Happy Reading Semuanya!
Langkah Ira berjalan dengan penuh amarah sesaat mendengar kabar kalau ada orang yang tidak diharapkan berdiri menunggu kehadirannya, tepat di depan rumahnya. Bahkan ada anaknya saja sudah membuat Ira sangat mengalami kesusahan. Kenapa orang itu selalu mengusik kehidupannya dan membuatnya menderita.
“Apa? Kenapa kamu ada di depan rumah saya lagi? Membuat anak saya murung kembali dengan kelakuan bodoh kamu? Apakah ingin menyaksikan bagaimana saya mempersiapkan pernikahan?”tanya Ira dengan nada suara kesal
“Ira, aku tidak mengira kamu akan datang meskipun aku sudah menunggu 5 jam yang lalu. Aku senang kamu ada di sini,” Ira mengubah tatapannya menjadi tidak enak, apalagi wajah lelahnya tampak terpampang nyata di hadapannya.
&l
Happy Reading Semuanya!Sudah beberapa minggu ini Rangga benar-benar sibuk, pekerjaannya semakin menumpuk apalagi ditambah dengan keberadaan mertuanya yang tidak ada di Indonesia dan membuat suaminya itu bekerja dua kali lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Biasanya Rangga akan menuruti perkataannya yang mengidam tetapi sekarang tidak, ketika ia menginginkan sesuatu pasti suaminya menyuruhnya untuk membeli sendiri.“Irene, saya sedang bekerja. Apa ada hal yang mendesak sampai kamu menempel seperti itu?” Bibir Irene melengkung ke bawah menandakan perempuan itu sedih mendengar perkataan dari sang suami barusan. Rasanya seperti menemui kembali Rangga yang menyebalkan bagi Irene.Mood Irene berubah turun drastis.“Enggak ada, bukan apa-apa. Maa
Happy Reading Semuanya!Irene menatap canggung rumah di depannya itu, telinganya tidak salah dengar kan barusan? Bagaimana bisa Risky masih memikirkannya padahal ia sendiri sudah berbahagia dengan orang lain, apalagi orang yang membuat dirinya bahagia adalah kakak iparnya sendiri. Apakah Risky tidak melihat perutnya yang membesar ini? Apakah Risky melihat isi di dalam perutnya adalah makanan seperti seblak dan lain-lain.“Tadinya ruang tamu itu... aku mau pasang foto pernikahan kita nantinya. Kamu yang pakai seragam kebagaan sebagai seorang istri dari polisi dan aku yang memakai baju segaram kebanggaan aku.” Irene hanya tersenyum canggung.“Tapi rumah ini akan menjadi milik orang lain,” ucap Irene singkatRisky menggeleng, “Enggak, kalau kam
Happy Reading Semuanya!Irene sama seklai tidak menjawab perkataan dari sang suami barusan, ia sedang marah dengan Rangga karena mengusik kebersamaannya dengan Risky. Ayolah ia dengan Risky sudah resmi menjadi seorang kerabat dan tidak ada lagi selain itu dan suaminya masih saja cemburu buta, padahal kalau ia melihat Rangga bersama dengan kakaknya ia tidak masalah.b“Mau makan apa?” tawar Rangga“Kertas,” celetuk Irene kesal“Apakah kamu sudah berubah selera menjadi pemakan kertas seperti rayap?” tanya Rangga“Iya, kan Mas Rangga sukanya sama kertas. Makanya saya di cuekkin, untung Baby twins enggak marah sama Dady nya karena sudah cueki Mom
