Share

Selamatkan Bram

Melihat Zanna terbaring lemah di ranjang rawat, aku seperti dilempar ke masa lalu. Saat di mana aku terpuruk dalam penyesalan. Langkahku gemetar. Ketika hampir mendekat, kaki nyaris kehilangan keseimbangan, aku mencengkeram pinggir ranjang.

Arkana sigap mengeser kursi untuk aku duduk. "Kamu gak apa-apa, Al?" 

"Aku takut, Kan. Aku trauma liat Anya kayak gini. Ini gara-gara aku marah sama Anya tadi malam. Salah aku." Tangisku tumpah.

"Gak, Al. Aku yang salah. Tadi aku gak jadi ke kantor. Aku malah pulang dan marah-marah sama Anya karena udah lancang bajak HP aku."

Ini andil kami berdua! Zanna pasti merasa terguncang dua kali. Kami berdua memiliki arti yang sangat penting baginya. Kebodohan apa lagi ini? 

Aku meremas tangan Zanna. "Maaf, Nya. Aku gak akan pernah bisa melihat kamu kayak gini." 

Arkana duduk dengan wajah gelisah. Aku mengernyit. Lelaki ini mencemaskan keadaan Zanna atau hanya peduli pada nasib darah dagingnya saja?

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status