"cium lagi...." Pinta Benji dengan mendekat kan wajahnya ke Mentari.
Mentari menghembuskan napasnya entah sudah ke berapa kali, Benji minta di cium.
"Merem dulu..." Suruh Mentari.
Benji pun menurut, dia segera memejamkan matanya dengan memajukan bibirnya.
Mentari tertawa geli melihat Benji begini. dia segera mengambil handphone nya lalu memotret Benji.
Mentari sangat puas dengan hasil fotonya, kapan lagi punya foto Benji yang menggemaskan begini.
Bagaimana kalau orang-orang kantor, atau teman kampus mereka tau. Pasti akan heboh.
Benji yang biasanya garang Dan menyeramkan, sekarang malah terlihat imut dan menggemaskan.
Mereka pasti akan tertawa melihat Benji yang begini.
Benji membuka matanya, saat Mentari tak kunjung menciumnya.
"Ngapain lo..?" Tanyanya."E...enggak.." jawab Mentari, dia menyembunyika
"DASAR ANAK KURANG AJAR.." teriak seseorang.Membuat Benji, Mentari, dan papinya menoleh ke arah pintu masuk.Ada Laras yang berdiri di sana, dia menatap Benji dengan marah."Ini drama yang gue bilang kemarin.." bisik Benji ke Mentari dengan tersenyum.Masih sempat-sempatnya Benji berbicara begitu, batin Mentari.Bram yang melihat istirnya, langsung menahan Laras yang hendak menampar Benji."Sudah hentikan.." ujarnya."KAMU NGEBELAIN ANAK KURANG AJAR INI..." teriak Laras memaki suaminya."GARA-GARA DIA JIMI MASUK PENJARA.." ujar Laras lagi."Bukan karena saya, tapi itu ulah anak lo sendiri ibu Laras..." Ujar Benji mengejek.Laras melototkan matanya ke arah Benji."INI SEMUA GARA-GARA KAMU ANAK SIALAN, KARENA KAMU KELUARGA SAYA JADI SUSAH. DASAR PEMBAWA SIAL" teriak Laras tak terima."Tolong
Mentari sedang menemani Mila memilih undangan untuk pernikahan nya.Sebentar lagi Mila akan menikah dengan Dito. Karena Dito tidak bisa menemani Mila, jadi Mila meminta Mentari menemaninya.Lagian mereka juga sudah lama tidak pergi bersama.Setelah memilih undangan, mereka berdua pergi ke mall untuk jalan-jalan.Sekarang mereka sedang makan berdua, sambil ngobrol."Jadi lo mutusin untuk berhenti kerja.." ucap Mila.Mentari mengangguk. Dia memang memutuskan untuk berhenti kerja di kantor Benji. Lagian juga di sana dia nggak ngapa-ngapain jadi percuma."Habisnya aku di sana nggak ngapa-ngapain, cuma di kurung di ruangan kak Benji..." Keluh Mentari."Ya udah lah Tar, mending di rumah jadi ibu rumah tangga aja. Nanti gue juga kalau udah nikah bakal di rumah aja" ucap Mila."Dan lo jadi banyak waktu kan sama ibu lo, Itu kan yan
Sudah seminggu berlalu semenjak kejadian kemarin.Dan sampai sekarang Benji masih belum mau bicara dengan Mentari, Benji terus mendiami Mentari.Sudah berbagai cara Mentari lakukan, namun Benji masih belum memaafkan nya juga.Mentari melirik ke arah Benji, Benji hanya diam dan fokus menyetir.Hari ini adalah hari pernikahanMila dan Dito. Untungnya Benji mau pergi dengan nya.Tak lama Mobil mereka pun berhenti tepat di depan gedung pernikahan Mila.Benji segera turun dan di susul oleh Mentari.Mereka langsung masuk ke dalam. Sudah banyak tamu yang hadir.Mentari juga melihat beberapa teman sekolahnya dulu.Mentari dan Benji duduk di salah satu meja.Mentari melihat ke arah pelaminan, Mila terlihat sangat cantik, Mila sibuk menyalami para tamu."Aku mau ambil makanan dulu ya kak.." pam