Happy Reading Semuanya!Tangan mengepal dan rahang mengeras, sudah sangat menjelaskan kalau perempuan itu marah. Marah dengan keadaannya saat ini, suaminya hilang di rauk oleh adiknya dan sikap adiknya yang penurut kini hilang begitu saja. Rasanya seperti bukan bertemu dengan Irene yang sesungguhnya dan begitu pun suaminya.“Kakak akan menghancurkan kamu Irene, apapun yang terjadi… meski aku harus mengorbankan nyawa. Kakak akan menghancurkan kamu,” gumam Mira.Tangannya mengambil gelas dan meminum segelas wine, kini perempuan dengan nama Mira itu tengah menyusun rencana untuk mengembalikan kehidupannya yang sebelumnya. Semua harus kembali di posisi awal, Rangga menjadi suaminya dan dirinya menjadi seorang istri. Untuk seorang anak akan menjadi pertimbangan yang besar bagi Mira dan itu akan ia piki
Happy Reading Semuanya!Suara ketukan pintu membuat Risky menatap terkejut Rangga dengan tentengan di tangannya, entah kenapa pula lelaki itu berada di sini? Bukan di rumah bersama dengan Irene.“Mas Rangga , sedang apa? Saya sedang bekerja di sini! Cepat masuk!”Rangga dengan cepat masuk ke dalam mobil milik Risky yang sejak tadi hanya diam fokus dengan sesuatu.Rangga tidak bodoh dengan keadaan lelaki itu saat ini, ia sudah mengamati lelaki yang menjadi mantan kekasih dari istrinya itu. Tatapan Risky tampak kosong seakan banyak beban yang dimiliki, apakah terjadi sesuatu sampai lelaki itu menjadi begitu.“Kamu kerja apa? Sejak tadi saya lihat kamu hanya melamun?”tanya Rangga penasaran.
Happy Reading Semuanya!Pintu ruangan kantor perusahaannya itu tampak terbuka dan menampilkan ayah mertuanya yang kini tampak mengeraskan rahangnya sembari memperhatikan dirinya dalam. Tanpa disuruh lelaki paruh baya itu masuk ke dalam ruangan sembari berjalan menghampiri dirinya yang sibuk dengan dokumen di tangannya.“Rangga! Bukankah Papa sudah menegaskan kalau kamu jangan bercerai dengan Mira!! Kalau kamu enggak mau terjadi sesuatu dengan Irene. Papa sudah mengirimkan jutaan kali pesan untuk kamu, Mira sudah menjadi gila sekarang ini!”Rangga menaikkan sebelah alisnya memandang lelaki yang ada di depannya itu. Rangga tidak tahu kenapa lelaki yang menjadi mertuanya itu datang menghampirinya untuk hal yang seperti ini.Helaan nafas tampak terden
Happy Reading Semuanya!Untuk membuat hati mereka semakin dekat yang dilakukan keduanya dengan cara menghabiskan waktu di tepat yang menyenangkan seperti ini. Berkemah di bukit dengan pandangan yang bagus meskipun kondisi saat ini tidak mendukung.“Astaga! Irene berikan itu pada saya! Itu berat! Kamu itu lagi hamil!”seru Rangga sembari berjalan menghampiri Irene yang sedang mengangkat persiapan makanan menuju sang suami.“Enggak apa-apa Mas, tanggung.”Rangga hampir saja marah melihat kelakuan dari istrinya itu, Irene memang tidak bisa diam. Ia harus fokus dalam membuat tenda tetapi istrinya bertingkah laku seperti ini. “Bagaimana bisa kamu membawanya tanpa bilang ke saya? Setelah kamu di nyatakan hamil, saya
Happy Reading Semuanya!Rumahnya terlihat ramai sekarang ini setelah mereka sampai di rumah pasca menikmati waktu berkemah di udara yang segar. Iris matanya menatap bingung wanita paruh baya di depannya itu.“Mama? Kenapa Mama mendadak datang ke rumah?” bingung Irene sembari memperhatikan sang ibu yang kini sibuk dengan apron dan berbagai macam hidangan di depannya.“Irene duduk dulu,”“Mama mencurigakan? Kapan Mama sampai ke Jakarta? Terus om ini?" tanya Irene.“Sudah makan dulu, ini Mama sudah memasakkan hidangan barat.”“Ini spaghetti,” ucap Irene.“Kamu tahu saja,”Irene memakan makanan yang