Mentari sudah berada di kampusnya sekarang. Dia berjalan menuju kelasnya.
"Mentari..." panggil seseorang.
Membuat Mentari berhenti dan menoleh ke balakang, untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"Mentari, lo Mentari kan?" Tanya orang itu.
Mentari menganggukan kepalanya.
"Bisa ngomong bentar nggak?" Minta orang itu ke Mentari.
Mentari mengerut kan keningnya bingung, tumben ada yang mau bicara denganya.
"Bisa.." ujar Mentari menyetujui.
Orang itu mengajak Mentari untuk duduk di taman kampus. Mereka duduk di salah satu kursi yang ada di sana.
"Oh ya, sebelumnya kenalin nama gue Marlin" ujar orang itu, dengan menyodorkan tanganya ke Mentari.
"Mentari" balas Mentari, dengan nenyambut uluran tangan orang itu.
"Sebenernya gue mau minta tolong sama lo?" Ujar orang itu.
"Minta tolo
Rencana Marlin untuk pulang bersama Benji batal. Karena tiba-tiba Benji ada urusan dan akhirnya pulang duluan."Maaf ya Mar, kak benjinya udah pulang duluan" ucap Mentari tak enak.Marlin mengangguk."Yaudah, nggak papa. Sekarang kita harus atur rencana baru. Gimana caranya biar gue bisa keluar berdua sama Benji""Aku nggak yakin sih kalau kak Benji bakal mau" jawab Mentari. Pasti bakal susah buat bujuk Benji mau keluar sama Marlin.Marlin berpikir sejenak. Dia juga tau kalau Benji pasti nggak akan mau."Ha.. gue punya ide" ujar Marlin dengan tersenyum senang."Gimana kalau Lo ajak Benji makan malam. Tapi nanti, yang Dateng gue bukan Lo."Mentari hanya diam, kenapa rasanya dia jadi takut."Lo tenang aja, masalah tempat gue yang urus. Tugas Lo cuma nyuruh Benji ke sana. nanti gue kirim alamatnya, oke!" ucap Marlin lagi.
"Lo gimana sih Tar, ya jelas lah Benji pasti marah" ujar Mila heran.Sekarang mereka sedang berada di kamar Mentari. Mila sengaja datang kerumah Mentari, karena Mentari minta dia datang kesini.Dan .entari menceritakan semua masalahnya dengan Benji."Aku haru gimana sekarang?" Tanya Mentari.Mila merebah kan tubuhnya."Ya minta maaf. Karena yang Lo lakuin itu udah keterlaluan" ujar Mila, bukan mau memojok kan Mentari.Tapi memang begitu kenyataan.Mendengar ucapan Mila membuat Mentari semakin merasa bersalah. Bahkan sekarang nomornya sudah di blok buat Benji."Padahal niat aku kan baik" ujar Mentari."Baik menurut Lo, belum tentu baik menurut orang lain. Lo bayangin deh, gimana rasanya jadi Benji. Saat dia cinta sama Lo setulus hati, tapi Lo malah nyuruh dia deket sama perempuan lain. Sama kayak yang Lo rasain dulu. Saat Lo cinta sama Romi setulus hati
Semenjak kejadian kemarin, hari-hari Mentari semakin parah, dia semakin di bully di kampus.Dia berusaha menebal kan telinganya, mencoba tak peduli. Tapi walau bagaimana pun tetap saja sakit hati mendengar hinaan mereka.Mentari menghembus kan napasnya, rasanya semakin berat untuk datang ke kampus besok.Sekarang Mentari sedang menyiapkan keperluan nya untuk besok, dia akan pergi kemah, sekaligus baksos yang di adakan di kampusnya. Mereka akan mengunjungi salah satu desa terpencil.Mentari menyiapkan keperluannya selama tiga hari di sana."Tari..." Panggil ibu Mentari."Benji ikut acara besok?" Tanya ibunya.Membuat Mentari terdiam, ibunya belum tau kalau hubungannya dengan Benji sedang tidak baik."Heh, malah melamun orang ditanya juga" ujar ibu Mentari dengan, menyentuh bahu Mentari."Nggak tau Bu" hanya itu yang bisa di
