Yuri masih menatap tidak percaya kalau saat ini Ridwan mengikuti ajakannya untuk jalan-jalan. Dimana Ridwan yang biasanya selalu mengatakan sibuk dengan kerjaan di kantor?Ridwan hari ini benar-benar mengikuti kemauan Yuri tanpa protes sama sekali. Lagi-lagi Yuri dibuat heran. "Mas, aku ganggu kerjaan kamu di kantor ngga? " Ridwan tersenyum sambil menggeleng. "Kenapa kamu bertanya seperti itu sayang, memangnya masih belum puas belanjanya ? "Padahal dari tadi Yuri sudah membeli barang-barang untuk persiapan pernikahannya dengan Ridwan. Dia begitu semangat memilih barang yang akan dijadikan seserahan oleh Ridwan untuknya.Kini Ridwan juga tidak banyak protes seperti biasanya. Bahkan Ridwan juga ikut memilihkannya, dan mencarikan yang terbaik untuk Yuri. Hal ini tentu saja sangat membuat bahagia dirinya."Sayang, besok adalah jadwal pemeriksaanku ke dokter. Bisakah besok mengantarkanku ke sana? " Ridwan pun mengangguk, "Jam berapa sayang, biar aku bisa ijin dulu kepada bosku?"Sekali la
Laura sudah kembali ke rumah orangtuanya. Setelah mengantongi restu dari mama Lisa kini tugasnya adalah harus mendapatkan restu juga dari kedua orangtuanya."Laura, kapan kamu pulang? Papi ngga tau kamu datang." Laura terkekeh dan memeluk papinya yang kini sudah semakin segar. Meskipun usianya tidak lagi muda, namun papinya memang tidak pernah lepas dari olah raga.Papi Marko sangat hobi bersepeda, fisiknya sampai kini masih terlihat bugar tidak kalah dengan yang muda. "Ihh.. Papi bau keringet, mendingan papi mandi dulu deh, nanti baru kita ngobrol."Marko tersenyum menatap putrinya yang cantik ini. Jika tidak karena Laura yang saat itu sudah ada dalam perut Mauren mungkin tidak akan ada yang namanya pernikahan antara dirinya dengan Mauren.Kilas balik kisahnya dengan Lisa membuatnya menarik nafas panjang kali ini. Sampai saat ini ternyata sulit bagi Marko untuk mencintai Mauren. Padahal dia tahu kalau Mauren sudah lama berjuang untuk mendapatkan hatinya.Marko memang dulu sering bers
Laura mulai tidak nyaman dengan sikap maminya. Dia langsung merapat ke papinya, "Piii... Aku salah bicara ya? Mami kok gitu banget sih ngeliatin akunya?"Marko tersenyum melihat rasa khawatir mulai muncul pada Laura. "Sudahlah biarkan mami kamu sedang bingung karena sebentar lagi ditinggal menikah anak perempuannya."Mauren hanya melihat anak dan suaminya kini sedang berbisik-bisik. Dia tau kalau mereka sedang membicarakannya. "Aku harus bagaimana sekarang? Apa aku datangi Lisa saja dan memberi peringatan padanya agar tidak mendekati Marko lagi."Laura kini malah tidak bisa meminta restu pada maminya. Dia takut maminya akan marah kalau terus memaksanya. "Pi, aku harus gimana dong. Kemarin aku sama Leon udah ketemu tante Lisa. Beliau sudah merestui jika kami ingin melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan."Kini Marko yang tersentak kaget dengan berita yang dibawa oleh Laura. Saat ini matanya menyipit tidak percaya, bahkan Marko masih menatap tidak percaya kepada Laura. "Kamu serius
Marko dan Laura akhirnya menyusul Mauren. Kini disinilah mereka, mencari tempat tersembunyi agar tidak diketahui oleh Mauren dan Lisa.Terlihat kedatangan Mauren, dia segera mencari tempat duduk yang sudah dia pesan, tidak lama kemudian Lisapun datang menghampirinya. Ketegangan sudah terlihat pada mereka, begitu pula dengan Laura dan Marko.Leon hanya melirik sekilas ke arah Laura dan Marko saat mereka datang mencari posisi yang aman dari penglihatan Lisa dan Mauren. Leon sudah menempelkan alat penyadap ditubuh mamanya, dia sangat khawatir dengan keselamatan mamanya."Langsung saja Lisa, aku tidak mau berlama-lama disini. Kedatanganku ke sini untuk memperingatkanmu agar menjauhi Marko! "Lisa tersenyum sinis, "Kamu salah orang jika memintaku begitu, seharusnya kamu katakan itu pada suamimu! " Lisa tidak mau mengalah kali ini, biar saja Marko yang akan memilih.Dia tau kalau Marko masih mencintainya, makanya tidak heran kalau Mauren rela bersusah payah ingin menemuinya. Apalagi kini st
