"Kamu lagi ngurus kerjaan?" tanya Reina."Ya, Bos yang mengaturnya." Maxime menjawab tanpa mengubah ekspresinya.Miris sekali. Dulu Maxime hanya perlu menilai rencana kerja orang lain, tapi sekarang dia harus membuat rencana sendiri."Mungkin sebaiknya kamu ngomong ke Joanna supaya dia bisa kasih kamu kerjaan, atau ...."Sebelum Reina menyelesaikan kalimatnya, Maxime sudah menyela lebih dulu, "Nana, mulai sekarang kita nggak ada hubungannya dengan Keluarga Sunandar. Kamu itu keluargaku."Reina tercekat.Reina tidak merasa tersentuh dan menjawab, "Alasan aku kembali ke Kabupaten Sariang adalah karena dokter bilang kondisi fisik Bu Lyann sangat buruk dan mungkin nggak bisa bertahan sampai Tahun Baru nanti. Kalau nanti akhirnya Bu Lyann meninggal, aku juga nggak akan tinggal di sini. Cepat atau lambat kita akan berpisah, kamu bukan keluargaku."Kamu bukan keluargaku ....Hati Maxime terasa pedih. Dia pikir Reina tidak lagi ingin bercerai setelah keduanya mencoba tinggal bersama, ternyata
"Anda ... Bos Max?"Sisil yang tidak yakin pun bertanya ragu-ragu.Dia pikir setidaknya pria yang dia temui ini akan berusia lebih dari lima puluh tahun karena harta kekayaannya begitu besar.Reina yang sedang duduk di dalam mobil juga tercengang mendengar pertanyaan Sisil. Bos Max?Kemudian, Reina mendengar suara pria yang lembut dari seberang, "Ya, ini aku."Suara ini persis sama dengan suara Maxime.Hanya saja nadanya sangat lembut. Meski Maxime sekarang jauh lebih lembut, dia tidak pernah menggunakan nada selembut itu.Hati Reina tiba-tiba tersentak.Dari headset, dia bisa mendengar negosiasi Sisil dan Morgan.Semua kondisi yang Sisil sebutkan bisa dipenuhi bos misterius ini tanpa ragu-ragu.Reina mengepalkan tangannya erat-erat, jantungnya berdebar kencang.Pada akhirnya, Sisil tidak tahu harus berkata apa lagi karena bos besar di hadapannya ini menyanggupi semua permintaannya."Maaf, apa aku boleh tahu nama Anda?" Sisil bertanya sesuai instruksi Reina.Morgan terdiam sesaat, lalu
Nama ibu Marshanda pun muncul, Liane Yunandar.Satu jam kemudian, Reina mendapat semua informasi yang bawahannya temukan.Sebagai figur publik, informasi Syena dapat dengan mudah diselidiki.Yang menjadi perhatian Reina adalah apa hubungan antara dia dan Treya."Lima tahun lalu, Treya bertemu ayah Syena di luar negeri. Treya jatuh cinta pada ayah Syena dan menikah. Sekarang Treya adalah ibu tiri Syena."Ibu tiri ....Reina teringat dengan perkataan Treya tadi. Dia tidak percaya kalau Treya hanyalah ibu tiri.Dia tahu betul Treya itu orang seperti apa. Dia saja bisa bertindak begitu kejam dengan putri kandungnya, masa iya dia sebaik itu pada putri tirinya?"Bagaimana dengan ibu kandungnya?" Reina bertanya."Maksudmu Liane? Ayah Syena dianggap sebagai menantu yang menumpang hidup. Saat berada di Keluarga Yunandar, dia dan Liane juga nggak akur dan bercerai lima tahun lalu. Liane hanya punya seorang putri yaitu Syena dan Liane memperlakukannya dengan sangat baik, Syena minta apa pun pasti
Maxime tidak bertanya lagi.Dia kembali ke kamar.Lusa adalah Hari Tahun Baru dan semua orang libur. Maxime tidak harus bekerja dan Riko tidak harus pergi ke sekolah.Reina membawa Maxime ke sebuah kamar kecil, "Ada yang mau kubicarakan padamu."Mereka tidak sadar kalau Riko sedang menguping di luar pintu."Ada apa?" Maxime berdiri di depannya, sosoknya yang tinggi menghalangi sebagian besar cahaya."Aku sudah pikirkan baik-baik. Ayo kita cerai."Reina tahu tindakan ini kurang bijak. Dia memang tidak seharusnya meminta cerai saat Maxime amnesia, tetapi Reina tidak mau kehilangan anaknya.Maxime terdiam untuk waktu yang lama.Reina tahu Maxime tidak mungkin langsung setuju, jadi dia menambahkan, "Sebenarnya dari dulu yang orang yang kamu suka itu bukan aku, tapi seorang artis cantik. Kalian berdua adalah cinta pertama satu sama lain.""Kalau kamu cerai sama aku sekarang, dia pasti akan terima kamu balik. Aku jamin nanti kalau ingatanmu sudah balik, kamu pasti nggak akan menyesal."Maxim
