Share

Chapter 109 - A Fading Path

“Uhk, hk … um.”

Menangis, memeluk boneka beruangnya di balik tiang pilar lorong kastel sepi di malam-malam yang mencekam begini, … sengaja menyendiri dari keramaian selepas ibunya yang tadi sempat memeluknya dengan gemetaran menyuruhnya tuk kembali ke acara pesta secara baik-baik, daripada menantinya berganti baju dengan cukup lama, … Fennel kecil yang menyedihkan, dihampiri oleh seseorang yang terdengar tengah bersenandung kecil.

“Tarik selimutmu sampai dagu, lalu pejamkanlah matamu … anakku sayang~🎶”

Suara dari ujung ekor panjangnya gaun hijau klorofil yang terseret-seret mengikuti pemakainya, terdengar nyaring di sunyinya malam.

“Bulan akan menemanimu pergi … menemui dunia mimpi penuh imajinasi, sembari menanti cerahnya hari esok … diterangi oleh hangatnya sinar mentari~🎶”

Rambut putih peraknya yang tampak bersinar lebih cerah seakan-akan cahaya bulan hanya ada untuk menyirami rambutnya, tergerai dengan bebas jatuh mengikuti seret ekor gaun, karena memiliki kepanjangan sebatas ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status