Stups, jenderal Iblis yang sedang menjaga wilayah perbatasan. Tiba-tiba, dia merasakan adanya kehadiran energi sihir Alagar dan Yami yang begitu kuat.
Sosok tersebut segera mengumpulkan energi sihirnya, membuat udara di sekelilingnya bergemuruh dan berdenyut.Dengan gerakkan cepat, Stups menggenggam tangannya erat-erat, memanggil bawahannya yang setia. Dia mengaktifkan sihir pemanggilan, portal kegelapan terbuka, dan puluhan monster bersayap hitam muncul, mengeluarkan raungan menggelegar yang menandakan kesiapan mereka untuk berperang."Ikuti aku!" perintah Stups dengan suara yang dalam dan tegas, seiring dengan matanya yang menyala penuh kebencian dan keinginan untuk melindungi wilayahnya.Tanpa ragu, monster-monster itu menyusul Stups yang langsung melesat ke udara dengan kecepatan luar biasa, bergerak menuju Alagar dan Yami.***Sementara itu, Alagar dan Yami merasakan gelombang energi yang kuat datang ke arah mereka, membuat merekMelihat Alagar yang begitu tenang walau dirinya sudah bertransformasi menjadi sosok terkuat jenderal Iblis, amarah Stups semakin meluap. Ekspresi wajahnya berubah menjadi merah padam, matanya memancarkan aura kebencian yang mendalam. "Kau memang dari dulu tidak pernah berubah, selalu meremehkan kami!" seru Stups dengan nada tinggi seraya menyerang Alagar bersama klon-klonnya secara bersamaan.Para klon Stups, yang bermunculan di sekeliling Alagar, siap untuk menghujamnya dari berbagai arah. Stups dan para Klonnya mengayunkan pedang Kehancuran, menebas begitu cepat. Namun, Alagar dapat menghindari serangan dia dan klon-klonnya dengan gesit dan lincah.Boomm! Boomm! Tebasan pedang kehancuran Stups menghantam tanah, membuat retakan besar di permukaan bumi. Debu dan asap mengepul, menyelimuti tempat pertarungan yang semakin mencekam.Alagar, yang terus bergerak cepat dan sigap, mengejek Stups dengan senyuman sinis. "Apa kau benar-benar perc
Suasana hari itu mendadak terasa tegang di kota yang terletak tak jauh dari hutan Arizon. Tanpa diduga, guncangan dahsyat mengguncang seluruh kota akibat ledakan serangan bola sihir kehancuran Alagar. Getaran yang sangat kuat membuat gedung-gedung bergoyang dan kaca-kaca jendela pecah berantakan.Warga kota yang sedari tadi menikmati hari yang tenang, tiba-tiba panik dan bergegas berlarian keluar dari rumah dan bangunan. Mereka semua mengira ini adalah gempa bumi berkekuatan besar yang akan menghancurkan segalanya. Terdengar suara jeritan ketakutan dan kebingungan di antara mereka."Kenapa tiba-tiba ada gempa bumi?" teriak seorang wanita paruh baya yang berlari bersama anak-anaknya."Pihak metereologi bahkan tidak memberikan peringatan sama sekali!" sahut seorang pria yang mencoba melindungi istri dan anaknya di tengah kekacauan.Sementara itu, sekelompok remaja yang sedang berkumpul di taman kota juga terkejut dengan kejadian itu. "Apa yang seben
Verdas menatap dengan tajam kedua sosok yang keluar dari portal teleportasi. Alagar yang memegang pedang kegelapan di tangannya, tampak Aura gelap menyelimuti tubuhnya, serta kekuatan sihir kegelapan yang terasa begitu kuat, membuat Verdas merasa ada sesuatu yang familiar dengan kekuatan tersebut.Sementara itu, Yami berdiri di samping Alagar. Kehadiran Yami di pihak Alagar tentu saja membuat Verdas merasa aneh dan bingung. Mengapa sosok sehebat Yami justru berpihak pada Alagar? Apa yang mereka rencanakan? "Siapa kau sebenarnya?!" tanya Verdas dengan suara keras, mencoba memecahkan teka-teki yang melingkupi Alagar dan Yami. Ia tidak ingin mengambil keputusan gegabah yang nantinya bisa membahayakan dirinya dan pasukannya.Mendapati pertanyaan dari Verdas, Alagar hanya tersenyum penuh arti. "Dulu kau sempat akan berpihak padaku, tentu Erresira, Tuanmu tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi, sehingga dia membangkitkan mu dengan menyegel ingatan masa lalu
