“Sir Eglantine. Tolong bantu Saya membuat tiang jemuran ya?"….“Sir Eglantine. Ayo kita menambang batu di perut gunung, untuk kebutuhan barang bangunan dan kebutuhan membuat jalan!”….“Sir Eglantine. Bisa tolong ajari anak-anak Saya, untuk belajar menggunakan pedang?"….“Sir Eglantine~”….“Sir Eglantine, ….”….“Sir Eglantine.” "…?!"Seseorang memanggil si pemuda bernama belakang Eglantine tersebut dengan lembut, … sampai-sampai membuat Fennel–si pemilik nama–yang saat ini tengah memberi anak-anak desa, terkait bahasan pembelajaran bermacam-macam ilmu bela diri … langsung menolehkan kepalanya ke asal suara.“Anda pasti sangat kelelahan, bukan? Istirahat terlebih dahulu saja,” tawar orang itu, yang tak lain dan tak bukan, ialah Alesya.Ini sudah memasuki waktu yang ke tiga minggu lamanya, semenjak mereka berdua menetap di rumah kepala desa sini. Dengan tujuan, untuk membenahi sedikitnya tata struktur kesejahteraan para penduduk pedesaan, … yang kini telah menunjukkan hilalnya dal
“Oh! Ayolah Ayah! Ajarkan aku lebih banyak lagi tentang bela diri dengan tangan kosong! Agar nanti, … aku jadi bisa melindungi Ibu dari kedekatan.” “Benar, Sir! Sama seperti yang dikatakan oleh Ray, kami juga ingin bisa belajar ilmu bela diri untuk melindungi desa kami dari para penjahat!” “Yah, itu pun, kalau penjahatnya betulan ada dan muncul di depan kami sih.” Hari ini, masih sama seperti biasanya. Fennel yang sudah seperti terjadwal untuk memenuhi tugas harian barunya di pagi hari, dalam mengajari semua anak-anak desa pada belajar itu, … hanya menjawab permintaan yang terlontarkan barusan, dengan menghela nafas yang pasrah. “Haah~ baiklah. Aku akan mengajarkan itu kepada kalian nanti. Tetapi, sebelum itu, … Ray.” Memanggil nama panggilan anak laki-laki berumur 10 tahun yang memanggilnya dengan sebutan "Ayah" itu, Fennel lekas menegurnya dengan tangan yang sengaja berkacak pinggang. “Tolong berhentilah memanggilku dengan sebutan 'Ayah' … oke? Aku kan bukan Ayahmu. Hal itu b
Dua hari menjalani interaksi yang sangat kaku dengan ksatria pengawal sementaranya tersebut, … Alesya yang merasa sudah cukup banyak membantu di desa ini pun, sudah memutuskan untuk pulang kembali ke kediaman, … dengan Ray yang juga tak lupa untuk diikutsertakan.“Woyaahh, sudah lama sekali ya~ semenjak kita kedatangan anak baru. Terakhir kali, anak baru yang datang ke kediaman sini itu, adalah si kembar Leon dan Leony yang muncul lima tahun lalu."“Benar tuh. Em, ngomong-ngomong, … Nak, siapa namamu?”Disambut dengan baik di asrama oleh para ksatria, … Ray yang masih belum merasa familiar di tempat baru dan di situasi itu pun, hanya terus-menerus menempel kepada Fennel, … selayaknya mereka berdua ini, sudah menjadi lebih dekat antar satu sama lain … daripada di hari-hari kemarin.“Tidak apa-apa.” Fennel bertukas lembut, berusaha tuk menenangkan Ray masih bersikeras memeluk tangannya dengan erat, … seraya menyembunyikan diri di balik punggung. “Sir Ridan dan Sir Alexon adalah orang
“Le … Leira. Ma-maaf, aku … aku tidak bisa menemanimu hari ini. Brrhh … brrhh.”Berdiri di ambang pintu kamar ksatria dengan raut muka yang khawatir, … Alesya merasa menjadi tidak tega untuk meminta Hisahilde mengawal aktivitasnya, di hari ini sama seperti biasa, karena katanya ia sedang terserang demam panas dingin sedari malam tadi.Wajah Hisahilde yang memerah karena bengap, akibat dari menyelimuti dirinya sendiri dengan selimut tebal, di cuaca gerah yang masih termasuk ke dalam waktu musim panas ini, … telah banyak mengeluarkan keringat dingin. Bukan hanya itu saja, kelihatannya, … badan si pemuda berambut navy itu pun terasa bergetar dengan kuat, karena sedang menggigil kedinginan.Ingin hati memasuki kamar Hisahilde yang sekamar dengan tiga ksatria lain, termasuk di antara si ksatria dadakan kediaman ini, yakini sang tambatan hati, … Alesya malah dicegah oleh yang lain, untuk jangan sampai masuk ke dalam sana. Mereka melontarkan alasan konyol, terkait demam yang kemungkinan sa