Maxime takut Ekki tidak mengerti, jadi dia menambahkan, "Aku nggak mau Nana pikir aku bohong hanya untuk menghindari gugatan cerai."Ekki langsung mengerti.Intinya adalah Reina kembali menuntut cerai ....Bos benar-benar melakukan semua yang dia bisa untuk tidak bercerai.Ekki mengeluarkan laptop yang dibawanya dan mulai menghitung. "Morgan cuma mengambil alih saham dan aset bos, nggak termasuk kewajiban. Kalau Morgan nggak bertanggung jawab atas proyek akuisisi Bos yang dulu, secara hitungan kasar setidaknya ada .... ratusan triliun."Ekki juga menunjukkan harga proyek pada Reina.Reina merasa pusing setelah membaca semuanya.Dia mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Utangnya besar sekali, berapa banyak lagu yang harus dia tulis untuk membayarnya kembali?Intinya ada pada kenapa Reina harus ikut bayar balik utang ini?Kan bukan dia yang utang."Nana, jangan khawatir, aku akan bekerja keras untuk melunasi utang ini."Bekerja keras?Hanya dengan sebagai asisten amal, kerja sampai mati pun
Maxime tertegun sejenak, lalu menjawab, "Tergantung dia salah apa. Kalau kayak kamu sih, aku nggak akan masukin dia ke penjara."Maxime 'kan punya banyak uang, dia bisa menyelesaikan masalah ini dengan uang.Riko pikir Maxime rela masuk penjara demi anaknya.Entah mengapa hati Riko terasa masam.Mereka berhenti mengobrol saat mendengar suara Reina memanggil mereka makan.Reina memperhatikan Maxime dan Riko yang berjalan beriringan dengan 'damai'.Reina jadi ingat saat Riko yang tidak pernah mau tidur dengan orang lain terakhir kali malah minta tidur dengan Maxime.Hati Reina tergerak, apa dia harus memberi tahu Maxime tentang anak mereka?Bagaimanapun, mereka adalah ayah dan anak. Riko pasti juga menginginkan seorang ayah meski dia tidak terang-terangan mengatakannya.Setelah makan malam.Reina menerima telepon dari Sisil. "Bos, cepat lihat TV. Treya sedang menari."Reina langsung kembali ke kamar dan menyalakan laptop.Dalam video tersebut, Treya mengenakan pakaian dansa yang nyaris t
Sebelum Treya sempat menyahut, Syena sudah menyela lebuh dulu."Jangan pernah begini lagi. Aku tahu kamu melakukan ini demi aku, tapi aku nggak suka kamu jadi gunjingan orang."Treya tahu Syena masih menyayanginya, jadi Treya tidak berkata lebih lanjut.Kali ini, Syena meraih lengan Treya."Ma, aku cek di internet katanya kamu juga punya seorang putri bernama Reina?"Treya tercengang.Syena bertanya lagi, "Dia menikah sama Maxime?"Ya, orang yang sangat Syena sayangi adalah Maxime. Tidak banyak orang di Kota Simaliki yang bisa menandingi pria sehebat Maxime."Aku mau kenalan sama Maxime, apa kamu bisa membantuku?"Treya bisa melihat pikiran Syena secara sekilas.Treya juga merasa bahwa hanya Syena yang layak bagi Maxime."Mama sudah lama nggak ketemu dia, tapi kalau kamu mau, Mama pasti bantu."Treya yakin kalau Maxime saja bisa punya perasaan pada Reina, dia pasti bisa jatuh cinta pada Syena. Wajah kedua putrinya ini terbilang mirip dan Syena jauh lebih baik dari Reina.Waktu itu, Tre
Siang itu Maxime pergi keluar, katanya ada kerjaan.Reina menatap Joanna yang sedang duduk dengan angkuh di sofa, Reina pun mencibir, "Kamu yang buang Maxime ke sini, apa hakmu menilai bagaimana aku merawatnya? Aku nggak membiarkan dia mati kelaparan atau mati kedinginan, aku sudah memenuhi kewajibanku sebagai istri."Joanna yang ditegur balik pun terdiam.Setelah beberapa saat, Joanna berdiri dan melihat sekeliling. "Di mana Max? Aku akan membawanya pulang sekarang."Sekarang Morgan telah mengambil kendali perusahaan, semua saham serta aset telah dialihkan, Joanna tidak khawatir para senior atau pun junior di perusahaan akan merampas fondasi yang telah dibangun dengan susah payah oleh Maxime.Sekarang, sudah waktunya membawa Maxime pulang."Aku nggak akan pulang."Tiba-tiba terdengar sebuah suara di pintu.Entah sejak kapan Maxime pulang. Saat ini dia mengenakan jas hitam dan berdiri di depan pintu. Matanya hitam legam dan tidak terlihat keanehan pada dirinya.Joanna tidak pernah memb