"Roni, kamu harus lihat ini, ibu ngga nyangka kalau ternyata istri kamu itu ada main sama laki laki lain dibelakang kamu, keliatannya aja baik tapi ternyata..." ucap Fatimah seraya memberikan beberapa lembar foto pada Roni. Kali ini Fatimah yakin jika Roni akan marah dengan Zahra.
Perlahan Roni meraih foto itu dan matanya melebar setelah ia melihat gambar apa yang ada dihadapannya saat ini. Namun Roni masih berusaha menahan amarahnya karena ia belum mendengar jawaban dari Zahra sendiri. Sebagai suami Roni mencoba untuk selalu percaya dengan Zahra, dan selalu ingin mendengar jawaban langsung setiap masalah yang ada diantaranya."Jadi ibu nyuruh aku pulang cuma buat ini? ibu ibu, mungkin ini cuma salah faham bu, atau mungkin cuma foto editan, aku percaya kok sama istriku, dia ngga mungkin berbuat hal seperti ini," jawab Roni yang membuat Fatimah terbelalak, karena jawaban Roni ternyata tak sesuai harapannya."Roni Roni udah jelas jelas dia selingkuh, ada buktinya, tapi kenapa kamu masih terus belain dia sih? Kamu ini jangan terlalu bodoh dong, jangan terlalu percaya, kalau kamu seperti ini Zahra akan dengan mudah macem macem dibelakang kamu.""Udah lah bu, aku capek, aku mau istirahat dulu ya," ucap Roni yang kini meninggalkan tempat dan memasuki ruang kamarnya."Roni Roni kenapa susah banget sih buat misahin kamu dari istri ngga berguna itu?" gumam Fatimah setelah kepergian Roni.Sebenarnya saat ini Roni terfikir akan foto mesra yang diberikan Fatimah padanya, kembali kini Roni memperhatikan foto yang masih ada digenggamannya itu."Apa ini beneran? Tapi aku ngga mau mikir yang aneh aneh dulu sebelum aku denger jawaban dari Zahra sendiri," gumam Roni seraya melepas pakaian kantornya.Beberapa menit kemudian."Mas, kamu udah pulang?""Kamu dari mana?""Dari pasar mas, tadi abis anter tas ke rumah temen ibu, aku langsung pergi ke pasar, maaf ya mas aku pulang telat.""Ngga papa. Zahra, aku mau tanya sesuatu, apa kamu bisa jelasin apa maksut semua ini?" Tanya Roni seraya memberikan foto foto tersebut pada Zahra, melihat itu membuat Zahra terbelalak."Ini apa sih mas? Kamu dapet foto ini dari mana?""Dari ibu.""Mas, aku bisa jelasin soal ini, laki laki ini adalah anak dari temen ibu yang tasnya aku anterin tadi, semua ini ngga seperti yang kamu lihat mas, kejadian sebenernya adalah laki laki ini tadi sakit, dan mau jatuh jadi aku spontan tolongin dia, udah itu aja ga lebih," jawab Zahra yang membuat Roni terdiam."Dan kenapa ibu bisa dapet gambar itu mas? Berarti ini sebuah rencana. Apa jangan jangan?""Jangan jangan apa?""Jangan jangan ini rencana ibu lagi, yang sengaja nyuruh laki laki itu buat jalanin rencananya, biar kamu marah sama aku dan kamu ninggalin aku, masalahnya ngga biasanya ibu nyuruh aku anter bareng kerumah temennya kaya tadi. Tapi aku ngga tau juga sih mas, aku takut aku salah, aku ga mau zudzon sama ibu. udahlah biarin aja ya, yang terpenting kamu tetep percaya sama aku kan? Kalau aku ngga akan mungkin macem macem dari kamu mas," ucap Zahra yang membuat Roni menghela nafas."Iya sayang, aku percaya sama kamu kok," jawab Roni yang membuat Zahra tersenyum.Bagaimana tidak percaya dengan ucapan Zahra, toh memang nyatanya Fatimah sangat membenci Zahra, jadi mungkin saja jika itu memang terjadi. Dan bahagianya adalah saat dimana sang suami sepenuhnya percaya pada semua ucapan istri. Karena kunci sebuah hubungan adalah adanya rasa saling percaya, jika itu tidak ditanamkan jangan harap hubungan itu akan berjalan.