Share

Reward

Zean tiba-tiba mematung. Ia terlihat sangat terkejut.

Bibirku tak kuasa menahan senyum. Well, aku sudah menduganya, sih. 

Dasar kau, gadis penuh dosa!” olok si logis dalam benakku. Namun, aku abaikan.

“Zean, ayo makan. Aku sudah lapar,” ujarku lirih sambil menepuk lengannya.

Pria itu terkesiap sekilas. Sesaat, ia menatapku seperti orang linglung. 

“Lapar?” beonya lirih. Sepersekian detik kemudian, ia terkesiap lagi. 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status