Cerita berikut adalah fiksi belaka. Di ambil dari cerita nyata seseorang. Mohon untuk tidak membandingkan dengan kejadian nyata karena ini hanya olah pikiran saya saja. Terimakasih, dam semoga suka. Jangan lupa like,,subscribe dan komen biar tambah semangat nulisnya.
Bismillah
"SUAMI DARI ALAM LAIN"
#Part_14
#by: R.D. Lestari.
Dugh!
Tubuhku setengah terpental ke atas, hampir saja menyentuh atap mobil saking kerasnya hentakan. Beruntung ada sabuk pengaman yang melindungi tubuh ku agar tidak terpental hebat.
"Buka matamu, In," suara Bima membuatku tersadar dan perlahan membuka mata. Sinar berwarna-warni bak pelangi mengelilingi mobil kami. Dan bukan hanya kami, banyak juga kendaraan yang berlalu-lalang beserta kami.
"Kita di mana, Kak?" aku menatap heran sekitar.
"Kita masih berada di dalam portal antara duniam
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_15#by: R.D. Lestari. "Nek, motor itu kenapa bisa sampai rumah?" akhirnya kata itu terucap di bibirku. Nenek melirik benda yang aku tunjuk itu. "Oh, itu. Kemarin ada beberapa tentara datang ke rumah membawa Motor itu pulang. Mereka bilang kamu ada urusan dengan komandannya untuk menyelamatkan jiwa Rena. Makanya kami menunggumu pulang dalam keadaan khawatir," papar Nenek. Aku mengangguk pelan. Mereka pasti prajurit bawahan Bima. Aku tersenyum simpul. So sweet juga Bima, bisa-bisanya ia berpura-pura tak tahu siapa yang mengambil motorku. Ku hempaskan tubuhku keras di atas kasur kapukku. Kamar ini, betapa kangen tidur di sini. Walau berasa hanya sehari meninggalkan rumah ini, entah mengapa rasanya kangen sekali. Matapun terpejam karena ngantuk yang tak terhingga, tak menunggu
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_16#by: R.D.Lestari. Mataku terbelalak ketika sebuah motor mahal berwarna merah telah terparkir di teras rumah beserta salesnya. "Kamu pesen motor, In?" tanya Ibu. Mata nya melotot melihatku. "Siapa yang mau bayar?untuk uang kuliahmu saja Ibu sudah susah!" hardik Ibu. "Ng--nggak, kok, Bu," aku terbata karena memang aku tak pernah memesan barang apa pun, apalagi motor. Aku cukup tau diri siapa aku dan keluargaku. Kami hanya keluarga sederhana yang untuk makan sehari-hari kadang susah. "Selamat siang, Bu. Kami dari dealer Panca Motor Sakti datang membawa pesanan motor matic warna merah untuk Ibu Indri, motornya sudah di bayar lunas dan nama pembelinya di rahasiakan, silahkan di terima Bu," sales berpakaian hitam itu menyerahkan kunci motor padaku. Aku terkesiap, begitu juga Ibu. Ku terima kunci motor
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_18#by: R.D.Lestari. Nenek menatapku lekat. Ia menyentuh tanganku dan menutup matanya lekat. Keningnya mengkerut seperti sedang berpikir keras. "Hmmmh," ia melenguh panjang. "Nak?" neneknya Sri membuka mata dan menatapku sendu. "Seseorang itu jatuh cinta padamu, dan kurasa kamu pun mencintai nya. Namun, cinta kalian sulit untuk bersatu karena dimensi yang berbeda antara kamu dan dia," ucapnya lembut. "Dimensi? apa itu maksudnya, Bima?" hatiku langsung tertuju padanya. "Kamu harus segera menjauhinya atau kamu akan masuk ke dunianya, seperti ...," "Seperti apa, Nek?" aku dan Sri serentak bertanya. "Seperti Nenek dulu yang hampir saja terjebak di sana. Kota Uwentira. Nenek sempat hampir di nikahi penduduk sana, pemuda tampan dan san
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_19#by: R.D. Lestari. Sirat keraguan terpancar di wajah Indri yang cantik. Ia berada di jurang pilihan, bertahan atau pergi. Tatapan dari bola mata biru web itu air laut itu membawa Indri pada keraguan yang mendalam. Haruskah ia terbuai bujuk rayuan pemuda tampan dari dimensi berbeda ini? "Indri ...," lagi, pria tampan itu seolah enggan begitu saja pergi melepas cinta yang sejatinya sudah ia genggam. Keyakinan akan sosok wanita di hadapannya ini membunuh prasangka buruk yang mungkin mereka temui di kemudian hari nanti. "Indri ...," ucapannya kali ini menyadarkan Indri dari lamunan yang panjang. Bola mata hitamnya menatap tajam lelaki di hadapannya. Untuk sesaat Indri mundur beberapa senti ke belakang. Ia menatap takut pemuda yang masih mengulurkan tangannya itu. Sayapnya yang terbentang kini menutup de