••••"Hay tante," sapa Jesika kala kini bertamu kerumah Roni."Hay Jes, kok ga bilang kalau mau datang?" sambutnya dengan sambutan hangat."Ngga ada rencana sih tan, tapi tib atiba aja aku pengen kesini, oiya aku bawain ini buat tante, tadi aku ngga sengaja lewat, jadi sekalian aja aku beliin ini buat tante, tante suka?""Wah suka banget, ini bagus banget, makasih ya Jes, kamu baik banget, yaudah duduk dulu ya, tante panggil Roni dulu," ucap Fatimah yang kini berlalu."Ron, Roni," panggil Fatimah mengetuk pintu ruang kerja Roni."Masuk bu."Mendengar jawaban itu membuat Fatimah kini membuka pintu."Ada apa bu?""Ron ada Jesika tuh dibawah," ucap Fatimah yang membuat pandangan Roni kini berpaling dari layar labtopnya."Jesika? Mau ngapain sih bu? Ibu aja deh yang nemuin, aku lagi sibuk banyak kerjaan.""Jangan gitu dong Ron, temui sebentar ya, kasihan lo Jesika," paksa Fatimah yang membuat Roni menghela nafas."Yaudah aku temuin deh," ucap Roni yang membuat Fatimah kini tersenyum.Ia berharap ini adalah awal yang baik untuk Roni dan Jesika."Ada apa?" Tanya Roni kala kini menemui Jesika diruang tamu.Mendengar suara itu membuat Jesika seketika menoleh, kali ini penampilannya sangat cantik, wajah yang dipoles dengan make up tipis itu tampak begitu mempesona."Hay Ron." Sapa Jesika dengan ekspresi wajah bahagia."Langsung aja deh ada perlu apa kamu mau ketemu saya? Karena saya lagi sibuk saya harus kembali dengan kerjaan saya.""Sabar dong Ron, baru juga kamu dateng, duduk dulu ya aku mau bicara sama kamu," pinta Jesika yang membuat Roni akhirnya terpaksa duduk."Jadi gini, aku bermaksut mau buat hotel di Surabaya, tapi aku ngga tau tuh tempat yang strategis buat hotel aku nanti dimana, apa aku bisa minta tolong sama kamu? Please ya tolongin aku, kan kamu pakarnya properti jadi aku percaya banget sama kamu kalau kamu pasti bisa," ucap Jesika yang membuat Roni berfikir.Ia hanya ingin memastikan jika ini bukan sebagian dari rencananya, rencana buruk atas hubungannya dengan Zahra. Ya karena bisa dilihat Jesika adalah wanita yang memang mencintai Roni, walau hadirnya hanya karena sebuah perjodohan, itupun bertepuk sebelah tangan."Gimana Ron? Kamu bisa bantu aku kan?" tanya Jesika kembali, yang akhirnya membuat Roni mengangguk."Oke, saya bantu," jawab Roni yang membuat Jesika tersenyum.Ya tersenyum puas karna langkah awal dalam rencananya berjalan mulus."Tapi saya mau bantu kamu cuma karena provesionalitas saya saja ya, bukan karena yang lain, jadi kalau kamu berfikir yang aneh aneh. Kamu salah.""Iya Ron, aku ngerti kok. Makasih banyak ya Ron, yaudah aku pulang, besok aku akan datang ke kantor kamu buat bicarain proyek kita ini.""Ya, setelah saya selesai meeting kamu bisa langsung keruangan saya.""Oke, yaudah aku pamit ya, by Ron," ucap Jesika yang membuat Roni mengangguk, kini Jesika pun meninggalkan rumah Roni.••••"Jadi Jesika mau kamu yang pegang pembangunan hotelnya di Surabaya?""Iya sayang, aku terima kerjaan itu bukan karena apa apa, aku hanya ingin provesional aja dalam bekerja, jadi aku harap kamu ngerti ya, karena aku ngga akan mecem macem dan ngga akan aneh aneh. Makanya sebelum kerjaan ini berjalan aku ngomong dulu sama kamu, karena nantinya mungkin aku akan lebih banyak buat keluar bareng dia ke Surabaya, ya untuk urusan proyek itu," jawab Roni yang membuat Zahra terdiam.Langkahnya sedikit menjauh, ia berfikir dan mencoba meyakinkan hatinya jika tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan setelah ini."Iya mas, aku percaya sama kamu, aku cuma pesen hati hati ya mas, hati hati untuk semuanya, termasuk hati hati juga dalam menghadapi Jesika.""Iya sayang aku ngerti, makasih ya, yang terpenting kamu bisa percaya sama aku, itu udah buat aku tenang," jawab Roni yang membuat istri mungilnya itu tersenyum bahagia.Belum selesai Roni dam Zahra
