Share

55. Dia Bersamaku

 “Kita nginap di hotel saja.” Kami berdiri, akan beranjak dari Patung Jelawat.

“Sekarang, Pak?”

“Iya. Aku mau kamu nyaman selama persiapan.”

“Apa Bapak juga tau kalau di rumah Ibu ada …?”

 Diusapnya pucuk kepalaku. “Jangan panggil Bapak, nanti orang kira aku bapakmu.”

Meringis, aku tersenyum geli. “Baik. Akan saya coba. Mas atau Bang …?”

“Calvin saja. Anggap kita seumuran.”

Telapak tangan cepat menutup mulut. Aku hampir menyemburkan tawa.

“Apa aku kelihatan tua?” Langkahnya terhenti, menoleh padaku minta dilihat.

“Oh, enggak. Bapak, eh Calvin masih kayak umur 25-an, kok.” Aku membulatkan jari telunjuk dan jempol. Ini jujur, bukan sekadar memuji.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status