“Apa kau sengaja menyembunyikan kehamilan ini dariku?”Pertanyaan Sean seketika membuat kedua bola mata Valerie membelalak sempurna. Dia baru saja juga mengetahuinya dan bagaimana mungkin ia akan menyembunyikan hal sepenting ini dari Sean. Meskipun sebelumnya ada niatan untuk kabur membawa anaknya tanpa sepengetahuan Sean karena tidak ingin bayinya menjadi anak Amora setelah lahir. Tetapi setelah dipikir-pikir, tidak ada gunanya juga ia kabur karena Sean sudah pasti akan menemukan dirinya di mana pun ia bersembunyi.“Ti—tidak, Sean. Aku tidak pernah ada niatan untuk menyembunyikan kehamilanku ini darimu, aku juga baru mengetahuinya semalam,” ucap Valerie terbata-bata, tidak terima dengan tuduhan itu.Sean mengulum senyum mendapati Valerie yang tampak pias dengan tuduhannya barusan. “Aku hanya bercanda, Vale!” Lalu setelah itu, Sean bergerak mengecup kening Valerie dan berbisik, “Selamat! Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ibu, Sayang.”Sayang? Valerie tidak salah dengar bukan?V
Siang itu cahaya mentari bersinar terang benderang. Rasa panas terasa menyengat di kulit. Tetapi meskipun begitu, itu sama sekali tidak menghalangi kebahagiaan yang Amora rasakan sekarang ini.Bahkan senyumnya terus merekah sepanjang jalan. Walaupun kabar dari orang suruhannya gagal membunuh Valerie, tetapi kabar dari Sean lebih membahagiakan.Tadi pagi berulang kali ia menghubungi suaminya itu hingga Sean pada akhirnya mengangkat teleponnya. Dan ia mendapati kabar bahwa Valerie saat ini tengah berada di rumah sakit. Betapa bahagianya ia saat tahu kalau Valerie celaka dan harus dirawat di rumah sakit. Tampaknya pekerjaan orang suruhannya itu hampir saja berhasil mengetahui bahwa Valerie terjatuh di trotoar karena menghindari mobil dan itu sudah pasti menimbulkan luka. Baginya itu sudah lebih dari cukup, Valerie terluka membuatnya sangat bahagia.Oleh karena itu, Amora dengan terburu-buru segera berangkat ke rumah sakit saat itu juga. Ia harus melihat langsung keadaan Valerie saat ini
Hamil? Jadi, perempuan itu berhasil hamil? Oh astaga, Amora senang sekali mendengar kabar tersebut.Air mata Amora langsung terhenti mendengar kabar yang baru saja Sean lontarkan. Ia menatap pria itu dengan ekspresi kaget. “Apa? Valerie sudah hamil?” Amora sama sekali tidak menyembunyikan rasa senangnya mendengar kabar itu. Senyumnya langsung merekah, dan tangisannya berhenti begitu saja mendengar kabar yang menurutnya sangat luar biasa.Amora langsung berlari memeluk tubuh Sean, tidak peduli lagi dengan pembicaraan mereka sebelumnya. Karena baginya kabar kehamilan Valerie lebih penting dari segalanya saat ini.“Oh God! Akhirnya, Sean. Akhirnya wanita itu hamil juga, hamil anak kita. Sebentar lagi kita akan menjadi orang tua, kita akan memiliki anak, Sayang.”Akhirnya penantiannya berbuah manis. Ia bisa memiliki anak sekarang tanpa harus repot-repot hamil dan membuat tubuhnya berubah jelek. Ia juga tidak perlu takut reputasinya sebagai artis dan model rusak karena dirinya harus berba
Sean teringat dengan perkataan ibunya saat itu. Dia tidak boleh mempunyai istri lebih dari satu, karena ia tahu tidak akan bersikap adil. Terlebih lagi, pasti akan ada hati yang terluka dalam hubungan rumit ini. Karena pada kenyataannya, saat ini perasaannya pada Amora hampir hilang. Mungkin karena kesibukan Amora atau karena pengkhianatannya waktu itu ... mungkin juga karena kehadiran Valerie. Sosok yang memang sangat dibutuhkan untuk menjadi istrinya.Jika dipaksa, mungkin Sean bisa mempertahankan keduanya. Tetapi posisi Valerie sebagai istri kedua tentu saja akan menjadi pihak yang paling menderita. Sean tahu sekali opini publik akan sangat buruk untuk pihak yang menjadi kedua. Hanya akan dianggap sebagai simpanan, atau yang lebih kejamnya sebagai pelakor.Dan Sean sama sekali tidak mau itu terjadi pada Valerie. Ia tidak ingin memberikan neraka untuk wanita itu. Pada perempuan yang sudah memberikan kehangatan pada hidupnya.Sean juga ingin memberikan rumah untuk Valerie, rumah yan