Mentari berkali-kali menoleh ke pintu ruang kerja Benji. Berharap Benji segera keluar dari sana.Semenjak pulang dari pernikahan Mila tadi, Benji langsung masuk ke ruang kerjanya, dan sampai sekarang belum keluar juga.Mentari lebih baik Benji marah-marah daripada terus diam seperti ini. Membuat dia jadi bingung harus berbuat apa.Mentari kembali masuk ke dalam kamarnya, dia melihat jam sudah jam dua belas malam ternyata.Mentari membaringkan tubuhnya di ranjang, dia menatap langit-langit kamarnya."Apa aku samperin aja ya..." Ujar Mentari.Sungguh dia tidak bisa tidur kalau begini. Kenapa masalahnya dan Benji jadi berlarut-larut begini sih.Mentari membulatkan tekatnya, dia segera beranjak dari kasur. Lalu berjalan keluar kamar menuju ruang kerja Benji.Mereka harus selesai kan masalah mereka sekarang juga.Ceklek
"kak.. ayo sarapan.." ajak Mentari."Duluan aja, nanti gue nyusul..." Ucap Benji, masih sibuk dengan handphone nya.Mentari mengangguk dia pergi ke bawah duluan."Ibu..." Panggil Mentari. Saat melihat ibunya sudah ada di ruang makan."Sayang ayo makan, Benji mana?" Tanya Mira."Masih di atas, bentar lagi juga turun.." ujar Mentari dengan duduk.Mentari mulai mengambil makanan di piringnya, dia juga mengisi piring Benji."Ibu semalam pergi kan, ke pernikahan Mila?" Tanya Mentari."Pergi dong, masak nggak..." Jawab Mira."Tapi kok aku nggak lihat ibu di sana.." ujar Mentari lagi.Pasalnya kemarin, Mentari sama sekali tidak melihat ibunya di pernikahan Mila."Ibu datangnya terakhir, pas udah mau selesai..." Ujar Mira.Mentari memang pulang cepat semalam, tidak sampai acara se
Mentari menghempaskan tubuhnya di atas ranjang dia menangis sejadi-jadinya.Benji berjalan menghampiri Mentari.Dia ikut naik ke atas ranjang.Benji mengelus rambut Mentari dengan sayang."Sini..." Ucap nya dengan menarik Mentari ke dalam pelukannya.Mentari membalas pelukan Benji, dia membenamkan kepalanya di dada Benji."Hiks....hiks..." Mentari terus menangis."Ssstttt...." Ujar Benji menangkan.Benji terus mengusap punggung Mentari."Udah..." Ucap Benji."Ibu nggak sayang sama aku hiks..." Ujar Mentari di sela tangisnya.Benji juga bingung mau bicara apa."Dengerin gue dulu..." Ucap Benji menjauhkan wajah Mentari dari dadanya, dan melonggarkan pelukan mereka.Benji mengelap air mata Mentari."Ibu mungkin udah mempertimbangkan semuanya..." Ucap Benji.
Mentari terus menghapus air matanya.Mila mengelus bahu Mentari, mencoba menenangkan Mentari.Mentari menarik napas dalam, lalu menghembuskan nya.Kenapa tangisnya tidak mau berhenti, rasanya sedih sekali.Hari ini, hari pernikahan ibunya. Dia sudah mencoba ikhlas, dan merelakan ibunya menikah lagi.Acara pernikahan ibunya hanya di adakan di rumah saja, tidak ada pesta, hiasan juga tidak ada.Hanya mengadakan ijab kabul saja, dan yang datang juga cuma keluarga dekat.Air mata Mentari semakin deras, saat ijab kabul telah selesai dan ibunya sudah sah menjadi istri orang.Mira melihat ke arah Mentari dengan iba. Pandangan mereka bertemu untuk beberapa saat.Mira menyesal telah melukai hati Mentari."Kita masuk ke kamar lo aja..." Ajak Mila.Mentari mengangguk, lebih baik dia masuk kamar dan bisa menangis sepuasnya.Kalau di sini dia merasa tidak enak, sedari tadi semua orang terus memperhati
"ayo cepat makan..." Ucap Benji.Benji menyuapi Mentari dengan sabar.Mentari sampai sakit karena terlalu memikirkan ibunya.Mentari menggelengkan kepalanya dia menolak suapan dari Benji."Jangan buat gue marah ya..." Ujar Benji mulai kesal.Dia sudah berusaha sabar dari tadi, karena Mentari lagi sakit."Di suruh makan aja susah..." Ujar Benji lagi.Mentari hanya diam, dia menundukkan kepalanya tidak berani melihat ke arah Benji.Benji segera beranjak dari duduknya, dia mengambil handphone nya."Dok, bisa tolong ke rumah saya. Istri saya sakit..." Ucap Benji, yang ternyata sedang menelpon dokter keluarganya.Mentari mengangkat wajahnya, dia menggeleng kan kepalanya lagi."Aku nggak mau kak..." Tolaknya tidak mau di periksa dokter, lagian dia cuma demam biasa.Benji menaruh handphone n