Mereka sudah tiba di tempat tujuan, Mentari tersenyum cerah, dia menghirup udara segar yang ada disini. Sungguh dia sangat suka suasana pedesaan seperti ini."Wah .... Siapa tu?" Teriak seseorang yang ada di sana.Membuat semua orang menoleh termasuk Mentari.Deg...Jantung Mentari berdetak cepat, dia melebar kan matanya, saat melihat Benji keluar dari mobil bersama seorang wanita."Wah Benji pergi dengan siapa tuh?""Cantik banget..."Terdengar bisik-bisik dari mereka semua. Ada yang kagum dengan Benji dan perempuan itu karena terlihat sangat cocok. Namun ada juga yang kesal karena iri."Mereka berdua cocok banget, nggak kayak yang di sebelah gue nih".. seseorang menyindir Mentari dengan senyum mengejek dan di ikuti tawa yang lainya.Mentari memejamkan matanya men
Mentari kembali lagi ke tenda, dia melihat semua temanya sudah berkumpul.Mentari segera berlari dan berdiri di barisan paling belakang. mereka di jelas kan apa saja kegiatan yang akan di lakukan selama di sini.Setelah ini mereka akan membagi kan sembako yang mereka bawa ke pada warga setempat.Mentari mengambil beberapa sembako dan membagi Kan nya ke pada warga yang lewat."Makasih nak..." Ucap seorang ibu-ibu."Sama-sama Bu..." Ujar Mentari dengan tersenyum senang.Bug...Seseorang menabrak bahu Mentari dengan keras.Sehingga Mentari terjatuh. Hingga terduduk di tanah."Aw..." Ringisnya. Telapak tangannya tergores batu.Mentari menggeleng kan kepalanya. Pasti orang itu sengaja menabrak nya Hinga jatuh.Benji yang yang tak sengaja lewat, dia melihat Mentari terjatuh.
Mentari membaring kan tubuhnya yang terasa sangat lelah. Kegiatan hari kedua disini, mereka mengunjungi pemukiman warga, mereka juga ke sekolah, membantu membersih kan masjid. Dan ke tempat-tempat umum masyarakat lain nya.Mentari membuka matanya lagi, walaupun tubuhnya terasa sangat lelah, tapi tetap saja matanya tidak mau tidur.Dia menghela napas berat, semenjak bertengkar dengan Benji. Entah mengapa dia merasa serba salah. Hatinya menjadi gelisah. Banyak ketakutan yang tidak bisa dia jelas kan.Semoga semua yang di rasa kan tidak benar, dia tidak boleh suka sama Benji. Karena mungkin sekarang sudah terlambat di ucap kan. Dia akan terlihat sangat egois nanti.Bahkan hari ini, Benji seperti nya makin membenci dirinya. Kalau biasa nya Benji akan melihat atau melirik nya sekilas saat mereka berpapasan. Tapi tadi Benji sama sekali tidak melihat nya sedikit pun.*****Hari k
Hari ini waktunya mereka semua pulang."akhirnya pulang juga...." Ujar Mentari dengan berjalan menuju bus.Baru saja Mentari hendak naik ke bus, namun seseorang lebih dulu menarik tangannya.Mentari menoleh ke orang itu."Loh kak mau kemana..?" Tanya Mentari.Orang itu adalah Benji, dia menarik Mentari entah kemana."Lepasin kak..." Ujar Mentari lagi, dia berusaha melepaskan tangannya. Namun tenaga Benji jauh lebih kuat dari pada dia.Benji terus menarik tangan Mentari, hingga sampai di mobilnya. Dia segera membuka pintu belakang mobilnya dan memasukan Mentari dengan paksa."Loh kak aku nggak....""Tari...." Ujar Lea memotong ucapan Mentari."Ha... Hai.." jawab Mentari dengan kaku.Benji pun masuk kedalam mobil.Dia langsung menyalakan mobilnya."A...ku naik bus aja kak" ujar Men
Mentari tak sabar ingin cepat sampai kerumahnya. Dia sudah tidak betah berada di motor Romi.Kalau dulu dia akan sangat senang, pergi berdua bersama Romi. Tapi sekarang dia malah membencinya.Semua hal pasti akan berubah pada waktunya, begitu juga perasaan.Romi terus mengajak Mentari bicara, namun Mentari hanya diam tidak menanggapi nya.Akhirnya, mereka pun tiba di rumah Mentari. Mentari segera turun dari motor Romi."Makasih.." ucapnya.Baru saja Romi mau menjawab, namun Mentari sudah lebih dulu masuk ke dalam rumahnya.Romi menatap sedih punggung Mentari."Sekarang kita jauh banget..." Ujarnya sedih. Dia merasa hubungannya dengan Mentari tidak akan membaik lagi seperti dulu, bahkan untuk berteman saja tidak mungkin.Sedalam itu luka yang dia berikan dulu, sehingga Mentari sangat membencinya.Andai Mentari ta