Share

SEMBILAN PULUH SEMBILAN

"Oh, hallo. Terima kasih telah datang ke acara keluarga kami."

Semua orang sontak menoleh ke sumber suara, di atas panggung. Arka.

Laras terbelalak ketika melihat betapa tampannya pria itu. "Astaga, dia sangat tampan, selain kaya dan juga berpengaruh, ternyata wajahnya juga bisa dibanggakan. Kalau begini, aku rela menjadi selirnya."

Akmal memutar kedua bola mata ketika mendengar celotehan kakaknya. "Yang jadi pertanyaan, mau nggak dia sama kamu?"

Laras cemberut ketika mendengar ucapan buruk adiknya. "Apakah kamu tidak bisa mendoakan aku yang baik-baik?"

Akmal mengangkat kedua bahu dengan santai.

Yuni masih menatap Aji, merasa cemas karena tidak bisa mendekatinya, lalu menatap kesal Ike yang sudah menghalangi jalannya.

'Dia masih melihat Presiden, apakah anda tidak khawatir?'

Buat apa mengkhawatirkan hal yang tidak perlu?

'Humm? Bagaimana dengan wanita yang memakai gaun merah dan seksi itu? Wow, pakaiannya terbuka sekali.'

Bora spontan menoleh ke arah yang ditunjukan Bern palsu. Seora
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status