Share

Teguran Baskoro

“Aku melihat cinta di matanya.”

Aku berdecak kesal. Tak ingin kutanggapi ucapannya yang ngelanturke mana-mana. Rena sudah bertunangan, dan itu sudah cukup sebagai bukti bahwadi antara aku dengannya tidak memiliki hubungan apa-apa.

“Dia menyukai Abang,” ucapnya lagi.

“Jangan ngawur, dan jangan mengada-ada.”

Aku berdiri, lalu menyingkir dari hadapannya. Sakit dikepalaku saja belum reda, Shanti sudah menambahkannya lagi masalah yang lainnya.

“Abang, tolong pertemuan aku dengannya. Setelah itu, akuakan pergi dari sini.”

Shanti mengikutiku sampai ke kamar. Aku mengenyakkan bokong untuksekadar duduk mendengarkan ocehannya yang tak penting.

“Kalau kamu sudah bertemu dengannya, apa yang akan kamulakukan? Dia, Rena tidak selevel dengan kita, Shanti. Aku tak mungkinmenyuruhnya meluangkan waktu hanya untuk mendengarkan ocehan kamu yang gakpenting itu.”

“Aku gak penting. Iya, benar sekali. Setelah satu kesalahan fatal yang aku lakukan, semuanya seakan tidak ada yang penting lagi bagi Abang. Aku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status