Sean berusaha keras mencari cara membujuk untuk menghentikan niatan Amora untuk bunuh diri.“Ingat karier artis dan model yang sudah susah payah kau bangun hingga sesukses sekarang, Amora. Apa kau tidak merasa sayang jika harus meninggalkan semua impian kamu itu?” tanya Sean dengan nada membujuk, kalimatnya begitu lembut dan tenang.“Tidak! Aku tidak menginginkan semua itu lagi. Aku hanya ingin kamu, Sean. Apalah arti semua yang aku miliki jika aku hidup tanpamu. Aku tidak ingin bercerai, aku tidak ingin pisah darimu,” ucap Amora lemah dan terdengar begitu tersakiti.Impian Amora selama ini adalah bisa menikah dengan Sean, meskipun cinta yang dimilikinya tidaklah begitu besar untuk pria itu. Sehingga ketika ia dihadapkan dalam posisi ini, ia mulai kalang kabut. Amora tidak ingin dan tidak mau bercerai dari pria seperti Sean. Tidak akan pernah bisa!Sean seketika terdiam tak bisa berkata-kata lagi. Kepalanya semakin pusing dikarenakan aksi nekat Amora yang tidak main-main. Dia bahkan t
“Aku juga menginginkan anak Valerie!”Perkataan dari Amora membuat Valerie tercekat, sama seperti dengan Sean yang saat ini tidak menyangka Amora juga akan melontarkan kalimat itu.Valerie menunggu dalam keadaan tegang jawaban yang akan diberikan oleh Sean. Perasaan takut seketika menyelimutinya, meskipun pria itu sudah berjanji padanya bahwa bayi ini akan menjadi miliknya, tetapi siapa yang tahu jika Sean tiba-tiba berubah pikiran.“Amora ....”“Kau tahu aku nekat, bukan? Kau tidak mau kejadian tadi terulang kembali, jadi tentukan pilihanmu sekarang!” ancam Amora untuk ke sekian kalinya.Sean menggeleng dengan keras. Lalu dia bersuara dengan nada berbisik, “Jangan gila, Amora. Jangan meminta sesuatu yang bukan hak kamu! Valerie berhak memiliki bayinya dan kau tidak!” tekan Sean, menyadarkan Amora dari harapannya yang semu.Wajah Amora langsung berubah memerah, amarah langsung menguasainya. “Jadi kau tidak ingin memberikan bayi itu untukku, Sean? Baiklah, maka aku akan mati saja!”Tet
Pada akhirnya bayi ini akan menjadi milik Amora?Valerie benar-benar tidak tahan lagi berada di sana dan mendengar segala pengakuan Sean. Sudah cukup ia berusaha kuat bertahan di sana hanya untuk mendengar caci maki untuknya dari orang-orang meski secara tidak langsung ditujukan padanya. Semua itu hanya untuk mendengar jawaban dari Sean.Tetapi ternyata jawaban Sean sangat menyakitinya. Dia ingkar janji, Sean tidak menepati janji untuknya.Pada akhirnya bayinya akan diambil darinya setelah lahir, dan ia akan ditinggalkan sendiri lagi.Sungguh, Valerie hanya bisa melampiaskan semuanya dengan tangisan. Ia menangis sesenggukan dan turun dari sana, tidak sanggup lagi mendengar segala pengakuan Sean dan tatapan kemenangan dari Amora.Seperti semalam, Valerie kembali keluar dari rumah sakit dengan langkah gontai, seakan tidak punya semangat lagi. Ia tidak tahan lagi berada di tempat ini yang hanya memberinya banyak luka. Valerie tidak peduli lagi dengan keadaannya yang mungkin saja masih bu
“Hubungi para media di kota ini dan minta untuk take down video yang beredar hari ini!”Dalam perjalanan menuju kamar inap Valerie, Sean menghubungi Alden untuk menghandle kejadian yang baru saja terjadi. Karena meskipun ia sudah mengancam para orang-orang itu, tetapi tidak menutup kemungkinan jika ada yang membangkang dan malah memberikannya pada media.Dan Sean tidak mau itu terjadi. Ia tidak ingin jika kejadian ini sampai diketahui oleh Valerie, karena dia sedang hamil dan itu tidak akan bagus untuk kesehatannya.Sean juga tidak mau jika kedua orang tuanya sampai tahu, karena hanya akan semakin menjadi rumit jika permasalahan ini sampai terkuak di media sebelum ia sendiri yang memperkenalkan Valerie kepada mereka.Belum lagi Kyler Group akan terkena imbasnya dan ia tidak ingin jika perusahaan yang sudah ia rintis harus hancur karena permasalahan ini. Jadi, sebisa mungkin ia akan menjaga sebaik mungkin agar kejadian hari ini tidak bocor dan viral di mana-mana.Alden yang tidak paham