“Your Majesty! Kenapa Anda sama sekali terlihat tidak peduli kepada Lancient, … calon penerus takhta Anda? Dia adalah anak Anda, dan Anda adalah Ayahnya! Kenapa Anda tidak menaruh perhatian terhadapnya, meskipun hanya sedikit?” berondong Ratu Leanne, kepada Raja Vernon.
Vernon yang berjalan cepat di lorong istana menuju ke ruangannya itu … langsung menghentikan langkahnya, lalu membalikkan kepalanya ke sang ratu, dengan mata yang melotot.
“Aku tidak pernah memberi perhatian kepadanya? Baiklah, aku mengakuinya, kalau aku memang tidak melakukan itu, Ratuku. Akan tetapi, bagaimana denganmu sendiri, huh? Bukankah kau juga orang tuanya? Bukankah kau orang yang melahirkannya, yang seharusnya membesarkannya dengan baik dan penuh kasih sayang, seperti yang kau lakukan sebelumnya kepada Zelvin?”
“I-itu,” Leanne tercekat, ia merasa lidahnya kelu untuk mengatakan suatu kalimat
Hangat.Tangan yang membopong tubuhnya dan membawanya menuju kereta kuda itu, terasa sangat hangat. Alesya merasa … kehangatan orang yang tengah memangkunya ini, terasa begitu akrab.Matanya yang sengaja disipitkan untuk membuat pandangannya terbiasa dengan silaunya biasan cahaya, setelah mulai sadarkan diri, … kini menatap fokus ke arah helaian rambut sehitam arang, yang sedang berayun-ayun diterpa angin di atasnya.Anehnya, begitu ia mulai kehilangan keseimbangan lalu jatuh ke pelukan orang ini, Mana sihir milik sang raja yang mencekiknya dengan kuat tadi … secara tiba-tiba, mulai berangsur dan berkurang dengan perlahan.Tidak ada yang sempat menyadarinya, karena kekhawatiran semua ksatria dan juga keluarganya … hanya terfokus padanya. Akan tetapi, Alesya, selaku orang yang paling dekat dengan pria ini, … dapat merasakannya dengan begitu pasti.Untuk sesaat, Alesya m
“E … ehh?! A-apa yang kau lakukan?!” pekik Hisahilde histeris, langsung mendorong Fennel untuk menjauh.Namun, alih-alih yang didorong itu semakin menjauh, justru, … orang yang mendorongnya lah, … yang malah tersorong akibat dorongannya sendiri yang balik memantulkan tenaganya, … sehingga menjadikannya jatuh terjungkal ke belakang, dan membuat bokongnya menyepak dataran tanah sungai yang berpermukaan kasar.Fennel menggaruk tulang pipinya canggung, tatkala mendapatkan reaksi yang mengejutkan dari Hisahilde … setelah ia baru saja menolongnya dari dihantam oleh sesuatu, yang mengarah kepadanya barusan … dengan kecepatan bermanuver yang begitu luar biasa.“Saya hanya mencoba membantu Anda menghindari itu,” tunjuk Fennel ke sebuah semak-semak yang menimbulkan bunyi kusuk, bersamaan dengan ranting yang patah dan daun pohon yang berguguran.“Jika Sa
“Bisa-bisanya kau, dengan mudahnya mengatakan hal semacam itu?! Kau tidak akan pernah memahaminya, karena kau bukan orang yang mengalaminya!” geram Lancient seraya menunjuk-nunjuk Ruffin menggunakan jari telunjuk, yang umumnya dinilai sebagai tindakan yang kurang sopan, … bersamaan dengan urat-urat nadi yang mengerubut di dahi, dan menegang di leher.Ruffin lekas melompatkan dirinya dari atas batu yang ia duduki, kemudian berjalan dengan kaki yang mengentak-entak menghampiri Lancient … yang sekarang tengah memasang posisi kuda-kuda untuk berjaga-jaga, diiringi dengan raut muka penuh kemarahan … yang sudah tak dapat dibendung lagi.“Kau benar! Kau memang benar!” sarkasme Ruffin sambil mendorong bahu Lancient, sampai membuat si pemuda berambut pirang itu mundur beberapa langkah, “Soalnya, itu semua tidak berlaku untukku!” sambung Ruffin, bersiap mengucapkan kata demi kata untuk membuat L
