Happy Reading Semuanya!
Irene memiliki janji dengan teman-temannya untuk membantunya mengerjakan pekerjaan kantor. Tidak, ini hanya sekedar menemani pekerjaannya agar cepat selesai, bagi Irene mengerjakan pekerjaan dengan teman adalah sesuatu yang menyenangkan dan membuat pekerjaannya cepat selesai, tetapi kenyataannya adalah temannya pergi untuk melakukan perawatan diri dan meninggalkan dirinya sendirian.
Tatapan matanya mengarah pada ponselnya yang menampilkan nama kerabatnya itu. Bisa-bisanya temannya itu malah membuat panggilan dengan dirinya yang sudah menunggu di kafe sejak tadi.
"Sorry baby kita terlambat biasalah... namanya perempuan lajang harus cantik biar bisa gaet laki-laki."
Wajah Irene berubah cemberut, "Seharusnya kalian bilang lebih awal biar gue enggak nunggu kaya begini, lagian ini juga ada bagian tugas tim kita. Bukankah seharusnya kalian bantu gue mengerjakan tugas?" omel Irene.
“Tapi lo istrinya Irene, jadi minta saja tol
Happy Reading Semuanya!“Mas!!”teriak IreneSuara ketukan sepatu dengan lantai tampak memenuhi ruangan rumah milik mereka. Rangga yang sedang membaca buku hanya memandang sekilas Irene, mungkin akan menjadi perjalanan yang panjang bagi Ranggauntuk mendengarkan cerita Irene selepas perempuan itu pergi bersama temannya.“Mas!” teriak IrenePerempuan muda itu berkacak pinggang sembari menatap dirinya tajam, “Mas!! Saya itu panggil Mas dari tadi, kenapa Mas enggak paham juga sih? Mas telinganya enggak di tutupin sama bola naga kan? Kenapa panggilan saya enggak Mas sahut? ”Rangga menutup bukunya dan memperhatikan sang istri kini memasang wajah sedihnya.“Kenapa?” tanya Rangga“Oh! begitu ya Mas, seharusnya itu Mas menyambut kedatangan saya dengan senyum sumringah terus tanyaka—“ Rangga mencubit hidung Irene agar berhenti berbicara lagi dan lagi.“Maaf, Mas harus mempel
Happy Reading Semuanya!Risky tidak bisa menahannya lagi, sudah beberapa hari ini yang menjadi pusat perhatiannya hanyalah Irene. Bagaimana jika terjadi sesuatu hal buruk pada orang tercintanya dan membuatnya seratus kali lipat menyesal karena tidak melakukan pencegahan di awal, siapa yang melakukan ini pada mereka.“Mas Rangga disini!”Lelaki yang di panggil namanya dengan cepat menghampiri Risky yang sejak tadi sudah menunggu kedatangan dari orang sibuk seperti Rangga.“Kenapa kamu memanggil saya? Apa ada urusan penting yang harus saya urus?” tanya Rangga sarkas.Mantan kekasih dari Irene tampah merunduk dan bersimpuh pada lelaki yang hanya memasang wajah bingung. Rangga tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh lelaki yang ada di depannya itu.“Apa yang kamu lakukan?”“Saya meminta tolong sama Mas Rangga untuk menjaga Irene, entah dari apapun itu.” Rangga menaikkan sebelah alisnya
Happy Reading Semuanya!“Kamu menipu saya Irene?!” Irene hanya menatap Rangga dengan wajah polosnya.“Enggak, saya enggak tipu Mas. Saya benar-benar marah sama Mas,” Irene mencebikkan bibirnya sembari memakan makanan yang ada di depannya tidak selera.Rangga yang melihat perubahan mood sang istri hanya menghela nafasnya pelan dan menyuapi kembali makanan untuk sang istri di depannya itu. Lebih baik Irene bersikap menggemaskan daripada seperti singa betina seperti ini.“Mas,” panggil Irene“Kamu kenapa hobi sekali memanggil saya Irene?” tanya Geo“Sekarang begini Mas, kalau misalkan saya panggilnya Mas Risky terus bukan Mas Rangga ... memangnya Mas mau? Mas kan cemburuan,” Rangga menatap mata sang istri di depannya.“Apakah Mas terlihat cemburuan?” tanya RanggaMata Irene menyipit menatap sang suami yang ada di hadapannya itu, “Mas pe
