Happy Reading Semuanya! Rangga benar tidak habis pikir dengan Mira yang terus menerus mendesak Irene, bahkan setelah sang adik melakukan inseminasi buatan perempuan itu masih mengharuskan Irene untuk berhubungan badan dengan dirinya. Rangga marah, Mira sangat keterlaluan. Rahangnya mengeras saat Mira kembali ingin mengganggu Irene yang sudah terlelap di atas ranjang kamarnya. Seharusnya ia menceraikan saja perempuan yang ada di depannya, toh ia cintanya hanya pada Irene bukan orang lain.“Mira bisakah kita bicara di luar? Saya enggak mau kamu mengganggu istirahat Irene,” ucap Rangga dengan nada datar. “Kita bisa bicara di sini Mas, kenapa harus di tempat lain?” tanya Mira “Kamu ingin Irene mendengar semuanya dan kita bercerai atau—”Mira dengan cepat menarik tangan sang suami di depannya itu. Iris mata Mira hanya terfokus pada Rangga tengah memasang wajah datar, rasanya sama seperti awal mereka bertemu saat ia mengantar Irene. Tatapan Rangga begitu tajam dan langkahnya tegap b
Happy Reading Semuanya!“Jadi, saya ingin di bagian program nanti akan ada perubahan yang signifikan sehingga masih terlihat bagus di pasaran dan paling di cari. Seperti barang best seller,” Irene menatap beberapa orang di depannya tampak berbayang.Kepalanya kembali terasa sakit, bahkan sejak tadi pagi sebelum ia berangkat ke Kantor dan sekarang ini semakin bertambah banyak rasa sakitnya saat ia sedang melakukan presentasi. Dalam satu sisi ia merasakan sebuah keberuntungan karena dirinya tidak mendengar wanti-wanti atau desakkan lainnya dari keluarganya termasuk Mira selama dua minggu belakangan ini.Kehidupannya perlahan berangsur kembali meskipun statusnya saat ini adalah tetap menikah dengan kakak iparnya, dan status sebagai pelakor itu sama sekali tidak bisa di rubah. Tatapan matanya memperhatikan sang suami tampak berubah menjadi dua.“Irene, kamu kenapa tidak jawab perkataan saya?” tanya Rangga “P-pak,”Mata Rangga membulat saat Irene terjatuh dan tidak sadarkan diri di atas
Happy Reading Semuanya!Kedua orang tua dari kedua belah pihak antara Irene dan Rangga sudah berkumpul di ruangan IGD menunggu hasil pemeriksaan Irene yang dilakukan beberapa jam lalu, Irene sendiri tampak merasa kesulitan bernafas menunggu hasil tentang dirinya,“Dari hasil pemeriksaan darah, jika hasil tes beta-hCG antara lima dan sepuluh bisa dikatakan Nona hamil. Pemeriksaan Nona memiliki hasil yang positif dan ini menandakan bahwa terdapat hormone hCG dalam urine, hal ini artinya kalau Nona memang sedang hamil.”“Serius?” tanya Nia“Hasil tespack dari Nona juga menunjukkan positif dan ini tidak pernah salah, Nona saat ini sedang hamil. Jadi saya ingin mengucapkan selamat pada Tuan karena sebentar lagi akan dianugerahi seorang anak." Penjelasan dokter di depannya sukses membuat Irene tidak bisa mengatakan apapun, perempuan muda itu tidak tahu harus berekspresi seperti apa terkait dengan berita yang baru saja ia dengar.“Kalau begitu kita periksa ke dokter kandungan bagaimana? Aga
Happy Reading Semuanya!Irene rasanya ingin membuang semua bahan yang ada di keranjang troly saat ini, semua pilihan Rangga adalah bukan kesukannya.“Mas saya enggak suka kacang merah, mas pernah merasakan makan kacang merah enggak sih? Rasanya itu aneh. Siapa juga coba yang suka sama kacang merah? Taruh lagi aja sih mas.” keluh Irene saat Rangga memasukkan satu pack kacang merah ke dalam trolli belanjaan mereka.Lelaki dengan wajah tampan itu menggeleng, “Irene, kacang merah itu salah satu sumber dari asam folat dan itu bagus untuk kamu yang sebagai ibu hamil baru.” Bibir Irene cemberut.“Tapi saya enggak suka! Mas kan bisa cari alternative lain yang bisa saya sukai,” ucap Irene sembari menyandarkan tubuhanya pada lemari pendingin di sebelahnya.Rangga tampak berpikir dan memandang perempuan di sebelahnya, “Hati sapi?”tawar Rangga.Irene menggeleng cepat. Memikirkan merah darah dari hati sapi saja membuat bulu roma Irene berdiri, perempuan muda itu sangat membenci hati sapi. Ia memb
