Happy Reading Semuanya!
“Baju Mas, kenapa?”
Pertanyaan dari Irene barusan membuat Rangga menaikkan sebelah alisnya bingung, entah apalagi yang ada dipikiran sang istri saat ini.
“Baju?”
Tangan Irene bergerak menyentuh bagian atas sang suami, “Kancing baju Mas lepas,” ucap Irene
Hampir saja pikiran Rangga kotor karena melihat kelakuan dari istrinya barusan yang lebih peduli dengan pakaiannya saat ini, tangannya menahan lengan Irene dan mengecupnya lembut. Aroma Vanila yang dikenakan sang istri saat ini begitu menggoda indera penciumannya.
“Enggak masalah nanti saya akan membeli yang baru, kamu enggak boleh menyentuh alat jahit.”
Happy Reading Semuanya!“Apa yang mau kita lakukan sekarang Mas?” tanya Irene sembari mengikuti langkah kakinya mengikuti sang suami di hadapannya menariknya menuju ranjang tempat tidur mereka setelah melalui waktu yang panjang mencari es tebu.Rangga mendorongnya pelan dan membuat mata Irene membulat menatap sang suami bingung, terkejut semua bergabung menjadi satu. Apakah suaminya itu marah karena tidak mendapatkan minuman es tebu? Salahkan saja meminta keinginan yang sangat sulit untuk mereka dapatkan. Ini bukan musim tebu, mana mungkin ada yang jualan.“Mas mau ngapain?” tanya IreneLelaki yang ada di depannya tampak mengukung tubuhnya, tatapan mata mereka bertemu. Bibir Rangga melengkung membentuk senyuman dan tidak sinkron dengan Irene yang
Happy Reading Semuanya!Irene menangkupkan wajahnya melihat begitu banyak perlengkapan bayi dan barang yang membuat nyaman ibu hamil di depannya, sebenarnya Irene tidak ingin terburu-buru membeli perlengkapan bayi karena janin di dalam perutnya juga masih kecil tapi Kakaknya memang sudah tidak waras dengan mengirimkan barang sebanyak ini ke dalam kantor dan menyulitkannya. Bayi yang ada di dalam kandungannya saja baru memasuki minggu ke 12 tapi sudah di hadiahi seperti ini.“Semuanya tampak mewah, ya?” sindir Irene pelan.Mira yang di sindir hanya tersenyum tipis, “Aku sebagai kakak yang baik, ingin kamu berada di lingkungan yang nyaman dan bebas ibu hamil. Jadi, Kakak mengirimkan ini untuk kamu semuanya.”Irene tertawa pelan, ia tidak perlu hal y
Happy Reading Semuanya! Risky mengetukkan jarinya pada meja di bawahnya itu dan membiarkan rekan kerja lainnya mengurusi dokumen tentang kematian yang di temukannya tepat di hadapannya, ini semua pasti ada sangkut pautnya antara Irene, Mira dan dirinya. Pasti ada salah satu yang tidak menyukai keberadaannya dan Risky cukup merasa kasihan karena lelaki itu harus mati dalan keadaan yang seperti ini. “Ky, lo enggak cek lokasi lagi?” tanya Ibnu Risky hanya menghela napas pelan,“Sudah ada Adam yang mengecek, kenapa gue harus pergi? Lagian kasus ini bakalan di tutup kan karena semuanya menjadi misteri dan enggak ada titik terang. Sangat susah buat menemukan pelaku dari kasus ini,” jawab Risky sembari memperhatikan berkas yang ada di hadapannya itu. “Menjadi misteri a
Happy Reading Semuanya! Irene menatap laki-laki yang ada di depannya itu tengah berbicara seru dengan perempuan di hadapannya itu, entah apa pembahasan mereka tapi terlihat seru. Entah bisnis apa yang sedang dibicarakan oleh keduanya. Hanya Irene yang ditinggalkan seorang diri di sini, apalagi ia menahan kantuknya setengah mati. Entah kemana perginya sang suami tadi sampai kini lelaki itu kembali dalam keadaan marah seperti sekarang ini meskipun ia tidak terkena omelan dari sang suami. “Saya punya situasi sendiri untuk masalah yang sekarang ini. Jadi saya belum ingin memberitahukan siapa pun, saya masih mencari seseorang yang bisa membantu urusan masalah kita secara 85 persen sesuai yang kita bicarakan dengan klien kerja sama perusahaan kita. Kita harus mempersiapkan secara matang dan enggak bisa seperti sebelumnya, dunia ini begitu sensitif terhadap uang,” Rangga mengalihkan pandangannya pada Irene yang memperhatikan mereka berdua. “Kenapa kita harus mempunyai persiapan yang mata
