Share

11. Tragedy

“Yuri, kau ingin tau satu rahasiaku?” Aku mengernyitkan dahiku tidak mengerti. Seolah bertanya apa?

“Yuri, sebenarnya aku menyukaimu. Sangat menyukaimu,” Mataku berbinar dan hatiku menghangat mendengar ucapan Hary.

Aku mengerjapkan mataku tidak percaya. Hary menunggu jawabanku.

“Kau serius?”

“Aku tidak pernah main-main dengan ucapan dan juga perasaan.”

“Aku sangattt menyukaimu...” Aku tidak tahu harus bicara apalagi. Tapi aku tahu aku sangat menyukainya, aku tak pernah melihat dia berbeda denganku atau apapun itu.  satu yang paling aku inginkan sejak dulu, perhatian dan perasaanku terbalas olehnya.

“Jawaban itu sudah cukup untukku ... Aku berjanji akan selalu ada disisimu,” Ekspresi Hary menghangat ketika mengatakannya.

Dia menggenggam tanganku dengan sangat hati-hati. Meskipun aku merasakan dingin dari kulitnya, namun kebahagiaan yang diberikan Hary sudah cukup membuatku menghangat.

“Hary, sepertinya hujan semakin deras. Kau masih ingin disini?”

“Hmm, maafkan aku. Aku terlalu senang berada disini bersamamu.”

Perasaanku juga sama seperti Hary, aku terlalu senang sampai air hujan yang yang menetes menerobos dedaunan tak kuhiraukan. Aku dan Hary berlari menghampiri Torrance. Tangannya memegang tanganku dengan erat. Dan itu membuatku sedikit menggigil.

“Pakailah ini!” Torrance memberikan jas yang dia pakai kepadaku.

“Sudahlah, pakai saja. Kekasihmu tidak akan berani memarahiku,” Aku melirik kearah Hary, dan dia hanya mengangukan kepalanya. Aku melihat raut wajah tidak suka kepada Torrance.

“Terimakasih," Ucapku dengan tulus. Hary membantuku memakaikan jas Torrance yang kebesaran ditubuhku.

“Kemana yang lainnya? bukannya tadi bersamamu?” Aku melihat sekeliling Greentree, tidak ada Micky, Kay, ataupun Naira.

“Mereka sedang berkeliling. Katanya ingin mencari tempat yang lebih nyaman. Kita susul mereka saja.”

“Ide yang bagus. Sebaiknya kau jalan duluan!!” Ucap Hary dengan penekanan kepada Torrance.

Torrance mengerutkan dahinya seolah tidak setuju. Wajahnya sedikit membuatku takut. Namun aku mencoba bersikap biasa saja.

“Torrance,” Kataku memohon.

“Ya, baiklah. Aku jalan di depan kalian. Dan kalian berdua tidak perlu bergandengan tangan.”

“Kau tidak perlu cemas seperti itu. walaupun bangsaku dan bangsamu berkeliaran disekolah ini. aku berjanji akan selalu menjaganya,” Hary mengatakannya dengan sunguh-sungguh.

Torrance tidak mempedulikan lagi kata-kata Hary, dia seolah jengah dengan apa yang didengarnya.

Aku dan Hary tetap berjalan bergandengan menikmati angin yang berhembus ke arah kami, sesekali kami mengobrol berbisik-bisik. Hingga tidak terasa, kami sudah sampai dilantai dua. Dilantai ini sangat berbeda dengan lantai bawah. Sedikit mencekam, dan lampunya terlihat redup.

“Tolongggggg!!! ti ... dakk jangan bunuh kami. Aku mohon ... aku masih ingin hidup.”

Teriakan itu membuat kami tersadar. Aku sangat mengenal suara ini, suaranya sudah sangat familiar ditelingaku. Itu Kay. Benar itu Kay, sepertinya dia dalam masalah. Aku dan Hary saling memandang.

Mungkin pikiran Hary sama dengan pikiranku. Dan Torrance, mimik wajahnya sudah berubah. Kami berlari menyelusuri lorong. Suara itu semakin jelas terdengar. Ya suaranya dari ruang laboraturium. Ruangan itu satu-satunya yang tidak dipakai untuk pesta.

Torrance perlahan membuka pintunya. Setelah terbuka dengan lebar, aku sangat terkejut. Kakiku lemas.

Di depanku Darren, Angel dan satu temannya yang tidak kukenal mereka sedang berdiri mengelilingi Micky, Kay dan Naira. Seolah sedang memburu mangsa yang mereka incar.

Teman Darren kulihat sedang menghisap darah dari leher Naira tanpa takut diketahui oleh kami. 

Torrance dengan cepat menutup pintu itu. namun mereka sudah menyadari keberadaan kami. 

Aku tidak bisa mencerna apa yang terjadi. Untuk yang kesekian kalinya aku mengalami hal tak masuk akal disini.