Happy Reading Semuanya!Iris mata Irene memperhatikan gelas di depannya di mana sang suami terlihat menyuguhkan susu khusus untuk ibu hamil dan sarapan pagi ini, ia sama sekali tidak melakukan apapun. Enggan juga ia melakukannya. Jadi bisa di bilang kalau Rangga menjadi suami yang super duper siaga saat ini. Tangan Irene memainkan garpu di tangannya sembari mengambil potongan buah alpukat di depannya itu.“Mas, saya boleh pergi sama pacar saya?” tanya IreneRasa ingin marah menyergap. Rangga mengeraskan rahangnya mendengar perkataan dari Irene barusan,“Kenapa kamu belum putus dengan pacar kamu? Bukan kah saya sudah pinta kamu sama pacar kamu buat putus?” tanya Rangga“Sejujurnya ini enggak adil kaya begitu, masa saya mengorbankan perasaaan sedangkan Mas enggak. Saya memperbolehkan Mas pergi bahkan menginap sama Kak Mira, tapi kenapa Mas enggak memperbolehkan saya main sama mas Risky? Padahal saya main juga enggak sampai tengah malam,”Rangga yang mengunyah makanannya menatap Irene se
Happy Reading Semuanya!Risky masih tidak bisa mempercayai ini.Lelaki itu masih tidak percaya dengan perkataan dari perempuan yang menjadi kekasihnya barusan. Bagian apa yang terlewatkan olehnya. Tatapannya mengarah pada Irene di sebelahnya.Keduanya benar-benar tidak mengeluarkan sepatah kata apapun, hanya sibuk dalam pikirannya masing. Risky sendiri masih mencoba untuk memahami perkataan dari sang kekasih di sebelahnya. Lelaki itu ingin menyangkal semuanya, tapi tatapan dan kesungguhan yang di tampilkan oleh Irene membuatnya tidak bisa berkata apapun."Jadi kamu serius lagi hamil?" tanya Risky untuk kesekan kalinya.Irene memejamkan matanya menahan tangis, ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Tangannya meremas dress yang dikenakannya saat ini, Irene sudah tidak tahu harus mengatakan apa lagi dan bingung menjelaskannya bagaimana lagi pada sang kekasih. Rasanya kejahatannya sudah terbuka satu persatu."Irene, jawab aku. Apa yang aku lewatka
Happy Reading Semuanya!"Mas, aku mencintai kamu selamanya."Ucapan yang keluar dari bibir Irene mendadak membuat Risky tersenyum manis, rasanya masih sama meskipun sudah ia dengar setiap waktunya. Ia mencoba menerima semua apa yang terjadi pada kekasihnya sekarang ini."Kamu mau makan dulu?" tawar Risky."Boleh,"Risky mengangguk dan membawa mobil yang dikendarainya menuju sebuah restoran langganan mereka. Melihat wajah cerah dari kekasihnya saja sudah membuat Risky merasa cukup, tatapan matanya tidak lepas dari perempuan yanng kini sudah duduk di tempat mereka biasa bercengkrama."Kamu mau makan apa? Apakah ada larangan kamu...""Ei... aku mau makan makanan yang aku suka, bukan tentang larangan. Aku happy pasti semuanya baik-baik saja, aku mau makan yang kemarin mas Ibnu kasih tahu itu loh sayang. Aku mau itu," Risky mengangguk mengiyakan perkataan dari Irene barusan.Keduanya tampak saling menatap dalam. Perasaan
Happy Reading Semuanya!Rangga memperhatikan sang istri yang kelelahan di atas sofa ruang tamu dengan wajah sembab nya, tangannya mengusap lembut pipi Irene yang kini berjalan memeluknya erat dan menyembunyikan wajahnya tepat pada dada bidang miliknya. Lelaki itu hampir tidak bisa bernafas melihat kelakuan sang istri yang seperti ini.Tangannya mengendurkan pelukan dari istrinya saat ini, ia tidak tahu apa yang terjadi saat ini. Tapi ada satu hal yang penting untuk ia tanyakan.“Irene, kamu sudah makan?” tanya Rangga“Euhm ... saya sudah makan ayam tadi, tapi memangnya saya enggak boleh peluk Mas ya? Mas enggak suka di peluk sama saya? Padahal saya lagi mau manja karena keinginan janin yang ada di perut saya," Rangga tersenyum tipis."Enggak apa-apa, mas hanya kaget karena kamu tiba-tiba begini." Usapan dari tangan Rangga membuat bibir Irene cemberut, "Dari tadi saya tahan mual karena enggak ada Mas di sekitar saya. Jangan pergi d