Share

21. Percayalah 2

Daffa tahu itu hanya alasan. Namun ia tidak bisa menebak apa yang telah dilakukan oleh istrinya di luar selama dua jam. Apa yang direncanakan Rinjani. Semoga bukan perpisahan.

"Mas mau ke toilet, Rin." Daffa meringis menahan sakit di perutnya ketika hendak bangun. Sialan, dua orang tadi menyerang tanpa memberinya kesempatan untuk membela diri.

"Kuambilin pispot." Rinjani beranjak ke kamar mandi. Memapah Daffa pun rasanya tidak kuat kalau sendirian.

"Bisa kan sendiri?" tanya Rinjani sambil meletakkan pispot dan tisu di ranjang Daffa.

"Boleh dibantu?"

Sejenak keduanya saling pandang. Kemudian Rinjani membantu Daffa duduk. "Nggak usah manja. Mulai sekarang harus dibiasakan semua sendirian," ujar Rinjani.

Rasa hendak buang air kecil mendadak sirna saat Daffa mendengar ucapan istrinya. Apa maksudnya?

"Aku tungguin." Rinjani duduk membelakangi suaminya. Namun ia dikejutkan oleh rangkulan yang mengunci pergerakannya. "Kita nggak akan berpisah." Embusan nafas Daffa hangat terasa menyapu teng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
istriyangdisyng
cerita ba lis diawal pasti nangis bombay
goodnovel comment avatar
Ani Maryani
penyesalan slalu datang di akhir Mas Daffa,,,dan tidak mudah memaafkan persekingkuhan
goodnovel comment avatar
Evy Noermawati
mau ke Malang atau ke Jogja dokter Rin? Di Malang ada om Ble , di Jogja ada dokter Angkasa. ... Biarlah Daffa menyesal...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status