Verdas, yang kini telah terbebas dari segel yang mengacaukan pikirannya, tampak menunduk lesu di depan Alagar. Raut wajahnya menunjukkan penyesalan mendalam karena tindakannya sebelumnya."Maaf Tuan, saya tidak tahu kalau telah dibangkitkan kembali," ucap Verdas dengan nada sopan sambil menghela napas berat.Alagar menatap Verdas dengan tajam, matanya bagaikan elang yang siap menerkam. Ia mengangkat dagunya, memberikan perintah dengan suara tegas dan keras. "Minta bawahanmu agar berhenti menyerang Yami, kita akan mulai memburu Erresira!""Baik Tuan!" jawab Verdas patuh, dia langsung bangkit dan berlari ke arah bawahannya yang sedang melawan Yami. Dengan aura yang menakutkan, ia berteriak pada mereka agar segera menghentikan serangan.Para bawahan Verdas yang mendengar perintah itu segera menghentikan serangan mereka. Terlihat mereka tampak terkejut, namun tidak berani membantah perintah dari pemimpin mereka.Pra bawahan Verdas pun segera
Di tengah kegelapan Istana, Erresira merasakan aliran energi sihir yang kuat mendekat. Seperti gelombang yang menyapu sekeliling, energi itu berasal dari para Dewa yang terbang menuju tempatnya. Erresira yang sedang beristirahat, seketika terbangun dari tidurnya, merasakan perubahan di sekitarnya."Jadi Stups dan Verdas telah berhasil dikalahkan, kau memang tidak bisa diremehkan, Alagar Ruiz!" gumam Erresira sambil tersenyum licik, seolah menyimpan rencana jahat di balik senyumnya.Erresira segera bangkit dari tempat duduknya, langkah kakinya terasa ringan namun penuh percaya diri. Ia melangkah keluar dari istananya, ingin menyaksikan sendiri kedatangan Alagar yang akan segera tiba.Saat berjalan di koridor Istana, suara langkah kaki Erresira bergema di dinding-dinding yang megah, menciptakan atmosfer yang semakin mencekam.Di luar istananya, Erresira berdiri tegak menatap ke arah langit yang gelap, menunggu kedatangan Alagar. Angin yang
Indra memegangi dadanya yang terasa sakit akibat efek ledakan yang terjadi. Dia menatap Alagar yang masih melayang dilangit sendirian."Kekuatannya memang sungguh luar biasa, tanpanya kita semua pasti sudah dilahap Black Hole barusan," ujar Indra kagum.Para Dewa tingkat atas mengangguk setuju, kini mereka melihat sendiri betapa kuatnya Alagardan baru saja menyelamatkan mereka.Erresira yang berdiri di Istana Kegelapan, matanya memandang tajam ke arah ledakan Black Hole yang baru saja dihancurkan Alagar. Dia melihat bagaimana Alagar dengan mudah mampu melenyapkan Black Hole tersebut, membuat kemarahan menggebu dalam dadanya.Menggertakkan giginya, Erresira mengumpulkan energi sihirnya dan menggunakannya untuk memperkuat suaranya. "Kalian semua, lenyapkan mereka yang berani masuk ke dalam wilayah kita!" serunya dengan suara menggema yang meresapi setiap sudut Istana Kegelapan.Para pasukan Iblis yang berada di sekitar istana mendengar peri
Sunlong yang baru saja bergabung dengan para Dewa, membawa semangat baru bagi mereka dalam menghadapi pertempuran melawan pasukan Iblis. Kehadiran Sunlong membuat para Dewa merasa lebih kuat dan percaya diri dalam menghadapi ancaman musuh yang mengepung mereka.Sunlong, dengan kekuatannya yang luar biasa, mampu memanggil ratusan bawahannya, para kera dari Gunung Kong tempat dia terlahir. Para kera itu segera bergabung dengan barisan pasukan Dewa, menambah jumlah pasukan mereka dan juga kekuatan mereka dalam menghadapi pasukan Iblis.Melihat kehadiran Sunlong dan pasukan keranya, Dewa Indra yang baru saja pulih dari kelelahan, merasa semangatnya kembali memuncak."Aku tidak akan kalah denganmu, Sunlong!" seru Dewa Indra dengan penuh semangat, saat dia melesat ke arah pasukan Iblis yang terus menyerang mereka.Dewa Indra mengumpulkan sisa-sisa energi sihirnya dan menciptakan ratusan petir sihir khas kekuatannya yang menggelegar di langit. Petir-peti
Ketika Ares tengah berusaha keras menghindari serangan sihir bola api besar yang dilepaskan oleh Alagar, ia menyadari bahwa usahanya sia-sia. Bola api yang membesar dan semakin mendekat itu akan menghantamnya tanpa ampun. Wajah Ares memucat, matanya membelalak ketakutan, dan tubuhnya kaku tak berdaya.Namun, tiba-tiba saja sebuah black hole muncul di depan Ares, menelan sihir bola api yang membara itu. Bola api yang begitu besar dan mengerikan itu menghilang seketika, seolah tak pernah ada di sana. Ares menarik napas lega dan memandangi black hole tersebut dengan kagum dan rasa syukur.Kemudian, Ares menoleh ke belakang dan melihat Erresira, sang tuan yang telah datang menyelamatkannya. Wajah Ares terlihat terharu dan bersyukur. Ia segera terbang mendekati Erresira, lalu berlutut di depannya sebagai tanda hormat dan terima kasih."Tuan," ucap Ares dengan suara yang penuh penghormatan, "terima kasih telah menyelamatkan saya."Erresira berdiri denga