Hola, happy reading and enjoy!Chapter 43Akting Seperti Bidadari Su Yenny menyeka air matanya yang terus-menerus berlinang di pipinya, perasaannya sangat hancur karena Tian sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk mendekatinya. Bagaimana bisa seorang pria begitu angkuh di depannya sementara dirinya adalah tuan putri di kediaman keluarga Bao yang merupakan mitra bisnis keluarga Li dan saat memikirkan betapa dinginnya sikap Tian terhadapnya benar-benar menyakitkan hingga dadanya seperti ditikam berkali-kali menggunakan belati."Nona, apa Anda memiliki ide?" tanya Mei.Su Yenny sesenggukan seraya menggelengkan kepalanya. "Jika aku memiliki ide, untuk apa aku menangis begini!" Mei menghela napasnya dalam-dalam lalu berjalan mondar-mandir di depan Su Yenny. "Apa mungkin dia sebenarnya punya kekasih?" Su Yenny melotot. "Jangan membuatku semakin depresi!" "Lalu apa? Bukankah sangat aneh, dia tidak pernah terlihat menggandeng perempuan mana pun di publik dari dulu." Su Yenny sudah
Hola, Happy reading and enjoy!Chapter 44Senjata Makan Tuan Ekor mata Shashi berkali-kali memastikan jika Tian belum mengangkat gelasnya, terus berharap pria itu tidak masuk ke dalam perangkap Su Yenny. Ia ingin sekali dapat menggapai pikiran Tian untuk memberitahu apa yang Su Yenny perbuat melalui telepati seperti di film-film fantasi. Meskipun itu mustahil dan membuatnya semakin frustrasi.Akhirnya ia mendekati Kai dan berbisik, "Su Yenny memasukkan sesuatu ke dalam gelas Tian. Kita harus lakukan sesuatu." Kai tidak merespons, pria itu bersikap sangat tenang dan ketika lagu yang dinyanyikannya berakhir ia kembali memilih lagu lalu menyanyikannya lagi. Barulah setelah lagu berakhir ia mendekati Tian."Kau ini membosankan sekali," gerutunya seraya duduk di samping Tian. "Aku dan Xiao Bao hampir kehabisan suara. Sekarang giliranmu dan Nona Su yang bernyanyi." "Aku tidak bisa bernyanyi," kata Tian dengan malas."Tian, lagu apa yang ingin kau nyanyikan? Biar aku pilihkan," ucap Su Ye
Chapter 45Menyingkirkan Wen Kai"Kalau tidak salah dengar di saat pesta pertunangan saya, Nyonya Tua Gu mengatakan jika Anda adalah cucunya, bukan?" tanya Su Yenny ketika berada di dalam lift yang bergerak turun bersama Shashi. Karena nenek Gu sendiri yang mengakuinya sebagai cucunya, sebenarnya Shashi bisa saja membenarkan pertanyaan Su Yenny. Tetapi, Shashi memperhitungkan kelak bisa saja keluarga Gu yang lain tidak mengenalnya dan tidak mengakuinya. Ia tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri."Sebenarnya mereka keluarga angkat saya di sini, keluarga saya berada di Henan, " jawab Shashi. "Jadi, Anda sendirian di kota ini?" "Ya, begitulah." "Saya benar-benar iri dengan kemandirian Anda, Nona Bao."Shashi tersenyum seraya menatap deretan angka di samping pintu lift. "Saya justru iri karena Anda hidup di tengah-tengah keluarga yang utuh." "Maaf, saya tidak bermaksud menyinggung Anda," kata Su Yenny. "Anda tidak menyinggung. Saya hanya bicara fakta karena jika dibandingkan deng
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 46Pria Idaman Shashi menarik tangannya dan berkata, "Mari kita ke rumah Nenek Gu." Bibir Tian mengulas senyum, tatapannya tertuju pada wajah Shashi yang merona dan terlihat gugup. "Tidak perlu terburu-buru." "Apa Anda ingin saya seduhkan teh terlebih dahulu?" tanya Shashi berusaha menutupi kegugupannya.Tian justru kembali menggenggam telapak tangan Shashi dan menatap mata wanita itu. "Aku tidak ingin teh, aku ingin berterima kasih karena kau sudah menyelamatkan aku kemarin malam.""Yang saya lakukan tidak sepadan dengan apa yang Anda berikan pada saya selama ini, Anda tidak perlu berterima kasih." "Jadi, kau beranggapan tidak berhak menerima niat baikku?" "Bukan begitu maksud saya." "Aku memaksa berterima kasih, sekarang katakan apa yang kau inginkan? Aku akan menuruti semua keinginanmu," ucap Tian dengan lembut dan meyakinkan. Shashi mengerjapkan matanya lalu menatap Tian. Keinginannya masih seperti di kehidupan sebelumnya yaitu Tian me