"Sayang, tadi aku ketemu sama Aliya, ngga nyangka banget setelah sekian lama aku ngga ketemu dia, akhirnya aku bisa ketemu sama dia lagi," ucap Roni yang membuat Zahra mengerutkan dahi dan seketika terdiam.Ia berusaha untuk mengingat siapa wanita dibalik nama Aliya itu, namanya terdengar tak asing, bahkan gambaran wajahnya pun masih ia ingat sampai sekarang."Aliya?""Iya, Aliya itu sahabat SMA aku," jawab Roni tersenyum.Namun kabar itu justru tak membuat Zahra bahagia, entah apa yang kali ini ada difikirannya, rasanya ke khawatiran mulai melanda saat ia kembali mendengar nama Aliya ditelinganya."Kenapa dia harus kembali?" Batin Zahra dengan pandangan merenung.Kini ingatannya kembali pada beberapa belas tahun yang lalu, saat dimana masa SMA yang sedang mereka jalani.Kala itu Zahra tidaklah satu sekolah dengan Roni dan Aliya. Namun antara Zahra dan Aliya berhubungan sahabat sangat dekat, saat itu banyak sekali cerita
Pagi ini, Zahra memulai aktifitasnya didapur, karna hari ini ART nya sedang cuti pulang kampung. Namun bukan hal baru bagi Zahra jika harus memasak untuk sarapan pagi suaminya, pasalnya ada ART sekali pun selalu ia yang menyiapkan sarapan khusus untuk Roni. Dengan gerak lincah dan luwes kini Zahra beradu dengan alat alat memasaknya, memasak dengan sepenuh hati, karena baginya selain bumbu yang melezatkan makanan, tapi juga perasaan iklas dan bahagianya yang akan membuat masakan itu lebih terasa nikmat."Kamu lebih pantas seperti ini."Tiba tiba terdengar suara itu di dekatnya, yang membuat aktifitas tangan Zahra seketika terhenti dan dengan cepat menoleh, ia terkejut setelah ia dapati Fatimah yang saat ini sedang terfokus memperhatikannya."Ibu.""Ibu lebih suka lihat kamu seperti ini, dari pada kamu yang jadi istri Roni tapi ngga berguna," celetuk Fatimah yang membuat nafas Zahra hampir terhenti.Dipagi buta ini, ia sudah mendapat serang
Disebuah cafe, dibawah gemericik air hujan, kini Fatimah dan Jesika mengatur rencana untuk kembali menjauhkan Roni dengan Zahra. Tak pernah jera dan tak pernah bosan untuk melakukan hal itu, karna bagi mereka berpisahnya suami istri tersebut akan membuatnya bahagia."Jadi, mungkin kamu bisa percepat proyek kamu dengan Roni di Surabaya, dan disana kamu bisa jalani rencana kita ini," ucap Fatimah yang membuat Jesika kini tersenyum."Oke, aku akan jalani rencana ini dengan cantik, makasih ya tante, tante udah izinin Roni buat aku.""Iya sayang, tante seneng kalau nanti kalian menikah."Begitulah sepenggal kalimat yang diucapkan Jesika dan Fatimah.••••"Mas, kamu cobain deh kue buatan aku," ucap Zahra yang kini menaruh sepiring kue berwarna hijau dihadapan Roni."Oke, aku cobain ya.""Hem, ini enak banget sayang," ujar Roni setelah merasakan rasa dari kue tersebut."Beneran mas?""Iya beneran. Kam
"Wah, kamu hebat ya Ron, bisa punya perusahaan sebesar ini, dan ini ruangan kamu? gede banget, bagus lagi," ucap Aliya kala kini ia memasuki sebuah gedung bertingkat bersama Roni.Pandangannya tak terhenti memandang tiap sudut ruangan megah ini. Ini adalah pertama kalinya Aliya saksikan tempat yang sama seperti tempat dimana para aktris atau aktor bersyuting ftv."Tapi maaf ya Al, aku cuma bisa bantu ini ke kamu.""Ngga papa Ron, ini udah lebih dari cukup kok, kan kamu udah bantu aku banyak."Ditengah tengah percakapannya, tiba tiba terdengar seseorang mengetuk pintu."Masuk," ucap Roni yang membuat pintu kini perlahan terbuka.Tampak seorang wanita berjalan bak model memasuki ruangan, ternyata dia adalah Jesika. Pandangan Aliya tak terhenti memperhatikan betapa cantiknya wanita bertubuh ideal ini berpenampilan."Hem, Al kamu silahkan mulai kerja ya, kalau ada yang perlu ditanyain kamu temui Dian, dia senior kamu."
