialah maminya Laura yang ternyata menjadi selingkuhan Papinya. Saat Marko sedang menjalani hubungan dengan Lisa ternyata masuklah Mauren yang ingin merusak hubungan mereka.Mauren memang menyukai Marko sejak pertemuan mereka dibangku kuliah. Namun saat itu Marko sudah menjalin hubungan dengan Lisa. Di kampus itu Lisa memang terkenal sebagai primadonanya, sehingga Marko merasa bangga karena bisa mendapatkannya.Namun takdir berkata lain, Marko harus bertanggung jawab menikahi Mauren karena hamil akibat perbuatannya. Meskipun awalnya Marko menolak namun bukti-bukti yang diperlihatkan Mauren saat itu
Kini Naira merasa was-was setelah mendengar cerita dari Leon tentang rencana Karina dan laki-laki itu yang entah siapa dia. Naira segera menemui Risa yang terlihat sudah mulai sibuk mencocokkan asessoris untuk baju rancangannya yang hampir selesai.Merasa ada yang sedang menatapnya, Risa menoleh ke arah Naira. "Kamu kenapa Nay? Baru keliatan juga, kemana saja baru muncul sekarang?"Sambil tangannya terus bekerja Risa melirik sahabatnya. Wajah Naira yang tadinya bahagia karena baru jadian dengan Glen kini terlihat khawatir. Risa meninggalkan pekerjaannya dan mendekati Naira, "Katakan padaku, apa ada yang tidak beres?"Naira menunduk sambil memainkan ujung bajunya. "Tadinya aku senang dan hatiku bahagia karena Glen memintaku menjadi kekasihnya." Mata Risa langsung membelalak, "Waw.. Benarkah? Berita bahagia dong, dan kita harus merayakannya! "Naira mengangguk dan tersenyum tipis, "Tapi berita selanjutnya, aku sedang terancam Sa!" Risa menatap bingung ke arah Naira, "Maksudmu, siapa yan
Rafael akhirnya mencoba menemui Naira. Dia melihat Naira sedang sibuk menelfon, kebetulan dia sendirian. Biasanya kalau ngga sama Glen pasti dengan Queen karena memang dia asistennya.Namun yang Rafael lihat sepertinya Naira dan Queen tidak memiliki pembatas hubungan antara mereka. Mereka seperti tidak terlihat designer dengan asistennya, malah lebih cocok jika hubungan mereka disebut sebagai saudara atau kakak beradik."Hai, boleh kenalan ngga! " Rafael mencoba menyapa Naira yang baru saja menutup percakapan diponselnya. Naira sejenak menoleh ke arah suara yang menyapanya. Ada rasa terkejut di wajah ayu tersebut saat dia sapa, "Oh, maaf dengan siapa ya? "Naira pura-pura tidak mengetahui siapa Rafael. Mendengar suara Naira sejenak Rafael tertegun, seolah suara itu sangat dekat dengannya. Suara itu mirip sekali dengan almarhum mamanya."Halo mas, kok jadi melamun. Tadi masnya yang tanya ke saya kan? " Rafael tergagap saat melihat tangan Naira dilambaikan ke arahnya. "Oh maaf, iya mbak
Cinta memang tidak bisa ditebak, jika cinta itu sudah datang siapapun orangnya tidak akan bisa menolaknya begitu juga dengan Rafael. Saat ini dia masih sedang menatap foto Naira, tadi saat sedang ngobrol bersamanya dia sempat mencuri foto Naira yang sedang tersenyum.Rafael kini sering mengikuti Naira diam-diam, kegiatan Naira dia ikuti bahkan terkadang tatapan kagum saat melihat Naira bekerja terlihat diwajahnya. Saat ini Naira bukannya tidak merasa jika dia diam-diam sering diikuti oleh Rafael.Awalnya Naira merasa risih dan tidak nyaman, namun kali ini dia akan menanyakannya langsung pada Rafael. Terlepas dari masalah kerjasamanya dengan Karina. "Hai..kok ada di sini Raf? Belum siap-siap ya. Padahal aku pengen banget liat kamu jalan di catwalk looh! "Rafael terlonjak mendengar suara Naira sudah dibelakangnya. Dia pikir Naira tidak menyadari jika dia sedang ada didekatnya. "Eh.. Maaf, iya nih aku dapat jadwalnya malam nanti. Beneran ini kamu mau liat kalau aku lagi kerja? "Naira m
Dion tersenyum melihat Risa mendekatinya, "Sayang, kerjaan kamu udah beres kan? Sekarang saatnya kita pergi. Biarkan Naira sama Glen ya! "Risa melirik Naira disebelahnya yang terlihat cemberut. "Kebiasaan banget sih suami kamu itu, bisanya maen ngatur-ngatur aja. Iya deh yang mau honey moon, udah sana gih pergi! "Risa terkekeh melihat wajah kesal Naira, namun sesaat kemudian Naira memeluknya sambil berbisik, "Selamat bersenang-senang, jangan lupa oleh-olehnya bikinin aku ponakan yang lucu ya..! "Risa langsung mencubit Naira, "Duh, sakit tau Sa, kamu itu kalau nyubit ngga kira-kira." Naira masih mengusap-usap lengannya yang jadi sasaran cubitan sahabatnya."Ayo sayang, jangan lama-lama nanti keburu ada yang butuh kamu lagi kita jadi ngga pergi-pergi." Dion segera menarik tangan Risa agar segera mengikutinya.Naira yang melihat sikap Dion hanya bisa geleng-geleng kepala. "Dasar Dion, dulu aja ngga mau deket-deket sama Risa. Kenapa sekarang jadinya nempel terus sih? "Glen sudah menyi