KEPAKK! KEPAKK!Burung merpati hitam mengepak. Mengetuk-ngetukkan paruhnya ke jendela kamar sang Marchioness of Eiren, Gloriella, … dan mengagetkan sejenak si empu pemilik kamar.“Oh, Madam! Ini adalah burung merpati buatan sihir Sir Osford yang membawakan pesan!” seru Head Maid yang selalu bersama dengan Gloriella akhir-akhir ini, segera membukakan jendela dan mengambil lipatan surat yang dikaitkan di kaki merpati.“Segera bawakan itu padaku sekarang. Kemungkinan, itu adalah laporannya terkait kondisi Lord Eiren saat ini.”Sudah tujuh hari berlalu semenjak Zeind pergi ke ibukota, untuk mengunjungi sang Marquess yang masih ditahan dengan alasan mencoba melakukan pengkhianatan. Daun-daun yang mulai layu, suhu udara yang mulai terasa lembap, dan suasana yang kebanyakan didominasi oleh warna oranye kecokelatan, … jelas-jelas sudah menandakan, bahwa musim gugur yang dinanti-nantikan semua, … telah tiba juga.//”Lord Eiren mengatakan, … dia akan segera pulang dalam dua hari lagi, karena m
“Milord! Selamat datang kembali!”“Your Excellency! Anda pulang!”“Marquess, apakah Anda tahu tentang seberapa besarnya kami semua mengkhawatirkanmu!?”Seperti eloknya kelopak bunga yang masih berupa kuncup dalam memeluk dan melindungi bagian serbuk sari bunga, … semua orang yang menghuni kawasan March Eiren ini, tengah tertawa dan menangis haru bersama, dalam menyambut kepulangan orang yang datang ke kediaman ini dengan didampingi oleh Sir Zeind. Terkecuali Ray, si anak yang masih baru di lingkungan tersebut, … hanya berdiri menjauh dari kerumunan dengan perasaan yang tidak karuan, … karena didominasi oleh rasa ingin merendahkan diri.Sang Marquess, si orang yang memiliki mata merah seperti kepunyaannya Sir Hisahilde, … dan juga merupakan seorang ayah dari gadis yang dianggapnya sebagai ibu itu, … tampak menunjukkan senyumannya yang paling bahagia, kontras dengan isi pikirannya yang mengatakan hal lain.Pura-pura baik-baik saja, pura-pura tidak apa-apa, pura-pura bukan masalah besar
“Wow~ semuanya tampak sibuk! Apa akan ada acara besar di sini?” celetuk seseorang tiba-tiba, berbicara di samping anak kecil berambut merah muda salem, … seraya memandang dengan kagum para ksatria dan pelayan yang sibuk berlalu-lalang di halaman taman depan mansion Eiren. “Sebentar lagi, pesta pertunangan Lady Darissa akan segera dilaksanakan. Jadi, ….“ Si anak kecil itu, Ray, yang secara refleks menjawab pertanyaan orang di dekatnya tersebut, mendadak langsung terdiam, … begitu menyadari bahwa orang yang tak dikenalnya ini, telah memasuki kediaman Eiren dengan sesuka hati.Menengadahkan wajah, Ray menyipitkan matanya secara curiga, kemudian segera kembali bersuara. “Tunggu sebentar, Lady, … Anda siapa ya?” tanyanya heran, yang malah disahuti dengan delikan tajam.Orang itu memiliki tubuh tinggi yang bisa dibilang tidak terlalu tinggi untuk setinggi seperti ayah akuannya, Fennel. Rambutnya yang berwarna merah, terurai panjang menimpa tudung jubah hitam kebesarannya, dengan tangan y
“His Highness, the second Prince of Aethelred, … telah tiba!”Atas pengumuman dari ksatria penjaga gerbang kediaman Eiren, semua tamu undangan pesta yang datang terlebih dahulu di gelaran kenduri secara luar ruangan hari ini, … menundukkan badan mereka secara serentak, memberikan hormat kepada sang pangeran bintang kecilnya kerajaan.Di hari yang sangat spesial untuk sahabat perempuannya itulah, Lancient mematutkan diri dengan penampilan yang sangat istimewa.Dia memakai atribut formal lengkap, berupa seragam kebangsawanan tingkat tinggi yang didominasi warna kain merah dan biru, dilengkapi pita besar yang menyilang di lintangan perut dan dada, disertai dengan setengah mantel pendek biru tua di pundak sebelah kanan, … yang memiliki banyak hiasan tumpukkan kapas putih.Diikuti dengan Fennel di belakangnya, yang juga sama-sama berpenampilan menawan. Tidak memakai seragam resmi milik ksatria kerajaan, saat ini, Fennel, … justru berpakaian ala-ala putra seorang bangsawan. Rambutnya yang