Share

48. Rumah Untuk Marissa

"Tidak, Pa. Aku ada keperluan sebentar. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan Marissa," dusta Naren pada ayahnya.

Pria itu meninggalkan begitu saja ayahnya yang berdiri penuh dengan tanya itu. Tak ada yang bisa dia lakukan selain menghindar. Sembari menuju mobilnya, Naren merogoh ponsel dalam sakunya. Dia segera menempelkan benda pipih itu ke telinga.

"Aku segera datang." Kalimat itu begitu jelas Naren ucapkan. Hal yang begitu serius itu membuat Tuan Baruna menjadi bingung. Sudah ada kecurigaan di dalam hatinya selama ini, tapi tak dia ungkapkan karena merasa tak ingin membuat keadaan menjadi keruh. Namun, kali ini rasanya sangat berbeda. Ada hal yang begitu mengganjal di dalam hatinya dan itu terasa sangat nyata.

"Rissa, aku tak bisa ikut denganmu ke hotel. Aku yakin Papa akan meminta seseorang untuk mengikutiku. Aku begitu ceroboh karena bergegas keluar setelah kamu pergi keluar," jelas Naren.

Marissa yang mengemudi dalam keadaan yang cukup k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status