Laura tidak menyangka sama sekali jika maminya bisa berbuat senekat ini. Bahkan papinya juga menjadi sasaran kemarahannya dengan dipermalukannya di depan tante Lisa. Laura tentu saja malu kepada Leon dan tante Lisa.Dia masih melihat apa yang akan terjadi diantara mereka. Dia juga kaget saat melihat Marko membela tante Lisa agar terhindar dari pukulan maminya. Laura benar-benar malu dan marah karena sikap maminya.Laura masih belum menyadari jika Leon juga ada di tempat itu. Dia tidak tau jika Leon juga merasa shock dengan kejadian ini. Tidak lama kemudian datanglah sesosok laki-laki paruh baya melewati meja mereka.Laki-laki itu berhenti dan menatap Mauren dengan terkejut. "Mauren !! Benarkah kamu Mauren??"Mendengar namanya dipanggil Mauren sontak menatap laki-laki itu. "Robert ?Laki-laki itu mengangguk, " Bagaimana kabar anak kita Mauren? "Degh..!! Mauren terlihat panik sesaat, namun dia bisa kembali menguasai dirinya. Gerakan tubuh Mauren tidak lepas dari pengamatan Lisa dan Ma
Mauren benar-benar marah, bahkan Laura anaknya sendiri tidak mau ikut dengannya. Dia pergi ke hotel tempatnya menginap, pikirannya kacau dan buntu setelah melihat Robert mengacaukan semua rencananya."Sialan kamu Robert, kalau saja tadi dia tidak datang mungkin Laura dan Marko tidak akan mengetahui status Laura sampai sekarang." Sayangnya itu hanya harapan Mauren, kini dia kebingungan bagaimana untuk menghadapi Robert.Status Mauren kini sudah menjadi janda karena kemarin ditalak oleh Marko di depan orang-orang. Marko bahkan mempermalukannya karena terang-terangan menunjukkan rasa cinta dan perdulinya terhadap Lisa.Mauren kini berusaha keras mencari ide untuk menghancurkan orang-orang yang sudah menyakitinya terutama Lisa. Dia tidak akan membiarkan Lisa hidup bahagia bersama Marko.Lisa dan Leon akhirnya kembali ke rumah setelah mengantarkan Laura dan Marko ke hotel tempat mereka menginap. Sedangkan Robert menuju sebuah rumah sakit untuk melakukan tes DNA agar segera mengetahui hasil
Marko benar-benar memanfaatkan waktunya agar bisa terus bersama dengan Lisa. Seperti sekarang misalnya, dia sedang menemani Lisa ke butik milik Risa."Naira sayaaang, tante mau lihat rancangan Risa terbaru doong? " Seperti biasa Lisa memang tidak berubah, pembawaannya yang ceria membuat Marko selalu betah berlama-lama dengannya.Senyum Marko semakin melebar melihat sikap Lisa yang memang ramah kepada siapa saja. Hal ini berbanding terbalik dengan Mauren yang selalu menjaga statusnya sebagai orang kaya sehingga terkesan angkuh."Waah, tante Lisa kemana aja nih, kok baru kelihatan lagi. Diantar Leon ya tante? " Naira memang tidak memperhatikan kedatangan tante Lisa, dia hanya melihat saat mendengar suara mamanya Leon ini yang cukup keras ditelinganya."Eh, maaf kali ini tante ngga bawa Leon. Tapi sama calon papanya Leon." Lisa mengatakannnya sambil berbisik ke telinga Naira. "Wow.. Berita bagus nih tante, kenalin dong calon papanya Leon?"Tante Lisa langsung tergelak, dia senang melihat
Akhirnya hasil tes DNA sudah bisa diambil hari ini, setelah selama dua minggu Laura menunggu. Dengan hati berdebar Laura diantar Leon ke rumah sakit, sedangkan ayah Robert sudah tiba di sana lebih dulu.Meskipun Robert yakin kalau Laura memang anak biologisnya namun tak urung juga dia khawatir. Hasil tes DNA sudah ada ditangan Robert, merekapun segera membuka hasilnya. Ternyata benar Laura adalah anak kandung Robert.Robert memeluk Laura darah dagingnya yang selama ini dilarang ditemui oleh Mauren. Tangisnya pecah seketika, dia benar-benar terharu. Diusianya yang sudah setengah abad lebih baru bisa memeluk putrinya.Selama ini Robert selalu ditolak kedatangannya oleh Mauren. Karena Mauren khawatir Robert akan mengambil Laura darinya. Jika itu terjadi maka Marko pasti akan marah dan meninggalkannya.Ternyata takdir mempertemukan mereka jua, Robert tak henti-hentinya bersyukur. Namun dia tidak akan melarang Laura untuk tetap mengakui Marko sebagai papinya.Tangis haru keduanya membuat L