Share

Episode 07

Gebbie berpikir, Joshua sudah tau masalahnya.

"Apa masalahmu?" Tanya Joshua.

"Aku tidak semenawan para pria di bar ini?" Ucap Gebbie.

"Kau mendiskriminasi berdasarkan penampilan seseorang." Ucap Joshua.

"Seharusnya aku tidak mendengar itu darimu, lihat semua orang disini, semua orang disini tampan!" Teriak Gebbie marah.

"Lalu kenapa? Kita akan mencari orang yang lebih cantik dan lebih tampan lagi." Kata Joshua.

"Kenapa kau bilang aku mendiskriminasi berdasarkan penampilan orang?" Keluh Gebbie.

"Jika seorang pria tampan dia kasar, lalu jika seorang pria jelek dia baik, itu kau menilai seseorang dari penampilannya." Kata Joshua.

"Menurutmu ini salah siapa?" Kata Gebbie.

Gebbie dalam keadaan mabuk menceritakan semuanya pada Joshua si pelayan Bar yang juga sudah menganggap Gebbie seperti adiknya sendiri.

"Kau tidak bisa menangis, bukan? Rasa alkoholnya juga enak, bukan? Lupakan saja si brengsek itu, dia bahkan tidak layak untukmu, atau kau masih sangat muda." Kata Joshua.

"Apa yang kau tahu? Mereka berbicara banyak soal cinta, memang apa yang mereka tahu soal cinta?" Kata Gebbie kesal.

Joshua akhirnya membiarkan Gebbie minum dan setelah itu ia membawa Gebbie ke dalam taxi dan ia memastikan agar Gebbie tak terbentur pintu mobil.

"Awas kepalamu." Kata Joshua.

Lalu Joshua mengatakan ia akan menghubunginya nanti.

"Nanti kakak telepon, ya?" Kata joshua.

Joshua meminta sopir agar mengantarkan Gebbie dengan selamat sampai di rumahnya.

"Tolong antar dia pulang dengan selamat ke alamat yang aku berikan itu." Pinta Joshua pada sopir taxi.

Gebbie akhirnya turun dari taxi dan langsung muntah di depan tokoh.

"Ah sial, kau menjijikkan sekali." Kata sopir taxi sebelum ia melaju pergi.

"Maafkan aku." Kata Gebbie.

Gebbie hanya bisa meminta maaf pada sopir taksi sambil menundukkan wajahnya.

Joy sedang sibuk memakai baju training lalu ia melihat sesuatu di sepatunya dan ia langsung membersihkannya dan memastikan sepatunya benar-benar sudah bersih. Kemudian pergi keluar untuk berolahraga, dan saat ia sedang berlari-lari kecil, ia lalu melewati sebuah toko dan ia berpikir bagus dengan background di belakangnya. Kemudian ia mengeluarkan ponselnya lalu mengambil beberapa foto Selfi di depan toko tersebut.

Gebbie yang entah datang dari mana sambil jalan sempoyongan dan setengah sadar tiba-tiba muntah di depan toko itu dan Joy tak menyadari kehadiran Gebbie karena ia sibuk mengambil foto Selfi. Gebbie segera mengambil air dan menyiram muntahnya.

"Ini sangat memalukan bagi lingkungan, Mengapa aku minum begitu banyak? Aku muak dengan ini, sial!" Ucap Gebbie kesal sembari membersihkan muntahnya.

Saat itu Rey tersadar ada air mengalir di kakinya. Wajahnya panik dan langsung mengangkat kakinya dan melepaskan sepatunya. Gebbie tidak melihat ke depan dan ia langsung menabrak Rey. Rey akhirnya kehilangan keseimbangan dan langsung terjatuh.

"Maafkan aku!" Gebbie langsung meminta maaf.

"Jangan mendekat! Minggir! Singkirkan itu!" Teriak Rey.

Rey menatap panik menatap tangannya yang memegang air lalu celananya pun basah.

"Menjijikan! Kotor sekali!" Kata Rey.

Gebbie hanya melongo binggung.

"Ini gila!" Keluh Rey.

Rey berlari dan melepaskan kaos kakinya dan langsung membuangnya.

"Astaga kaos kakiku! Menjijikan! Ini menjijikkan! Astaga!!! Sial!!" Kata Rey sambil berlari.

Sesudah membersihkan diri, Rey pergi ke bandara hendak pergi ke Polandia.