Happy Reading Semuanya! Irene tidak tahu kenapa suaminya senang sekali membuatnya dongkol saat ini, bahkan di tempat kerja sudah membuatnya pusing tujuh keliling karena ia dimarahi secara double Lihat saja! Sekarang ia sedang membalas dendam suaminya itu.Lelaki yang menjadi suaminya itu sebenarnya sudah memasak tapi karena rasa dendamnya pada Rangga masalah di Kantor tadi membuat Irene enggan untuk memakan makanan sang suami. “Mas kan sudah memasak Irene, sudah marahnya. Kamu mau Baby Jelly jadi pemarah dan pengambek kaya kamu?” tanya Rangga Rahang Irene mengeras, “Biarin saja, itu sudah jadi ciri Baby Jelly nantinya karena menurun dari ibunya sering pemarah,.” jawaban dari Irene tampak kesal. Rangga menghela nafasnya sebentar kemudian mengusap kepala sang istri kini sibuk mengaduk saus untuk dimsum di depannya itu. “Iya Mas ngaku salah, maafkan Mas ya?” Irene tidak menjawab perkataan dari Rangga barusan. “Iya tahu, Mas menyebalkan. Iya, ‘kan?” tanya Rangga untuk kedua kal
Happy Reading Semuanya! “Irene, kamu harus sarapan terlebih dahulu dan minum susu hamil. Kalau kamu enggak minum itu sekarang, jangan harap kita pergi!” Irene yang sedang menonton drama korea di ruang tengah hanya berdecih kemudian memakan roti yang Rangga sodorkan. Iris mata Irene terfokus pada dasi yang dikenakan sang suami, bukan seperti Rangga pada umumnya yang serba harus sempurna. Kali ini agak sedikit aneh. “Dasi Mas Rangga kenapa? Tumben enggak serasi? Biasanya semua harus selaras antara atasan sama dasi,” ucap Irene Lelaki itu terkekeh sebentar, istrinya menyadari ada yang berbeda dari yang dikenakannya sekarang ini. Tangannya mengusap lembut kepala sang istri. “Saya lagi cari perhatian sama kamu,” sahut Rangga yang kini hanya tefokus memperhatikan Irene tengah menggigit roti berisi selai strawberry tanpa ada niatan menaruhnya terlebih dahulu. “Sudah om-om suka caper lagi,” “Caper?” ulang Rangga “Iya, yang kaya tadi Mas bilang. CARI PERHATIAN,” Rangga hanya t
Happy Reading Semuanya! Tatapan mata mereka terfokus pada pemandangan di depannya itu, benar-benar sangat indah. Suaminya itu memang serba tahu bahkan untuk hidden gem tempat yang bisa menjernihkan pikiran seperti saat ini. Udara yang sejuk seolah jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang sempit. Irene merasakan kenyamanan dari sang suami karena ini. Lelaki dengan wajah tampan itu tampak menarik Irene ke dalam pelukkannya dan mengecup kening Irene lembut. Mereka berdua seolah menikmati apa yang terjadi saat ini. “Irene, bagaimana? Kamu suka dengan pemandangannya?” tanya Rangga Kepala Irene tampak mengangguk mengiyakan perkataan dari sang suami barusan, “Iya, saya suka. Semuanya sangat cantik dan mempesona, bagaimana bisa saya enggak tahu kalau di Jakarta ada tempat yang secantik ini? Kalau saya tah
Happy Reading Semuanya! Mira berpikir saat ini masalahnya selesai tentang cinta pertamanya dulu, tapi kenyatannya ini malah semakin suram dan dalam. Tidak bisaka ia berfokus pada masalahnya dengan Irene saja dan jangan membuatnya berbelit dengan keadaan yang membuatnya pusing tujuh keliling. "Kamu sebenarnya mau apa? Bisa enggak sih kamu membuat aku hidup nyaman atau membiarkan aku fokus sama masalah aku yang ada sekarang ini?" tanya Mira menahan kesalnya. Lelaki dengan nama Risky itu tampak menatap datar perempuan di depannya, memang siapa yang tidak ingin masalah terus berdatangan. Karena ia menemukan salah satu bukti, jadi sekarang yang ia lakukan adalah menginterograsi calon kakak iparnya dulu. Tangan Risky mengeluarkan sesuatu yang sudah ia simpan di dalam saku tangannya dan barang yang menjadi salah satu bukti yang ada. Mata Mira membulat saat melihat benda berbentuk bulat it