Kepalaku berkunang-kunang dan kakiku sulit untuk bergerak. Aku merasakan tanganku ditarik-tarik. Aku hanya terdiam seperti patung.

Akhirnya Hary menggendongku dan berteleportasi dari tempat itu. Tapi Darren lebih cepat dari kami.

Darren sudah ada di depan kami lagi, Hary menurunkanku dari gendongannya, dengan sekejap mata Darren sudah ada di depan mataku dan menarik tangan kiriku dengan paksa dari Hary. Aku merasakan dia membawaku pergi dari hadapan Hary dan Torrance.

Darren kembali membawaku ke dalam ruangan laboraturium. Aku melihat dengan jelas Micky Kay dan Naira tergeletak dilantai. Angle dan temannya menyunggingkan senyumnya yang mengerikan.

“Kenapa Yuri? Apa kau takut dengan kami? Bukankah kau hidup dengan bangsa seperti kita juga?” Angle menghampiriku, aku hanya bisa merasa sesak, takut dan khawatir dengan keadaan teman-temanku yang lain.

Aku mencoba untuk terlihat tenang “A ... aku tidak takut!” Suaraku bergetar mengatakannya. Dan mereka langsung menertawakanku seolah aku hanyalah bahan lelucon untuk mereka lihat.

“Yuri, jika saja kau tidak menerima Hary, aku akan menjadikanmu abadi sepertiku. Tapi yang tadi kulihat, kau malah menerima perasaanya dan mengecewakan aku!!” Ucap Darren menakutkan.

“Darren aku ... aku ...” Kata-kataku tercekat. Aku merasakan tanganku yang masih digenggam oleh Darren, terasa sakit. Aku menatapnya memohon.

“Yuri, apa kau mau mengatakan ingin hidup bersamaku, dan meninggalkan Hary?!”

“Darren hentikan. Aku tidak mencintaimu ... Aku juga tidak perlu hidup abadi seperti keinginanmu. Yang aku mau hanya hidup tenang bersama orang yang aku cintai. Kamu harus merelakanku. Kumohon.”

Kutatap wajah Darren dengan lekat, dia seperti menahan emosinya saat apa yang kukatakan barusan.

Matanya menatapku dengan tajam dan aku membalas tatapannya yang tidak kusukai darinya.

“Kau membuatku marah Yuri! Kau akan menyesal dengan apa yang sudah kau lakukan kepadaku!”

Darren menariku untuk lebih mendekat padanya, dia menarik tanganku untuk lebih dekat dengan taringnya.

Aku kaget dengan apa yang akan dilakukan olehnya. “Darren, kumohon jangan seperti ini. aku janji tidak akan memberitahu siapapun tentang hal ini. Darren kumohon!”

Aku menangis sambil memohon, aku berharap dia tidak serius ingin membunuhku seperti ini. aku belum ingin mati.

Hary aku mohon cepatlah datang. aku merasakan hembusan napas Darren di depan urat nadiku.

Torrance dan Hary muncul dari pintu. Aku melihat kearah Torrance dengan tatapan memohonku “Tolong aku,” Hary dengan cepat berlari kearahku dan melepaskan tanganku dari tangan Darren.

Sedangkan Torrance menarik kepala Darren dari arah belakangnya dan melemparkannya dengan begitu mudah. Untunglah mereka cepat menemukanku kalau tidak mungkin aku sudah tidak bernyawa lagi.

“Yuri, kau harus pergi bersama Torrance, biar aku yang mengurus mereka,” Ucap Hary sambil mengusap air mataku yang masih mengalir.

Ketika aku melihat ke arah Torrance dari balik pintu sudah ada teman Torrance. Begitu kulihat wajahnya dengan teliti  aku langsung mengingatnya. Dialah dracula yang ingin membunuhku saat pertama kali aku di sini.

“Tidak!! kau jangan ke sini. Hary sebaiknya kau cepat pergi dari sini, jaga Yuri baik-baik. Cepat, sebelum semuanya terlambat!” Teriak Torrance.

“Bagaimana denganmu!? kau tak akan bisa menghadapi mereka semua,” Torrance berlari dengan cepat kearah kami.

“Kalau begitu kita pergi bersama darisini,” Ucap Torrance.

Hary dengan cepat menggendongku pergi dari ruangan itu, sedangkan Torrance berusaha untuk melindungi kami. dia memukul semua vampire dan dracula yang mencoba menghampiri kami.

Kulihat Torrance sedikit kesulitan melawan temannya sendiri. Namun dia mengatasinya dengan cepat.

Dengan waktu yang sangat singkat kami sudah ada di parkiran mobil.

“Biar aku yang menyetir. Kau jaga Yuri baik-baik,” Ucap Torrance.

Torrance menyetir mobil sudah seperti orang gila. Dia tak menghiraukan peraturan lalu lintas. Wajahnya terlihat sangat cemas. Mungkin lebih cemas dari biasanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status