Share

62. Amarah Arman

Setelah 25 th

Ketika mendengar teriakan dari arah depan, dengan penuh rasa ingin tahu aku bersama Mutia langsung menghampiri asal suara.

Tak pernah aku sangka kalau sekarang Arman yang datang sambil berteriak lantang dengan wajah kemerahan menampakkan amarah.

Melihatnya emosional aku menjadi ragu untuk mendekat lagi, meski pria bertubuh agak bongsor dengan perutnya yang kian membuncit itu mulai menyadari keberadaanku bersama Mutia.

Ketika menangkap kemunculanku dengan sorot matanya yang tajam, Arman sendiri yang langsung menyonsongku saat aku sudah menghentikan langkah.

"Kenapa kamu membuat keributan di rumahku?" sergahku tak nyaman pada adik iparku yang sedang dikukung amarah tanpa aku tahu apa sebabnya.

Aku sedikit terkejut karena Arman mengetahui keberadaan rumahku, padahal dia benar-benar mengabaikan pemberitahuan dari Mas Mirza tentang kepindahan kami dari rumah lama.

Tak ada satupun dari saudara iparku yang datang, baik saat kami akan pindah rumah atau setelah aku melahirkan.

Me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status