“Your Highness!”Fennel lekas berlari ke tempat di mana Lancient berada, setelah sebelumnya menyerahkan burung rajawali yang terluka di pangkuannya itu, kepada Hisahilde.Oleh Fennel, ditariknya Lancient dari atas geletakkan tubuh sang gadis bermata indah, kemudian langsung memeluknya dengan erat … seolah-olah tidak ingin kehilangannya lagi.Bahkan, Fennel pun langsung memeriksa Lancient dengan cara membolak-balikkan badannya, dan memperhatikan semuanya dengan ketelitian, … untuk memastikan, bagian tubuh mana saja yang kemungkinan dapat mengalami luka.“Oh, Your Highness! Bahu kiri Anda! ….” panik Fennel begitu khawatir, yang seterusnya langsung menyuruh Lancient untuk duduk segera, agar dirinya bisa dengan mudah melihat seberapa dalamnya luka itu, untuk kemudian mengobatinya.Sembari berjalan menghampiri seseorang, yang diyakini sebagai pembuat Mana
“Jadi, apakah Anda akan pergi ke kerajaan Aethelred bersama kami di esok hari, Your Royal Highness?”Ujar Fennel bertanya, setelah ia dan Hisahilde sepenuhnya mendengarkan apa yang telah terjadi di antara Lancient dan Ruffin, … dari awal bertemu, sampai mereka berdua bertengkar, tanpa memperbesar permasalahan tadi … sampai menjadi sebuah pertikaian.Sungguh dewasa memang, untuk Fennel yang lebih memilih mengalah dan diam, daripada mencerocos tidak terima dengan sindiran halus dari Hisahilde. Akan tetapi, tetap saja, di dalam lubuk hatinya … masih ada sedikitnya rasa kesal. Karena sejujurnya, dirinya sendiri juga … adalah seorang manusia biasa.“Hm,” balas Ruffin menggumam, sambil sibuk melihat-lihat luka pada sayap Garu, berniat untuk mengobatinya dengan daun obat merah yang digunakan oleh Fennel tuk merawat luka Lancient tadi, “Ada Ayah dan Adikku di kerajaanmu. Selain i
KNOCK! KNOCK! KNOCK!“Siapa?”“Your Excellency. Ini Saya, … Zeind. Saya telah kembali. Bolehkah Saya masuk untuk kepentingan melaporkan keadaan Marquess Eiren, yang Saya temui tadi petang?”“Masuklah!”Pintu ruangan kerja Marquess Myles Na Eiren terbuka, memampangkan sesosok ksatria berambut hitam yang sekelam arang, dan bermata biru kedalaman laut yang dalam.Ksatria itu segera masuk, lalu memberi hormat kepada Marchioness Gloriella, istri dari atasan regu militer mereka.“Jadi, bagaimana keadaannya?” tanya Gloriella dengan cepat, terburu-buru ingin segera mendapatkan kabar terbaru dari suaminya.“Sejauh ini, beliau hanya ditahan saja di penjara bawah tanah. Tidak dikekang oleh pasung, ataupun menerima hukuman fisik berupa hukum cambuk.”Gloriella menarik nafasnya
Rumah besar kediaman Eiren, memiliki lima lantai. Kamar Alesya dan Darissa, terletak di lantai ketiga. Lalu untuk ruang kerja Marquess, beserta kamar Myles bersama Gloriella, … ada di lantai kedua.Sedangkan, untuk ruangan seperti dapur dan tempat untuk makan bersama, ada di dekat aula lantai pertama yang paling utama. Sisanya, untuk lantai empat dan lima … dipakai sebagai tempat para pekerja rumah, seperti sebuah asrama.Tentu saja, untuk tempat tinggal para ksatria berbeda lagi. Ada asrama khusus, buat para ksatria kalajengking hitam, yang berdiri tak jauh dari rumah besar kediaman … sepaket dengan lapangan luas tempat mereka berlatih, atau bertanding untuk meningkatkan kekuatan.TIK … TOK … TIK … TOK ….Suara detikan jarum yang kini tengah menunjukkan pukul 23.58 malam itu, menjadi terdengar lebih jelas dari biasanya. Mungkin, karena keadaan dalam rumah besar ini,
Poppy mendorong. Menjauhkan pria pembawa kapak itu supaya menjauh dari kamar, sambil terus melawan setiap ayunan kapaknya dengan cekatan … menggunakan pisau, yang menjadi senjata andalannya.Bertahan tanpa melangsungkan penyerangan, karena pria itu cukup tangguh … terasa sangat menyulitkan juga.Sampai suatu ketika, pisau yang sedang di pegang oleh Poppy dengan erat, terlempar jauh ke belakang … dikarenakan, kalah tenaga dalam menangkis ayunan kapak pria itu lagi, yang justru semakin lama … malah semakin terasa menguat.Saat Poppy menghindar, lalu membuat kuda-kuda untuk melawan pria yang tangan kirinya berlumuran darah karena dilukainya tadi, dengan menggunakan tangan kosong, … seberkas cahaya bergerak yang diperkirakan berasal dari lilin, tiba-tiba muncul dan mulai mendekati belakang pria itu, berikut dengan benda panjang yang tajam, … menusuk jantung si pria.Tentu saja, hal itu telah membua