Rey sedang duduk di ruang tunggu bandara dan tangannya sibuk mengotak-atik ponselnya, kemudian ia merasakan ada seseorang yang sedang menatapnya. Ternyata itu adalah seorang wanita terus menatapnya karena wajahnya yang tampan dan ia berpura-pura tidak peduli. Rey hanya bisa mengeluh sambil berbicara dengan seseorang di telfon.

"30 menit...tidak, aku akan kesana dalam 20 menit." Ucap seseorang yang di telfon oleh Rey.

"Lupakan soal kontrak itu." Ucap Rey marah lalu menutup telponnya.

Saat itu, si wanita mulai terang-terangan menatap Rey padahal di sebelahnya ada seorang pria duduk dan itu adalah pacarnya.

"Maka aku akan kesana dalam 10 menit." Ucap pria itu menelepon Rey kembali.

"Baiklah, aku memberimu waktu 15 menit." Gr Rey .

Pria yang di telfon menjadi bingung, "kenapa menjadi lebih lama." Katanya.

"Aku menemukan sesuatu yang menarik disini." Kata Rey seperti memiliki rahasia

Tidak lama kemudian, si pria akhirnya pamit pada si wanita itu untuk pergi ke toilet.

"Sayang, aku pergi ke toilet dulu." Kata si pria

"Baiklah." Ucap si wanita.

Si wanita pun akhirnya duduk sendirian. Rey akhirnya berjalan menghampiri so wanita, sementara si wanita berpura-pura acuh tak acuh.

"Permisi, apa pria yang tadi itu pacarmu?" Tanya Rey.

"Apa?" Ucap si wanita kaget.

"Kenapa kau terus saja menatap aku?" Kata Rey.

Si wanita lalu meminta maaf pada Rey sebelum akhirnya ia berbicara.

"Tidak! Dia hanya temanku saja." Kata si wanita.

Rey dengan wajah tampannya pun meminta pada si wanita agar memberikan nomor teleponnya.

"Kalau begitu, bisa kau berikan nomor teleponmu?" Gombal Rey.

Si wanita lalu menuliskan nomornya pada selembar kertas.

Kemudian, Rey akhirnya pergi ke toilet dan melihat si pria pacar wanita itu sedang mencuci tangan, Rey lalu memberikan pria itu selembar tissue untuk mengeringkan tangannya.

"Terima kasih." Ucap pria itu agak sedikit kebingungan.

"Sama-sama." Jawab Rey.

"Tunggu, kurasa kamu menulis sesuatu di sini." Kata pria itu.

Rey lalu mengakui kalau ada seorang wanita yang memberikan nomornya, namun wanita itu bukan tipenya.

"Seorang wanita memberikan nomornya, tapi dia bukan tipeku." Ucap Rey.

Si pria lalu melihat nama wanita itu dan menjadi marah. Lalu Rey keluar dari bandara dengan menggunakan kacamata hitam dan juga kopernya dan temannya pun datang dengan wajah bahagia.

"Tepat waktu kan?" Katanya.

Lalu Mike memasukkan semua barangnya dalam bagasi dan masuk ke dalam mobil.

"Kau mau kemana?" Atau kau baru tiba?" Tanyanya.

"Tadinya aku mau pergi, namun batal karena sesuatu hal." Jawab Rey santai.

"Ngomong-ngomong hal menarik apa yang tadi kau bicarakan?" Tanya temannya penasaran.

Rey lalu menunjukkan sepasang kekasih yang sedang bertengkar hebat di sebelah mobil mereka.

"Sayang, dengarkan aku dulu." Kata si wanita sambil menangis.

"Lepaskan aku! Kita putus!" Bentak si pria.

"Astaga apa yang baru saja kau lakukan?" Temannya melongo.

"Beraninya dia." Ucap Rey.

"Apa maksudmu?" Tanya temannya.

"Sudah jalan saja." Kata Rey.

Rey dan temannya Pergi ke salah satu Bar untuk berpesta dengan teman-temannya. Rey mengatakan pada temannya bahwa ia akan menghancurkan acara pernikahan kakeknya.

"Calon nenek baruku dan ibuku seumuran dan dalam situasi ini, aku bisa-bisa punya paman yang lebih muda dariku." Kata Rey.

"Wow, pasti susah membuat pohon keluarganya." Kata temannya.

"Apa kakek meremehkan aku? Kenapa rasanya dia tak peduli dengan apa yang aku pikirkan? Hey, aku seharusnya tidak diam dan tak lakukan apapun, kan?" Kata Rey pada beberapa temanya.

"Lalu apa yang akan kau lakukan? Pernikahannya sebentar lagi." Ucap temannya.

Bersambung...👉

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status