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_20#by: R.D.Lestari. "Auuuuuuuu!" lolongan srigala memekakkan telinga Indri. Indri terduduk di sudut ruangan gelap dengan seberkas sinar dari jendela yang hanya berukuran 30x30 cm. Cukup kecil untuk ukuran jendela rumah. Ya, ini memang bukan rumah. Melainkan sebuah bangunan tua yang sudah lama tak di huni. Mirip seperti menara. Indri dengan tubuh gemetar memeluk kakinya. Airmatanya tumpah. Bekas cakaran werewolf sewaktu menculiknya masih terasa amat pedih dan menyakitkan. Dalam lubuk hatinya terselip penyesalan yang teramat sangat. Seandainya ia mau menerima ajakan Bima, tentu saat ini ia tak akan berada di cengkraman makhluk-makhluk mengerikan yang kini menjaga nya di luar menara. Bima, seketika Indri rindu kehadirannya. Lelaki baik itu tak semestinya merasa sakit hati karena perlakuannya.&nb
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_21#by: R.D. Lestari. "Bima ... tolong aku ...," "Indri! kau kah itu!" Senyap. Tak ada jawaban sedikitpun. Lantas, suara siapa itu? apakah semilir angin malam yang membawanya? Hati Bima terasa amat sakit, seolah separuh jiwanya hilang. Ia amat yakin saat ini Indri tak baik-baik saja. Yang sangat mengusik hatinya adalah kenapa kekuatannya seolah tak mampu menembus keberadaan Indri? Wuzhhhhh! Bima melesat terbang kembali ke rumahnya. Melewati bukit dan menerjang pepohonan di bawah sinar rembulan.*** "Kak, ada Deren yang menunggumu sejak tadi," Diana, adik Bima segera mendekati nya begitu melihat Bima datang. Deren yang tau kehadiran Bima langsung berdiri dan menarik tangan Bima menjauh dari Diana. Diana yang sadar akan kehadirannya yang menggan
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_22# by: R.D.Lestari. Tap-tap-tap! Pelan tapi pasti, Bima menuruni anak tangga yang cukup panjang. Darahnya jatuh menetes di setiap anak tangga. Perlahan lukanya mulai menutup dengan sempurna. Ya, sebagai makhluk abadi, Bima bisa menyembuhkan diri sendiri. Tap-tap-tap! Bima mempercepat langkahnya. Bayangan akan sosok Indri yang kini kesakitan kian menari di pikirannya. Mata nya merah membara menahan amarah. Balas dendam kepada Silva pasti akan ia lakukan. Saat menuruni anak tangga terakhir, tubuh Bima bergetar hebat. Di hadapannya kini seonggok tubuh terbaring tak berdaya. Tanpa ia sadari bulir itu jatuh di ujung pelupuk matanya. Bima bergegas mendekat. Tangan nya mencengkeram jeruji besi dengan kuat. Ia bisa saja menembus benda itu dengan mudah, tapi bagaimana dengan Indri?
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_23#by:R.D.Lestari. Bima dan Indri terbang menembus langit, dingin akibat hembusan angin membuat tubuh Indri menggigil. Bima dengan lembutnya mempererat pelukan dan membawa Indri ke dalam dada bidangnya yang sixpack. Indri semakin terhanyut. Perlahan energi Indri semakin terisi, tubuhnya kembali bugar. Ia bisa dengan mudah mengangkat kepalanya dan matanya menyisir sekitar. Mereka melewati bukit, laut dan kembali melesat membelah awan malam. Pendar bintang dan rembulan menambah suasana romantis untuk mereka berdua. Cup! Kembali Bima mengecup bibir Indri lembut, membuat wanita itu tersipu malu. Tap! Bima menjejakkan kakinya di sebuah bukit yang berada di atas deburan ombak laut. Indri perlahan di turunkan dari gendongannya. Tubuh Bima yang semula penuh l