"Aku minta maaf ya mas, tadi malem aku udah buat mood kamu berantakan. Sebenernya aku ngga ada maksut apa apa, aku cuma...""Udahlah Ra, aku lagi ngga mau bahas hal itu sekarang. Hari ini dan beberapa hari kedepan, aku berangkat ke Surabaya, kamu hati hati ya dirumah.""Iya mas, kamu juga hati hati ya mas disana, aku akan selalu doain kamu, semoga kerjaan kamu lancar. Jaga diri baik baik ya mas, jangan lupa sholat dan jangan telat makan.""Iya sayang makasih ya, yaudah aku berangkat dulu, assalamualaikum.""Walaikum salam.""Hati hati ya Ron, semoga kamu senang disana," sambar Fatimah dengan sumringah.Ya, wajahnya tampak bahagia karena ia kembali teringat akan rencananya, dan ia memastikan jika rencananya kali ini akan berjalan dengan indah.Setelah kepergian Roni pagi ini, suasana seketika menjadi sunyi, hening dan seperti ada yang hilang. Ya mungkin karena Roni pergi untuk beberapa hari kedepan."Sepi banget
"Assalamualikum mas, kamu udah makan belum? Jangan lupa makan ya mas, aku ngga mau kamu sakit.""Iya sayang, udah kok aku udah makan, kamu sendiri udah makan?""Udah kok.""Zahra, kamu yang sabar ya. Saat aku ngga ada mungkin ibu lebih leluasa buat marahin kamu, tapi aku minta kamu harus sabar, teruslah berbuat baik dan terus lah peduli sama ibu, lama lama hati ibu pasti luluh kok," ucap Roni yang membuat ekspresi wajah Zahra seketika berubah.Pasalnya baru saja ia kembali mendengar sebuah kata kata menyayat hati yang kembali terlontar dari bibirnya."Istri ngga berguna, mandul dan selalu buat susah, kenapa sih Roni selalu membela mu? Memang ya, cinta itu benar benar membuat sesorang menjadi bodoh."Sekiranya begitulah sepatah kalimat yang telah membuat hati Zahra terluka."Sayang, kamu kenapa? Kamu ngga papa kan?" Tanya Roni yang membuat lamunan Zahra kini terbuyar."Ngga papa kok mas, iya aku pasti sabar kok m
"Kamu urus semuanya, saya harus pulang sekarang.""Baik pak, tapi apa tidak sebaiknya pulang besok saja pak? karena hari sudah petang," ucap laki laki itu dengan sopan."Tidak perlu saya ingin pulang sekarang, yasudah saya permisi."Tak menunggu lama kini Roni pun meninggalkan tempat, ia tak sanggup jika harus tinggal lebih lama lagi ditempat ini, tempat yang meninggalkan sebuah kenangan buruk.Dapat menikmati tubuh wanita cantik, dengan body bak gitar spayol itu rupanya tak membuat Roni bahagia, justru kini ingatannya terpenuhi dengan gambar Zahra, karena ia merasa bersalah telah melakukan yang tak seharusnya ia lakukan.Jujur tubuh Jesika memang lebih menggoda dibandingkan dengan Zahra. Namun kembali lagi dengan hati, karena hati Roni tetaplah untuk Zahra seorang."Aku bener bener bodoh? Kenapa aku terima minuman itu? Dan sekarang... Oh Zahra, aku minta maaf sayang, aku sudah menghianatimu," batin Roni dengan pandangan mata nan