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 47Pria yang SalahBeberapa hari kemudian Bao Ji Yang berada di dalam ruangan praktik Dokter Spesialis Ginjal dan Hipertensi, ia baru saja menjalani beberapa prosedur untuk menjalani cuci darah. "Berapa peluangku untuk sembuh?" tanya Bao Ji Yang. Dokter He mengamati catatannya kemudian membenarkan posisi kacamatanya. "Kesehatan ginjal Anda mengalami banyak kemajuan, saya yakin Anda akan segera sehat kembali." "Kuharap kau tidak sedang menghiburku." Dokter itu tersenyum. "Di samping pengobatan yang tepat dan pola hidup sehat yang Anda terapkan sangat membantu penyembuhan, tentunya Anda juga harus memiliki motivasi yang tinggi untuk sembuh." Bao Ji Yang tersenyum masam. "Apa aku terlihat tidak bergairah untuk hidup?" "Saya tidak berani mengatakan hal seperti itu, hanya saja saya sarankan Anda lebih banyak bergerak. Olahraga yang ringan saja seperti berjalan kaki di pagi hari dan mengurangi aktivitas yang mengharuskan duduk berlama-lama." Bao
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 48Dewi Keberuntungan Konon di keluarga Bao mereka, setiap anak perempuan akan dilahirkan memiliki ciri khusus berupa tanda lahir berwarna merah berbentuk seperti burung Phoenix di tubuh mereka dan konon itu adalah kutukan leluhur mereka karena keluarga Bao nyaris kehilangan takhta kerajaan. Sang Raja terbunuh bersama ratu dan putrinya, bahkan pangeran satu-satunya yang akan kemungkinan akan menduduki takhta juga ikut terbunuh. Banyak spekulasi tentang kematian mereka, salah satunya adalah putri kedua mereka bersekongkol dengan putra kerajaan Dong Li yang ingin memperluas wilayah mereka. Namun, rumor itu segera dipatahkan setelah putri ke dua kerajaan Juzhu mengibarkan bendera perang menyerang kerajaan Dong Li. Dalam perang tersebut disebutkan jika putri ke dua berhasil membunuh pangeran kerajaan Dong Li, sayangnya setelah itu Sang Putri memilih bunuh diri setelah mengetahui kebenaran kematian ayah dan orang tuanya lalu putri yang gagah berani
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 49PapaSenin pagi saat Shashi baru keluar dari mobil dan hendak memasuki studionya, seorang pria yang mungkin berusia lima puluh tahun mengenakan setelan jas rapi mencegatnya. "Nona, bisa kita bicara sebentar?" kata orang itu. Shashi menatap pria itu dengan curiga, untungnya sekarang dirinya berada di Tiongkok bukan di Milan. Jika di Milan pasti Shashi memilih pergi tanpa meliriknya."Apa kau butuh gaun pengantin?" tanya Shashi, barangkali orang itu mencari gaun pengantin untuk putrinya.Pria itu mengangguk sopan. "Saya diutus Ayah Anda." Ayah. Jantung Shashi seolah berhenti berdetak sesaat. "Maaf, maksudmu?" "Tuan Bao meminta saya menemui Anda, dia ingin bertemu Anda. Jika Anda berkenan tentunya." Terakhir kali Kai memberikan kabar jika ayahnya sudah sadarkan diri dan dalam keadaan baik-baik saja, tidak ada kabar jika ayahnya menanyakan keberadaannya. "Apa Anda bersedia?" tanya pria itu.Shashi memeriksa jam di tangannya. "Jam berapa dia
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 50Main-main "Bawa dia ke sini," kata Tian. Shashi membelalak karena ucapan Tian. "Apa Anda kehilangan akal?" tanya Shashi sementara An mengangguk, membenarkan pertanyaan Shashi."Aku akan bersembunyi." Shashi mengerutkan alisnya, di lantai atas tidak ada tempat bersembunyi. Bahkan tidak ada lemari. Hanya ada jejeran gulungan kain, meja kerja, manekin-manekin, dan toilet.Tian tidak mungkin bersembunyi di mana pun, apa lagi dengan kondisi rekan-rekan di studionya mengetahui keberadaan Tian. Jika Tian bersembunyi, bukankah itu terlalu mencolok? Dan siapa yang menjamin jika karyawan yang lebih suka Shashi sebut sebagai tim akan diam saja. Mereka pasti akan bertanya-tanya kenapa tunangan Su Yenny justru bersembunyi. "Sebaiknya Anda pergi melalui pintu darurat." "Kau mengusirku?" tanya Tian seraya menaikkan sebelah alisnya. "Saya tidak berani. Tetapi, dengan tubuh sebesar Anda, di mana Anda akan bersembunyi?" Tian melirik kolong meja dan Shash