Happy Reading Semuanya!Rangga menarik Irene ke dalam pelukkannya dan membiarkan sang istri tertidur dalam keadaan menjadikan lengannya sebagai bantalan untuk Irene, ini menjadi sesuatu yang membahagiakan bagi Rangga walaupun hanya seperti ini.“Mas, makan Bakso kayaknya enak.”Rangga membuka matanya dan menatap dinding kamar mereka, apakah begini raasanya memiliki istri yang sedang mengidam tidak tahu waktu dan tempat.“Tapi enggak ada yang jualan bakso tengah malam Irene,” ucap Rangga lelah.“Kenapa enggak ada? Tukang bakso malang biasanya masih jual,” sahut Irene.Lelaki yang menjadi suami dari Irene itu memperhatikan sang istri yang masih memejamkan matanya, sebenarnya Irene hanya mengigau atau benar-benar mengidam. Tangannya mengusap kepala Irene lembut dan mengecup kepala Irene sayang.“Ini jam 2 pagi Irene,” ucap Geo“Memang yang bilang ini jam
Happy Reading Semuanya! ‘Kasus penemuan mayat di jalan Ambarkajaya masih menjadi kasus misterius, apakah ini karena hubungan yang tidak di sepakati?’ Risky merasakan pundaknya semakin berat. Ada begitu banyak permasalahan yang harus ia hadapi termasuk wartawan pembuat artikel tengah di bacanya saat ini. Hatinya semakin berantakan mengingat bagaimana Irene ketakutan jika ada yang membuat keadaan seperti ini. Risky penasaran bagaimana hati Irene setelah mereka putus. “Apakah kalian tidak mendapatkan info lagi?” tanya Komandan di hadapannya itu sembari mengacak rambutnya kasar. Memecahkan masalah ini sama seperti membayangkan masa depan yang abu-abu, sulit untuk membuka harapan dan maksud serta tujuan. “Belum,” sahut Risky pelan. “Apakah tidak ada CCTV yang mengarah pada tempat kejadian itu, apa kamu sebagai seorang polisi tidak bisa merasakan sinyal tanda bahaya?” tanya atasannya itu. Kepalanya menunduk tidak menjawab perka
Happy Reading Semuanya!Mobil hitamnya yang biasa di gunakan untuk dirinya bertugas membelah jalanan menuju sebuah kafe di mana dirinya berjanji dengan perempuan yang menjadi kakak dari mantan kekasih terindahnya itu. Ia ingin masalah ini agar terselesaikan dan tidak membebani dirinya seperti sekarang ini.Tatapannya mengarah pada perempuan yang sedang duduk menghadap ke arah jendela, sangat cepat sekali tetapi tepat sesuai dengan apa yang diinginkannya olehnya sekarang. Langkahnya berjalan pelan dan menepuk pundak perempuan kini terkejut menatapnya.“Maaf sudah menunggu lama dan terima kasih sudah mau datang menemui saya. Bagaimana kabarnya kak?” tanya Risky“Not bad, kenapa? Apa terjadi sesuatu sampai kamu menyuruh kakak datang ke sini? Apa ini menyangkut Irene?" tanya MiraBibir Risky membentuk senyuman tipis, “Ini situasinya memang sedikit menyangkut persoalan Irene, tapi sebelum pembahasan soal Irene... saya cuman,..."
Happy Reading Semuanya!Mira sudah memikirkan semalaman, bagaimana kematian dari orang yang dulu sempat ia cintai dan memang cinta pertamanya dulu. Perempuan cantik itu masih tidak menyangka jika Joshua akan meninggalkan dunia ini dengan seperti ini.Tapi bagaimana mungkin Joshua yang begitu baik harus meninggal dalam keadaan seperti ini, bagaimana jika hipotesa rekan dari Risky benar-benar terjadi kalau dalang di balik meninggalnya Joshua ada hubungannya dengan sang ayah. Tapi ayahnya mana mungkin, ayahnya sibuk di kantor dan mengetahui masalahnya hanya yang terjadi sekarang ini.“Kamu yakin hanya kamu yang tahu soal ini, bukan? Maksud aku dari pihak keluarga aku ataupun mertuaku tau, seperti itu… bahkan suami aku. Enggak ada lagi yang tahu, kan?” tanya Mira
Happy Reading Semuanya!Irene sudah menikmati kembali waktunya menjadi seorang pekerja meskipun sekarang perutnya semakin membesar dan tidak bisa perempuan itu tutupi dengan kemeja biasa. Ia tidak tahu apakah temannya menyadari perubahannya atau tidak dan sepertinya mereka lebih banyak tidak tahu, pasalnya sampai menjelang makan siang tidak ada tanda-tanda mereka memahami dirinya yang seperti menjaga seorang bayi.Bibirnya tersenyum saat melihat menu makan siang perusahaannya yang sudah dipesan, Irene terpaku pada makanan yang sebegitu banyaknya bahkan semuanya adalah makanan kesukaannya dan tentu saja sahabat karibnya itu juga melakukan hal yang sama yaitu memandang senang makanan kemauan mereka berada di hadapannya, tanpa mengatakannya pun Irene sudah mengetahui siapa pengirim makanan untuk divisinya.&ldquo