Share

2. Rencana makan malam

Tak bisa dipungkiri, Anton tak menyangka Clara akan langsung etuju untuk mengizinkan Anton menikah lagi seperti keinginan Desi, ibunya.

"Kau harus berjanji Mas, Jika tidak aku tidak mau dioperasi! Biar saja aku mati sekalian!" ancam Clara dengan wajah cemberut. Dua puluh menit lagi, Clara akan berada di ruang operasi.

"Clara kenapa kau ini? Kenapa kau malah memberi izin suamimu menikah lagi? Apa ibu mengancammu?"

"Tidak ada Mas, ini murni keinginanku juga."

"Apa kau semudah itu merelakan aku?"

"Aku juga tak rela Mas, tapi aku mohon Mas, berjanjilah kau akan menikahi wanita pilihan ibu."

"Tapi Clar.."

"Berjanjilah Mas." Clara memegang tangan Anton dengan erat. Clara bahkan menolak ketika suster akan membawanya ke ruang operasi.

"Baiklah Clara, Mas berjanji. Berjuanglah dan kembalilah sehat!" tutur Anton dengan pelan.

Clara tersenyum dan mengangguk, dan kemudian dengan senang hati menjalani operasinya.

**

Seminggu kemudian, Clara sudah kembali ke rumahnya. Ada gelak tawa disana. Sudah seminggu rumah ikutan sepi karena Clara tak ada.

"Wah, semuanya nampak bahagia ya?" tanya Desi tiba-tiba sudah datang dan berbaur dengan penghuni rumah.

Clara nampak terkejut dengan kedatangn mertuanya itu. sudah beberapa hari ini, mertuanya nampak tak lagi mengunjunginya. Walau Desi tak berkunjung, tapi para asistennya datang, bergantian menjaga Clara dirumah sakit, bahkan beberapa juga membantu mengurus keperluan rumah Clara.

"Nenek!" si kembar langsung memeluk neneknya itu. Mereka nampak bercengkrama dengan akrab.

"Kau nampak sehat Clara?" tanya Desi, setelah sekitar 30 menit menemani cucunya bermain. Sekarang mereka nampak duduk berdua ditaman samping rumah.

"Ya seperti yang ibu lihat. Dokter menyuruhku untuk tidak terlalu sering bergerak dahulu." tuturnya sambil memperlihatkan kursi roda yang sengaja Anton bawa untuknya.

"Yah, jadi bisa kita mulau saja pertemuan keluarganya malam ini? Bukankah lebih cepat akan lebih baik juga untuk kita?'

Desi mengatakan itu tanpa melirik Clara. Desi nampak mengabaikan ekspresi Clara, ndan memilih menikmati teh hangatnya.

"Aku sudah menduga ibu akan mengatakan hal itu saat datang tadi!" Clara meminum tehnya dengan pelan.

"Tentu, ibu tak bisa buang waktu. Ibu sudah memberimu 7 tahun ini Clara."

"Ya ibu benar, sudah terlalu lama ibu menunggu .maka makin baik kita mempercepatnya. Atur saja sesuka ibu, aku akan membawa mas Anton ke sana!" jawab Clara.

"Hem, baguslah."

Clara dan Desi saling diam. Keduanya menikmati tehnya masing-masing. Desi berputar dengan isi kepalanya sendiri, dengan rencana makan malamnya. Sementara Clara, memikirkan bagaimana caranya agar Anton dengan senang hati ikut dengan keinginan sang ibu.

"Baiklah, ibu pulang sekarang. Malam ini Clara, usahakan malam ini juga!" Desi mengingatkan.

"Iya bu."

**

Malamnya, Clara menunggu Anton dengan gelisah. Jam di dinding sudah menunjukkan jam 18.30, Tretapi Anton belum juga sampai ke rumah. Anak-anak sengaja Clara suruh bermain ke mall dan makan malam bersama asisten rumah tangga mereka. Anak-anak nagat ennag.

"Assalamualaikum!" sapa Anton mengagetkan Clara.

"Wa.. waalaikumsalam Ma."

"Sayang kok tidak dikursi roda lagi? Bukankah dokter menyuruhmu untuk jangan banyak bergerak dahulu." Anton bertanya dengan heran sambil melepas jas dan sepatunya.

"Aku baik-baik saja mas, sebaiknya Ma segera mandi. Kita akan pergi sekarang!"

"Pergi? Kemana?" Anton lagi-lagi kaget.

"Kerumah ibu, kita akan makan malam disana. Cepatlahlah Mas, jangan biarkan tamu kita menunggu lama." Clara menanrik tangan Anton agar bergegas masuk ke kamar mandi.

"Tamu? Siapa memangnya mereka Clara?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status